Kedatangan utusan
dari kabilah Hawazin.
Setelah Nabi SAW dan
pasukan muslimin mundur dari Thaif, orang-orang Hawazin yang ikut bani Tsaqif di
dalam benteng Thaif merasa gelisah, karena mereka ingat akan keluarganya (istri
dan anak-anaknya), yang berjumlah kurang lebih enam ribu orang berada dalam
tawanan kaum muslimin. Maka kaum Hawazin tidak tahan lebih lama lagi mengikuti
kaum Tsaqif bertahan di dalam benteng Thaif, sehingga mereka mengirimkan
beberapa orang Hawazin keluar dari benteng Thaif untuk bertemu Nabi SAW, yang
dikepalai oleh Zuhair Abu Shurad. Mereka berangkat untuk menemui Nabi SAW dan
akan mengemukakan beberapa permintaan.
Ketika itu Nabi SAW
dan pasukannya sedang berada di Ji'ranah (suatu tempat antara Thaif dan Makkah
tetapi lebih dekat ke Makkah), dan barusaja menyelesaikan urusan harta rampasan
dan para tawanan yang didapat di Hunain, tiba-tba datanglah serombongan
orang-orang Hawazin kepada Nabi SAW dan kedatangan mereka itu untuk menyerahkan
diri, mengikut Islam.
Setelah kedatangan
dan keislaman mereka diterima oleh Nabi SAW, lalu mereka berkata :
يَا
رَسُوْلَ اللهِ، اِنَّا اَصْلٌ وَ عَشِيْرَةٌ وَ قَدْ اَصَابَنَا مِنَ اْلبَلاَءِ
مَا لَمْ يَخْفَ عَلَيْكَ فَامْنُنْ عَلَيْنَا مَنَّ اللهُ عَلَيْكَ. ابن هشام
5: 163
Ya Rasulullah,
sesungguhnya kami ini satu asal dan satu golongan, dan kami sedang tertimpa
bahaya yang tidak tersembunyi lagi bagi engkau, maka berilah kemurahan atas
kami, dan semoga Allah memberi kemurahan atas engkau. [Ibnu Hisyam juz 5,
hal. 163]
Kemudian Zuhair
selaku ketua rombongan berkata kepada Nabi SAW :
يَا
رَسُوْلَ اللهِ، اِنَّمَا فِى اْلحَظَائِرِ عَمَّاتُكَ وَ خَالاَتُكَ وَ
حَوَاضِنُكَ اللاَّتِى كُنَّ يَكْفُلْنَكَ، وَ لَوْ اَنَّا مَلَحْنَا لِلْحَارِثِ
بْنِ اَبِى شَمِرٍ اَوْ لِلنُّعْمَانِ بْنِ اْلمُنْذِرِ، ثُمَّ نَزَلَ مِنَّا
بِمِثْلِ الَّذِى نَزَلْتَ بِهِ، رَجَوْنَا عَطْفَهُ وَ عَائِدَتَهُ عَلَيْنَا وَ
اَنْتَ خَيْرُ اْلمَكْفُوْلِيْنَ. ابن هشام
5: 163
Ya Rasulullah,
sesungguhnya yang berada di dalam kandang (orang-orang tawanan) itu terdapat
bibi-bibi engkau dari jalur bapak, bibi-bibi engkau dari jalur ibu, dan
wanita-wanita pengasuh engkau yang mereka itu pernah mengasuh engkau. Seandainya
kami menyusui Al-Harits bin Abu Syamir atau Nu'man bin Mundzir, maka kedudukan
kami seperti kedudukan engkau, kami mengharap kasih sayangnya dan kebaikannya
atas kami. Dan engkaulah sebaik-baik orang yang diberi haq untuk
menjamin. [Ibnu Hisyam juz 5,
hal. 163]
Maksudnya, mereka itu
mengemukakan permintaan kepada Nabi SAW bahwa harta benda mereka yang telah
menjadi rampasan dan keluarga mereka yang telah menjadi tawanan kaum muslimin
supaya diserahkan kembali kepada mereka. Dan cara Zuhair mengemukakan itu dengan
kata-kata yang halus dan menarik. Tetapi karena ketika itu harta rampasan telah
dibagi-bagikan kepada orang-orang yang berhaq menerimanya, bahkan sebagian
dibagi-bagikan kepada orang-orang Quraisy yang baru saja masuk Islam, maka Nabi
SAW sebagai seorang pemimpin yang bijaksana, setelah mendengar permintaan yang
demikian itu beliau lalu menjawab dengan cara yang halus pula :
اِنَّ
اَحَبَّ اْلحَدِيْثِ اِلَيَّ اَصْدَقُهُ. فَاخْتَارُوْا اِحْدَى الطَّائِفَتَيْنِ،
اِمَّا السَّبْيَ وَ اِمَّا اْلمَالَ. وَ قَدْ كُنْتُ اَنْتَظِرُكُمْ حَتَّى
ظَنَنْتُ اَنَّكُمْ لاَ تَقْدُمُوْنَ. نور
اليقين : 215
Sesungguhnya
perkataan yang lebih aku sukai adalah perkataan yang paling jujur, maka pilihlah
salah satu diantara dua pilihan : tawanan ataukah harta benda. Dan sesungguhnya
aku telah menanti-nanti kamu, hingga aku menyangka bahwa kamu tidak akan
datang. [Nuurul Yaqiin hal.
215]
Kemudian mereka
menjawab :
يَا
رَسُوْلَ اللهِ، خَيَّرْتَنَا بَيْنَ اَمْوَالِنَا وَ اَحْسَابِنَا، بَلْ تَرُدُّ
اِلَيْنَا نِسَاءَنَا وَ اَبْنَاءَنَا وَ هُوَ اَحَبُّ اِلَيْنَا. ابن هشام
5: 163
"Ya Rasulullah,
engkau menyuruh kami supaya memilih antara harta benda dan keluarga kami, jika
engkau mengembalikan kepada kami perempuan-perempuan kami dan anak-anak kami itu
lebih kami sukai". [Ibnu Hisyam juz 5,
hal. 163]
Segenap tawanan
Hawazin dibebaskan
Oleh karena utusan
Hawazin telah jelas menyatakan bahwa yang lebih disukai ialah wanita-wanita dan
anak-anak mereka, maka bagi Nabi SAW sendiri dan bagi orang-orang dari keturunan
'Abdul Muththalib tidak akan keberatan mengembalikan para tawanan yang menjadi
bagiannya. Tetapi para tawanan yang menjadi bagian orang lain tentu saja harus
dimintakan kerelaannya dengan cara yang halus. Oleh karena itu Nabi SAW waktu
itu bersabda kepada para utusan Hawazin demikian :
اَمَّا مَا كَانَ لِى وَ لِبَنِى عَبْدِ اْلمُطَّلِبِ فَهُوَ لَكُمْ. وَ
اِذَا مَا اَنَا صَلَّيْتُ الظُّهْرَ بِالنَّاسِ فَقُوْمُوْا فَقُوْلُوْا: اِنَّا
نَسْتَشْفِعُ بِرَسُوْلِ اللهِ اِلىَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ بِاْلمُسْلِمِيْنَ اِلىَ
رَسُوْلِ اللهِ فِى اَبْنَاءِنَا وَ نِسَاءِنَا فَسَأُعْطِيْكُمْ عِنْدَ ذلِكَ وَ
اَسْأَلُ لَكُمْ. ابن هشام 5: 163
Adapun apa yang ada
padaku dan pada keturunan 'Abdul Muththalib maka akan ku kembalikan kepada
kalian. Dan apabila nanti aku sudah selesai mengerjakan shalat Dhuhur dengan
orang banyak, maka hendaklah kamu berdiri lalu katakanlah, "Kami memohon bantuan
dengan Rasulullah kepada kaum muslimin dan dengan kaum muslimin kepada
Rasulullah tentang anak-anak kami dan perempuan-perempuan kami, maka aku akan
berikan kepada kalian ketika itu, dan aku akan meminta kepada orang banyak untuk
kalian. [Ibnu Hisyam juz 5,
hal. 163]
Maksudnya, bahwa
tawanan yang telah menjadi bagian Nabi SAW dan bagian orang-orang dari banu
'Abdul Muththalib sudah pasti dikembalikan kepada mereka. Adapun para tawanan
yang sudah menjadi bagian orang-orang dari tentara kaum muslimin yang lain,
caranya meminta kembali, mereka diberi pelajaran oleh Nabi SAW seperti yang
tersebut itu. Oleh sebab itu, maka sesudah Nabi SAW selesai mengerjakan shalat
Dhuhur bersama kaum muslimin, lalu para utusan Hawazin itu berdiri dan
mengatakan di hadapan oran g banyak, "Kami ini telah mengikut Islam,
dan kami ini saudara-saudara kalian di dalam agama. Kami memohon bantuan dengan
Rasulullah kepada kaum muslimin dan dengan kaum muslimin kepada Rasulullah
tentang anak-anak kami dan orang-orang perempuan kami, agar mereka itu
dikembalikan kepada kami".
Setelah mereka
mengatakan demikian, lalu Nabi SAW berdiri di depan tentara kaum muslimin dan
bersabda :
اَمَّا بَعْدُ، فَاِنَّ اِخْوَانَكُمْ هؤُلاَءِ قَدْ جَاءُوْا
تَائِبِيْنَ. وَ اِنّى قَدْ رَأَيْتُ اَنْ اَرُدَّ اِلَيْهِمْ سَبْيَهُمْ. فَمَنْ
اَحَبَّ اَنْ يُطَيّبَ بِذلِكَ فَلْيَفْعَلْ وَ مَنْ اَحَبَّ مِنْكُمْ اَنْ
يَكُوْنَ عَلَى حَظّهِ حَتَّى نُعْطِيَهُ اِيَّاهُ مِنْ اَوَّلِ مَا يُفِيْءُ اللهُ
عَلَيْنَا فَلْيَفْعَلْ. نور اليقين 216
Adapun kemudian, maka
sesungguhnya saudara-saudara kalian ini datang dengan bertaubat, dan
sesungguhnya aku berpendapat bahwa aku akan mengembalikan para tawanan itu
kepada mereka. Oleh sebab itu maka barangsiapa dengan suka rela mengembalikan
tawanan itu, hendaklah ia lakukan, dan barangsiapa diantara kalian yang tetap
menginginkan bagiannya sehingga kami akan menggantinya dari yang mula-mula Allah
memberi rampasan kepada kami, maka lakukanlah. [Nuurul Yaqiin hal.
216]
Angkatan perang kaum
muslimin dari kaum Muhajirin dan dari kaum Anshar setelah mendengar pernyataan
Nabi SAW seperti itu, lalu mereka masing-masing mengatakan, "Para tawanan yang ada pada kami, maka kami serahkan
kembali kepada Rasulullah SAW".
Mereka serentak
menyatakan keikhlashan mereka mengembalikan para tawanan yang ada pada mereka
itu kepada kaum Hawazin.
Namun Al-Aqra' bin
Habis menjawab, "Saya dan kaum banu Tamim, tidak". Lalu 'Uyainah bin Hisn
menjawab, "Saya dan kaum banu Fazarah, tidak". Kemudian 'Abbas bin Mirdas
menjawab, "Saya dan kaum banu Sulaim, tidak".
Mendengar ucapan
'Abbas bin Mirdas demikian itu kaum banu Sulaim lalu menyahut, "Tawanan yang ada
pada kami, maka kami serahkan kembali kepada Rasulullah SAW". Menden gar sangkalan kaum
banu Sulaim ini, 'Abbas bin Mirdas berkata dengan nada marah, "Kalian menghina
aku".
Kemudian Rasulullah
SAW bersabda kepada mereka :
اَمَّا مَنْ تَمَسَّكَ مِنْكُمْ بِحَقّهِ مِنْ هذَا السَّبْيِ فَلَهُ
بِكُلّ اِنْسَانٍ سِتُّ فَرَائِضَ مِنْ اَوَّلِ سَبْيٍ اُصِيْبُهُ. ابن هشام 5: 164
Barangsiapa diantara
kalian yang menahan haknya (keberatan mengembalikan) tawanan ini, maka baginya
akan diganti pada tiap-tiap seorang enam kali bagian dari tawanan yang mula-mula
akan kuperoleh. [Ibnu Hisyam juz 5,
hal. 164]
Dengan kebijaksanaan
Nabi SAW yang demikian itu oran g-orang yang semula merasa keberatan
akhirnya menyerahkan kembali para tawanan yang ada pada tangan mereka dengan
tulus ikhlash kepada Nabi SAW. Kemudian oleh Nabi SAW semua tawanan orang
Hawazin sebanyak enam ribu oran g itu diserahkan kembali kepada para utusan
kaum Hawazin tersebut.
Bukhari meriwayatkan
sebagai berikut :
اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَامَ حِيْنَ جَاءَهُ وَفْدُ هَوَازِنَ
مُسْلِمِيْنَ فَسَأَلُوْهُ اَنْ يَرُدَّ اِلَيْهِمْ اَمْوَالَهُمْ وَ سَبْيَهُمْ.
فَقَالَ لَهُمْ رَسُوْلُ اللهِ ص مَعِى مَنْ تَرَوْنَ وَ اَحَبُّ اْلحَدِيْثِ
اِلَيَّ اَصْدَقُهُ فَاخْتَارُوْا اِحْدَى الطَّائِفَتَيْنِ، اِمَّا السَّبْيَ وَ
اِمَّا اْلمَالَ، وَ قَدْ كُنْتُ اسْتَأْنَيْتُ بِكُمْ. وَ كَانَ اَنْظَرَهُمْ
رَسُوْلُ اللهِ ص بِضْعَ عَشْرَةَ لَيْلَةً حِيْنَ قَفَلَ مِنَ الطَّائِفِ.
فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهُمْ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص غَيْرُ رَادّ اِلَيْهِمْ اِلاَّ
اِحْدَى الطَّائِفَتَيْنِ قَالُوْا: فَاِنَّا نَخْتَارُ سَبْيَنَا، فَقَامَ
رَسُوْلُ اللهِ ص فِى اْلمُسْلِمِيْنَ، فَاَثْنَى عَلَى اللهِ بِمَا هُوَ اَهْلُهُ،
ثُمَّ قَالَ: اَمَّا بَعْدُ، فَاِنَّ اِخْوَانَكُمْ قَدْ جَاءُوْنَا تَائِبِيْنَ وَ
اِنّى قَدْ رَأَيْتُ اَنْ اَرُدَّ اِلَيْهِمْ سَبْيَهُمْ. فَمَنْ اَحَبَّ مِنْكُمْ
اَنْ يُطَيّبَ ذلِكَ فَلْيَفْعَلْ. وَ مَنْ اَحَبَّ مِنْكُمْ اَنْ يَكُوْنَ عَلَى
حَظّهِ حَتَّى نُعْطِيَهُ اِيَّاهُ مِنْ اَوَّلِ مَا يُفِيْءُ اللهُ عَلَيْنَا
فَلْيَفْعَلْ. فَقَالَ النَّاسُ: قَدْ طَيَّبْنَا ذلِكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ.
فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِنَّا لاَ نَدْرِى مَنْ اَذِنَ مِنْكُمْ فِى ذلِكَ
مِمَّنْ لَمْ يَأْذَنْ، فَارْجِعُوْا حَتَّى يَرْفَعَ اِلَيْنَا عُرَفَاؤُكُمْ
اَمْرَكُمْ. فَرَجَعَ النَّاسُ فَكَلَّمَهُمْ عُرَفَاؤُهُمْ ثُمَّ رَجَعُوْا اِلىَ
رَسُوْلِ اللهِ ص فَاَخْبَرُوْهُ اَنَّهُمْ قَدْ طَيَّبُوْا وَ
اَذِنُوْا. البخارى 5: 99
Bahwasanya Rasulullah
SAW berdiri ketika serombongan orang-orang Hawazin datang kepada beliau seraya
masuk Islam. Mereka meminta kepada beliau untuk mengembalikan harta benda dan
tawanan kepada mereka. Maka beliau SAW bersabda kepada mereka, "Yang ikut
bersamaku adalah orang-orang yang kalian lihat, dan perkataan yang paling aku
sukai adalah yang paling jujur, maka pilihlah satu diantara dua hal, tawanan
ataukah harta benda. Dan sesungguhnya aku telah menunggu kalian". Dan Rasulullah
telah menunggu kedatangan mereka belasan hari setelah kembali dari Thaif. Maka
setelah jelas bagi mereka bahwasanya Rasulullah SAW tidak bisa mengembalikan
kepada mereka melainkan salah satu diantara dua hal tersebut, mereka berkata,
"Sesungguhnya kami memilih tawanan". Maka Rasulullah SAW lalu berdiri di hadapan
kaum muslimin, beliau memuji kepada Allah dengan pujian-pujian yang layak
bagi-Nya, kemudian bersabda, "Adapun sesudah itu, sesungguhnya saudara-saudara
kalian telah datang kepada kami dengan bertaubat, dan sesungguhnya aku
berpendapat untuk mengembalikan tawanan kepada mereka. Maka barangsiapa diantara
kalian suka rela untuk mengembalikan, maka lakukanlah. Dan barangsiapa diantara
kalian yang tetap menginginkan bagiannya sehingga kami memberikan gantinya
dengan rampasan yang mula-mula Allah berikan kepada kami, maka lakukanlah". Lalu
orang-orang berkata, "Sungguh kami mengembalikannya dengan suka rela, ya
Rasulullah". Lalu Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya kami tidak mengetahui
siapa diantara kalian yang mengembalikan dengan ikhlash atau tidak, maka
kembalilah kalian kepada ketua-ketua kalian untuk membahasnya sehingga
ketua-ketua kalian nanti yang akan menyampaikan hasilnya kepada kami". Maka
orang-orang pun kembali kepada ketua-ketua mereka untuk membahasnya. Kemudian
ketua-ketua itu kembali kepada Rasulullah SAW dan menyampaikan kepada beliau
bahwa mereka semua mengembalikan dengan suka rela dan senang
hati. [HR. Bukhari juz 5,
hal. 99]
Malik bin 'Auf
menyatakan masuk Islam
Sebelum utusan kaum
Hawazin membawa kembali enam ribu orang tawanan tersebut, Nabi SAW bertanya
kepada mereka tentang keadaan Malik bin 'Auf, seorang kepala kaum Hawazin yang
menjadi panglima tertinggi bagi kaum Tsaqif dan kaum Hawazin ketika perang di
Hunain dan di Thaif. Dan saat itu istri dan anak-anaknya dalam tawanan kaum
muslimin di tempat tersendiri, yaitu di Makkah, bukan di Ji'ranah. Pertanyaan
Nabi itu dijawab, bahwa Malik bin 'Auf masih di Thaif bersama kaum Tsaqif. Oleh
sebab itu maka dengan perantaraan para utusan tersebut Nabi SAW berpesan supaya
disampaikan kepada Mali k bin 'Auf
:
اَخْبِرُوْا مَالِكًا اَنَّهُ اِنْ اَتَانِى مُسْلِمًا رَدَدْتُ
اِلَيْهِ اَهْلَهُ وَ مَالَهُ وَ اَعْطَيْتُهُ مِائَةً مِنَ اْلاِبِلِ. ابن هشام 5: 166
Beritahukanlah kepada
Malik, bahwa jika ia datang kepadaku dengan mengikut Islam, niscaya aku
kembalikan kepadanya keluarganya dan harta bendanya, dan aku akan berikan
kepadanya seratus ekor unta. [Ibnu Hisyam juz 5,
hal. 166]
Pesan Nabi yang
demikian itu oleh para utusan Hawazin diterima dan disanggupi akan disampaikan
kepada Malik bin 'Auf. Kemudian setelah mereka tiba di Thaif, lalu pesan beliau
itu disampaikan kepadanya. Setelah menerima pesan tersebut Mali k bin 'Auf
segera menyuruh supaya dipersiapkan kendaraannya dan bekal
secukupnya.
kemudian pada malam
harinya dengan sembunyi-sembunyi agar tidak diketahui oleh orang-orang Thaif,
Malik bin 'Auf berangkat dari Thaif dengan berkendaraan kudanya menuju ke
Ji'ranah, dan segera menemui Nabi SAW. Setelah bertemu dengan Nabi SAW,
Mali k bin 'Auf lalu menyatakan
keislamannya. Selanjutnya segala apa yang dijanjikan Nabi SAW, beliau tepati dan
diserahkan dengan seksama.
Melihat tindakan Nabi
SAW yang demikian itu Malik bin 'Auf bertambah tertarik hatinya, sehingga
menambah kuat keyaqinan keislamannya. Oleh sebab itu, maka setelah ia kembali
kepada kaumnya, tidak sedikit oran g-orang yang dibawah pengaruhnya lalu
mengikut Islam. Selanjutnya Malik bin 'Auf oleh Nabi SAW diserahi untuk memimpin
pengikutnya yang masuk Islam, yang terdiri dari qabilah Tsumalah, Salimah dan
Fahm.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar