3/26/2018

Kedatangan utusan dari kabilah Hawazin.

Kedatangan utusan dari kabilah Hawazin.

Setelah Nabi SAW dan pasukan muslimin mundur dari Thaif, orang-orang Hawazin yang ikut bani Tsaqif di dalam benteng Thaif merasa gelisah, karena mereka ingat akan keluarganya (istri dan anak-anaknya), yang berjumlah kurang lebih enam ribu orang berada dalam tawanan kaum muslimin. Maka kaum Hawazin tidak tahan lebih lama lagi mengikuti kaum Tsaqif bertahan di dalam benteng Thaif, sehingga mereka mengirimkan beberapa orang Hawazin keluar dari benteng Thaif untuk bertemu Nabi SAW, yang dikepalai oleh Zuhair Abu Shurad. Mereka berangkat untuk menemui Nabi SAW dan akan mengemukakan beberapa permintaan.
Ketika itu Nabi SAW dan pasukannya sedang berada di Ji'ranah (suatu tempat antara Thaif dan Makkah tetapi lebih dekat ke Makkah), dan barusaja menyelesaikan urusan harta rampasan dan para tawanan yang didapat di Hunain, tiba-tba datanglah serombongan orang-orang Hawazin kepada Nabi SAW dan kedatangan mereka itu untuk menyerahkan diri, mengikut Islam.
Setelah kedatangan dan keislaman mereka diterima oleh Nabi SAW, lalu mereka berkata :
يَا رَسُوْلَ اللهِ، اِنَّا اَصْلٌ وَ عَشِيْرَةٌ وَ قَدْ اَصَابَنَا مِنَ اْلبَلاَءِ مَا لَمْ يَخْفَ عَلَيْكَ فَامْنُنْ عَلَيْنَا مَنَّ اللهُ عَلَيْكَ. ابن هشام 5: 163
Ya Rasulullah, sesungguhnya kami ini satu asal dan satu golongan, dan kami sedang tertimpa bahaya yang tidak tersembunyi lagi bagi engkau, maka berilah kemurahan atas kami, dan semoga Allah memberi kemurahan atas engkau. [Ibnu Hisyam juz 5, hal. 163]

Kemudian Zuhair selaku ketua rombongan berkata kepada Nabi SAW :
يَا رَسُوْلَ اللهِ، اِنَّمَا فِى اْلحَظَائِرِ عَمَّاتُكَ وَ خَالاَتُكَ وَ حَوَاضِنُكَ اللاَّتِى كُنَّ يَكْفُلْنَكَ، وَ لَوْ اَنَّا مَلَحْنَا لِلْحَارِثِ بْنِ اَبِى شَمِرٍ اَوْ لِلنُّعْمَانِ بْنِ اْلمُنْذِرِ، ثُمَّ نَزَلَ مِنَّا بِمِثْلِ الَّذِى نَزَلْتَ بِهِ، رَجَوْنَا عَطْفَهُ وَ عَائِدَتَهُ عَلَيْنَا وَ اَنْتَ خَيْرُ اْلمَكْفُوْلِيْنَ. ابن هشام 5: 163
Ya Rasulullah, sesungguhnya yang berada di dalam kandang (orang-orang tawanan) itu terdapat bibi-bibi engkau dari jalur bapak, bibi-bibi engkau dari jalur ibu, dan wanita-wanita pengasuh engkau yang mereka itu pernah mengasuh engkau. Seandainya kami menyusui Al-Harits bin Abu Syamir atau Nu'man bin Mundzir, maka kedudukan kami seperti kedudukan engkau, kami mengharap kasih sayangnya dan kebaikannya atas kami. Dan engkaulah sebaik-baik orang yang diberi haq untuk menjamin. [Ibnu Hisyam juz 5, hal. 163]
Maksudnya, mereka itu mengemukakan permintaan kepada Nabi SAW bahwa harta benda mereka yang telah menjadi rampasan dan keluarga mereka yang telah menjadi tawanan kaum muslimin supaya diserahkan kembali kepada mereka. Dan cara Zuhair mengemukakan itu dengan kata-kata yang halus dan menarik. Tetapi karena ketika itu harta rampasan telah dibagi-bagikan kepada orang-orang yang berhaq menerimanya, bahkan sebagian dibagi-bagikan kepada orang-orang Quraisy yang baru saja masuk Islam, maka Nabi SAW sebagai seorang pemimpin yang bijaksana, setelah mendengar permintaan yang demikian itu beliau lalu menjawab dengan cara yang halus pula :
اِنَّ اَحَبَّ اْلحَدِيْثِ اِلَيَّ اَصْدَقُهُ. فَاخْتَارُوْا اِحْدَى الطَّائِفَتَيْنِ، اِمَّا السَّبْيَ وَ اِمَّا اْلمَالَ. وَ قَدْ كُنْتُ اَنْتَظِرُكُمْ حَتَّى ظَنَنْتُ اَنَّكُمْ لاَ تَقْدُمُوْنَ. نور اليقين : 215
Sesungguhnya perkataan yang lebih aku sukai adalah perkataan yang paling jujur, maka pilihlah salah satu diantara dua pilihan : tawanan ataukah harta benda. Dan sesungguhnya aku telah menanti-nanti kamu, hingga aku menyangka bahwa kamu tidak akan datang. [Nuurul Yaqiin hal. 215]
Kemudian mereka menjawab :
يَا رَسُوْلَ اللهِ، خَيَّرْتَنَا بَيْنَ اَمْوَالِنَا وَ اَحْسَابِنَا، بَلْ تَرُدُّ اِلَيْنَا نِسَاءَنَا وَ اَبْنَاءَنَا وَ هُوَ اَحَبُّ اِلَيْنَا. ابن هشام 5: 163
"Ya Rasulullah, engkau menyuruh kami supaya memilih antara harta benda dan keluarga kami, jika engkau mengembalikan kepada kami perempuan-perempuan kami dan anak-anak kami itu lebih kami sukai". [Ibnu Hisyam juz 5, hal. 163]
Segenap tawanan Hawazin dibebaskan
Oleh karena utusan Hawazin telah jelas menyatakan bahwa yang lebih disukai ialah wanita-wanita dan anak-anak mereka, maka bagi Nabi SAW sendiri dan bagi orang-orang dari keturunan 'Abdul Muththalib tidak akan keberatan mengembalikan para tawanan yang menjadi bagiannya. Tetapi para tawanan yang menjadi bagian orang lain tentu saja harus dimintakan kerelaannya dengan cara yang halus. Oleh karena itu Nabi SAW waktu itu bersabda kepada para utusan Hawazin demikian :
اَمَّا مَا كَانَ لِى وَ لِبَنِى عَبْدِ اْلمُطَّلِبِ فَهُوَ لَكُمْ. وَ اِذَا مَا اَنَا صَلَّيْتُ الظُّهْرَ بِالنَّاسِ فَقُوْمُوْا فَقُوْلُوْا: اِنَّا نَسْتَشْفِعُ بِرَسُوْلِ اللهِ اِلىَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ بِاْلمُسْلِمِيْنَ اِلىَ رَسُوْلِ اللهِ فِى اَبْنَاءِنَا وَ نِسَاءِنَا فَسَأُعْطِيْكُمْ عِنْدَ ذلِكَ وَ اَسْأَلُ لَكُمْ. ابن هشام 5: 163
Adapun apa yang ada padaku dan pada keturunan 'Abdul Muththalib maka akan ku kembalikan kepada kalian. Dan apabila nanti aku sudah selesai mengerjakan shalat Dhuhur dengan orang banyak, maka hendaklah kamu berdiri lalu katakanlah, "Kami memohon bantuan dengan Rasulullah kepada kaum muslimin dan dengan kaum muslimin kepada Rasulullah tentang anak-anak kami dan perempuan-perempuan kami, maka aku akan berikan kepada kalian ketika itu, dan aku akan meminta kepada orang banyak untuk kalian. [Ibnu Hisyam juz 5, hal. 163]
Maksudnya, bahwa tawanan yang telah menjadi bagian Nabi SAW dan bagian orang-orang dari banu 'Abdul Muththalib sudah pasti dikembalikan kepada mereka. Adapun para tawanan yang sudah menjadi bagian orang-orang dari tentara kaum muslimin yang lain, caranya meminta kembali, mereka diberi pelajaran oleh Nabi SAW seperti yang tersebut itu. Oleh sebab itu, maka sesudah Nabi SAW selesai mengerjakan shalat Dhuhur bersama kaum muslimin, lalu para utusan Hawazin itu berdiri dan mengatakan di hadapan orang banyak, "Kami ini telah mengikut Islam, dan kami ini saudara-saudara kalian di dalam agama. Kami memohon bantuan dengan Rasulullah kepada kaum muslimin dan dengan kaum muslimin kepada Rasulullah tentang anak-anak kami dan orang-orang perempuan kami, agar mereka itu dikembalikan kepada kami".
Setelah mereka mengatakan demikian, lalu Nabi SAW berdiri di depan tentara kaum muslimin dan bersabda :
اَمَّا بَعْدُ، فَاِنَّ اِخْوَانَكُمْ هؤُلاَءِ قَدْ جَاءُوْا تَائِبِيْنَ. وَ اِنّى قَدْ رَأَيْتُ اَنْ اَرُدَّ اِلَيْهِمْ سَبْيَهُمْ. فَمَنْ اَحَبَّ اَنْ يُطَيّبَ بِذلِكَ فَلْيَفْعَلْ وَ مَنْ اَحَبَّ مِنْكُمْ اَنْ يَكُوْنَ عَلَى حَظّهِ حَتَّى نُعْطِيَهُ اِيَّاهُ مِنْ اَوَّلِ مَا يُفِيْءُ اللهُ عَلَيْنَا فَلْيَفْعَلْ. نور اليقين 216
Adapun kemudian, maka sesungguhnya saudara-saudara kalian ini datang dengan bertaubat, dan sesungguhnya aku berpendapat bahwa aku akan mengembalikan para tawanan itu kepada mereka. Oleh sebab itu maka barangsiapa dengan suka rela mengembalikan tawanan itu, hendaklah ia lakukan, dan barangsiapa diantara kalian yang tetap menginginkan bagiannya sehingga kami akan menggantinya dari yang mula-mula Allah memberi rampasan kepada kami, maka lakukanlah. [Nuurul Yaqiin hal. 216]
Angkatan perang kaum muslimin dari kaum Muhajirin dan dari kaum Anshar setelah mendengar pernyataan Nabi SAW seperti itu, lalu mereka masing-masing mengatakan, "Para tawanan yang ada pada kami, maka kami serahkan kembali kepada Rasulullah SAW".
Mereka serentak menyatakan keikhlashan mereka mengembalikan para tawanan yang ada pada mereka itu kepada kaum Hawazin.
Namun Al-Aqra' bin Habis menjawab, "Saya dan kaum banu Tamim, tidak". Lalu 'Uyainah bin Hisn menjawab, "Saya dan kaum banu Fazarah, tidak". Kemudian 'Abbas bin Mirdas menjawab, "Saya dan kaum banu Sulaim, tidak".
Mendengar ucapan 'Abbas bin Mirdas demikian itu kaum banu Sulaim lalu menyahut, "Tawanan yang ada pada kami, maka kami serahkan kembali kepada Rasulullah SAW". Mendengar sangkalan kaum banu Sulaim ini, 'Abbas bin Mirdas berkata dengan nada marah, "Kalian menghina aku".
Kemudian Rasulullah SAW bersabda kepada mereka :
اَمَّا مَنْ تَمَسَّكَ مِنْكُمْ بِحَقّهِ مِنْ هذَا السَّبْيِ فَلَهُ بِكُلّ اِنْسَانٍ سِتُّ فَرَائِضَ مِنْ اَوَّلِ سَبْيٍ اُصِيْبُهُ. ابن هشام 5: 164
Barangsiapa diantara kalian yang menahan haknya (keberatan mengembalikan) tawanan ini, maka baginya akan diganti pada tiap-tiap seorang enam kali bagian dari tawanan yang mula-mula akan kuperoleh. [Ibnu Hisyam juz 5, hal. 164]
Dengan kebijaksanaan Nabi SAW yang demikian itu orang-orang yang semula merasa keberatan akhirnya menyerahkan kembali para tawanan yang ada pada tangan mereka dengan tulus ikhlash kepada Nabi SAW. Kemudian oleh Nabi SAW semua tawanan orang Hawazin sebanyak enam ribu orang itu diserahkan kembali kepada para utusan kaum Hawazin tersebut.
Bukhari meriwayatkan sebagai berikut :
اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَامَ حِيْنَ جَاءَهُ وَفْدُ هَوَازِنَ مُسْلِمِيْنَ فَسَأَلُوْهُ اَنْ يَرُدَّ اِلَيْهِمْ اَمْوَالَهُمْ وَ سَبْيَهُمْ. فَقَالَ لَهُمْ رَسُوْلُ اللهِ ص مَعِى مَنْ تَرَوْنَ وَ اَحَبُّ اْلحَدِيْثِ اِلَيَّ اَصْدَقُهُ فَاخْتَارُوْا اِحْدَى الطَّائِفَتَيْنِ، اِمَّا السَّبْيَ وَ اِمَّا اْلمَالَ، وَ قَدْ كُنْتُ اسْتَأْنَيْتُ بِكُمْ. وَ كَانَ اَنْظَرَهُمْ رَسُوْلُ اللهِ ص بِضْعَ عَشْرَةَ لَيْلَةً حِيْنَ قَفَلَ مِنَ الطَّائِفِ. فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهُمْ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص غَيْرُ رَادّ اِلَيْهِمْ اِلاَّ اِحْدَى الطَّائِفَتَيْنِ قَالُوْا: فَاِنَّا نَخْتَارُ سَبْيَنَا، فَقَامَ رَسُوْلُ اللهِ ص فِى اْلمُسْلِمِيْنَ، فَاَثْنَى عَلَى اللهِ بِمَا هُوَ اَهْلُهُ، ثُمَّ قَالَ: اَمَّا بَعْدُ، فَاِنَّ اِخْوَانَكُمْ قَدْ جَاءُوْنَا تَائِبِيْنَ وَ اِنّى قَدْ رَأَيْتُ اَنْ اَرُدَّ اِلَيْهِمْ سَبْيَهُمْ. فَمَنْ اَحَبَّ مِنْكُمْ اَنْ يُطَيّبَ ذلِكَ فَلْيَفْعَلْ. وَ مَنْ اَحَبَّ مِنْكُمْ اَنْ يَكُوْنَ عَلَى حَظّهِ حَتَّى نُعْطِيَهُ اِيَّاهُ مِنْ اَوَّلِ مَا يُفِيْءُ اللهُ عَلَيْنَا فَلْيَفْعَلْ. فَقَالَ النَّاسُ: قَدْ طَيَّبْنَا ذلِكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِنَّا لاَ نَدْرِى مَنْ اَذِنَ مِنْكُمْ فِى ذلِكَ مِمَّنْ لَمْ يَأْذَنْ، فَارْجِعُوْا حَتَّى يَرْفَعَ اِلَيْنَا عُرَفَاؤُكُمْ اَمْرَكُمْ. فَرَجَعَ النَّاسُ فَكَلَّمَهُمْ عُرَفَاؤُهُمْ ثُمَّ رَجَعُوْا اِلىَ رَسُوْلِ اللهِ ص فَاَخْبَرُوْهُ اَنَّهُمْ قَدْ طَيَّبُوْا وَ اَذِنُوْا. البخارى 5: 99
Bahwasanya Rasulullah SAW berdiri ketika serombongan orang-orang Hawazin datang kepada beliau seraya masuk Islam. Mereka meminta kepada beliau untuk mengembalikan harta benda dan tawanan kepada mereka. Maka beliau SAW bersabda kepada mereka, "Yang ikut bersamaku adalah orang-orang yang kalian lihat, dan perkataan yang paling aku sukai adalah yang paling jujur, maka pilihlah satu diantara dua hal, tawanan ataukah harta benda. Dan sesungguhnya aku telah menunggu kalian". Dan Rasulullah telah menunggu kedatangan mereka belasan hari setelah kembali dari Thaif. Maka setelah jelas bagi mereka bahwasanya Rasulullah SAW tidak bisa mengembalikan kepada mereka melainkan salah satu diantara dua hal tersebut, mereka berkata, "Sesungguhnya kami memilih tawanan". Maka Rasulullah SAW lalu berdiri di hadapan kaum muslimin, beliau memuji kepada Allah dengan pujian-pujian yang layak bagi-Nya, kemudian bersabda, "Adapun sesudah itu, sesungguhnya saudara-saudara kalian telah datang kepada kami dengan bertaubat, dan sesungguhnya aku berpendapat untuk mengembalikan tawanan kepada mereka. Maka barangsiapa diantara kalian suka rela untuk mengembalikan, maka lakukanlah. Dan barangsiapa diantara kalian yang tetap menginginkan bagiannya sehingga kami memberikan gantinya dengan rampasan yang mula-mula Allah berikan kepada kami, maka lakukanlah". Lalu orang-orang berkata, "Sungguh kami mengembalikannya dengan suka rela, ya Rasulullah". Lalu Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya kami tidak mengetahui siapa diantara kalian yang mengembalikan dengan ikhlash atau tidak, maka kembalilah kalian kepada ketua-ketua kalian untuk membahasnya sehingga ketua-ketua kalian nanti yang akan menyampaikan hasilnya kepada kami". Maka orang-orang pun kembali kepada ketua-ketua mereka untuk membahasnya. Kemudian ketua-ketua itu kembali kepada Rasulullah SAW dan menyampaikan kepada beliau bahwa mereka semua mengembalikan dengan suka rela dan senang hati. [HR. Bukhari juz 5, hal. 99]
Malik bin 'Auf menyatakan masuk Islam
Sebelum utusan kaum Hawazin membawa kembali enam ribu orang tawanan tersebut, Nabi SAW bertanya kepada mereka tentang keadaan Malik bin 'Auf, seorang kepala kaum Hawazin yang menjadi panglima tertinggi bagi kaum Tsaqif dan kaum Hawazin ketika perang di Hunain dan di Thaif. Dan saat itu istri dan anak-anaknya dalam tawanan kaum muslimin di tempat tersendiri, yaitu di Makkah, bukan di Ji'ranah. Pertanyaan Nabi itu dijawab, bahwa Malik bin 'Auf masih di Thaif bersama kaum Tsaqif. Oleh sebab itu maka dengan perantaraan para utusan tersebut Nabi SAW berpesan supaya disampaikan kepada Malik bin 'Auf :
اَخْبِرُوْا مَالِكًا اَنَّهُ اِنْ اَتَانِى مُسْلِمًا رَدَدْتُ اِلَيْهِ اَهْلَهُ وَ مَالَهُ وَ اَعْطَيْتُهُ مِائَةً مِنَ اْلاِبِلِ. ابن هشام 5: 166
Beritahukanlah kepada Malik, bahwa jika ia datang kepadaku dengan mengikut Islam, niscaya aku kembalikan kepadanya keluarganya dan harta bendanya, dan aku akan berikan kepadanya seratus ekor unta. [Ibnu Hisyam juz 5, hal. 166]
Pesan Nabi yang demikian itu oleh para utusan Hawazin diterima dan disanggupi akan disampaikan kepada Malik bin 'Auf. Kemudian setelah mereka tiba di Thaif, lalu pesan beliau itu disampaikan kepadanya. Setelah menerima pesan tersebut Malik bin 'Auf segera menyuruh supaya dipersiapkan kendaraannya dan bekal secukupnya.
kemudian pada malam harinya dengan sembunyi-sembunyi agar tidak diketahui oleh orang-orang Thaif, Malik bin 'Auf berangkat dari Thaif dengan berkendaraan kudanya menuju ke Ji'ranah, dan segera menemui Nabi SAW. Setelah bertemu dengan Nabi SAW, Malik bin 'Auf lalu menyatakan keislamannya. Selanjutnya segala apa yang dijanjikan Nabi SAW, beliau tepati dan diserahkan dengan seksama.

Melihat tindakan Nabi SAW yang demikian itu Malik bin 'Auf bertambah tertarik hatinya, sehingga menambah kuat keyaqinan keislamannya. Oleh sebab itu, maka setelah ia kembali kepada kaumnya, tidak sedikit orang-orang yang dibawah pengaruhnya lalu mengikut Islam. Selanjutnya Malik bin 'Auf oleh Nabi SAW diserahi untuk memimpin pengikutnya yang masuk Islam, yang terdiri dari qabilah Tsumalah, Salimah dan Fahm.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tentang kehidupan Dunia

  TENTANG DUNIA فعَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوْضَةٍ ...