Ejekan Ubay bin Khalaf
Ubay
bin Khalaf, adalah seorang dari pemuka Quraisy Musyrikin yang sangat benci
kepada Nabi SAW dan seruannya. Pada suatu hari ia datang kepada Nabi SAW dengan
membawa tulang-tulang binatang yang sudah kering. Setelah ia bertemu dengan Nabi
SAW lalu ia berkata : "Hai Muhammad, betulkah engkau berkata : "Kalau orang
sudah mati akan hidup lagi ?". Nabi SAW menjawab : "Ya, betul
begitu". Ia lalu mematah-matahkan tulang-tulang yang dibawanya itu sambil
berkata: "Engkau pendusta ! Mana mungkin, orang yang sudah hancur lalu dapat
hidup lagi. Adakah tulang ini kelak akan hidup lagi
?".
Ia
menunjuk kepada tulang-tulang itu, dan berkata lagi : "Engkau memang ada-ada
saja, dan macam-macam yang kamu kemukakan kepada kami
!".
Nabi
SAW dengan tenang menjawab, : "Ya, ia pasti hidup lagi. Allah yang
menghidupkannya. Dialah yang menghidupkan kamu, lalu mematikan kamu, lalu
menghidupkan kamu lagi kelak. Dia Maha Kuasa. Kemudian Dia memasukkan kamu ke
dalam api neraka jahannam !".
Ia
berkata lagi kepada Nabi SAW dengan congkaknya : "Tidak akan mungkin, tulang
yang sudah rusak dan hancur akan hidup lagi. Itu kan anggapanmu
sendiri".
Ketika
itu Nabi SAW diam, lalu turunlah wahyu Allah kepada beliau
:
اَوَلمَْ يَرَاْلاِنْسنُ اَنـَّا خَلَـقْنهُ مِنْ نُّطْفَةٍ فَإِذَا
هُوَ خَصِيْمٌ مُّبِيْنٌ. وَ ضَرَبَ لَنَا مَثَلاً وَّ نَسِيَ خَلْقَه قَالَ مَنْ
يُحْيِ العِظمَ وَ هِيَ رَمِيْمٌ. قُلْ يُحْيِيْهَا الَّذِيْ اَنـْشَأَهَا اَوَّلَ
مَرَّةٍ وَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيْمٍ. اَلَّذِيْ جَعَلَ لَكُمْ مِّنَ الشَّجَرِ
اْلاَخْضَرِ نَارًا فَإِذَا اَنــْتُمْ مِّنْهُ تُوْقِدُوْنَ. اَوَلَيْسَ الَّذِىْ
خَلَقَ السَّموتِ وَاْلاَرْضَ بِقدِرٍ عَلى اَنْ يَّخْلُقَ مِثْلَهُمْ بَلى وَهُوَ
اْلخَـلّقُ اْلعَلِيْمُ. اِنَّمَآ اَمْرُه اِذَا اَرَادَ شَيْئاً اَنْ يَّقُوْلَ
لَه كُنْ فَيَكُوْنُ. فَسُبْحنَ الَّذِىْ بِيَدِهِ مَلَكُوْتُ كُلِّ شَيْئٍ
وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ. يس:77-83
"Dan
apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air
(mani), maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata !". Dan dia
membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata :
"Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh ?".
Katakanlah : "Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang
pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk, yaitu Tuhan yang
menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, maka tiba-tiba kamu nyalakan (api)
dari kayu itu". Dan tidakkah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itu berkuasa
menciptakan kembali jasad-jasad mereka yang sudah hancur itu ? Benar. Dia
berkuasa. Dan Dia-lah Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui. Sesungguhnya
perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya :
"Jadilah !", maka terjadilah ia. Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya
Kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan. [Yaasiin
: 77 - 83]
Setelah
turun wahyu itu, Nabi SAW. lalu membacakan ayat-ayat itu, sebagai jawaban
perkataan Ubay bin Khalaf tadi. Namun ia tetap tidak percaya
juga.
MASUK
ISLAMNYA BEBERAPA SHAHABAT
1.
Masuk Islamnya Abu Bakar Ash-Shiddiq RA.
Abu
Bakar RA. adalah seorang lelaki merdeka dan hartawan besar yang pertama kali
beriman kepada Nabi Muhammad SAW dan seruannya. Dan Nabi SAW sendiri pernah
bersabda :
مَا دَعَوْتُ اَحَدًا اِلىَ اْلاِسْلاَمِ اِلاَّ كَانَتْ لَهُ كَبْوَةٌ
غَيْرَ اَبِى بَكْرٍ.
"Tidaklah
saya mengajak seseorang kepada Islam melainkan ada padanya maju-mundurnya,
kecuali Abu Bakar"
Maksudnya
: Nabi SAW. ketika mengajak seseorang untuk mengikut Islam, mesti orang itu ada
keraguan, kecuali Abu Bakar RA. Beliau ketika mengikut Islam adalah sudah dengan
keinsyafan dan keyakinan sendiri, tidak ada rasa bimbang atau ragu
sedikitpun.
Diriwayatkan
: Pada suatu hari shahabat Abu Bakar RA dan Nabi SAW serta para pengikut beliau
(kaum Muslimin) pergi ke masjid. Setelah mereka duduk bersama di masjid. Abu
Bakar mohon idzin kepada Nabi SAW. untuk berdiri di tengah masjid dan berseru
kepada kaum Musyrikin Quraisy agar supaya mereka itu sadar dan mau menerima
seruan Allah dan Rasul-Nya. Di kala itu Nabi SAW. menjawab : "Kita masih
sedikit, hai shahabatku ! Kita masih sedikit hai Abu Bakar !" Berkali-kali
beliau mengatakan demikian kepada Abu Bakar RA.
Namun
kelihatan oleh beliau bahwa Abu Bakar sangat berkeinginan hendak berdakwah. Oleh
sebab itu kehendaknya yang baik itu akhirnya diizinkan oleh beliau
SAW.
Kemudian
Abu Bakar berdiri ditengah-tengah masjid, lantas berpidato dengan suara keras
menyeru kepada kaum musyrikin Quraisy supaya mengikut seruan Allah dan
Rasul-Nya, sedangkan Nabi SAW dikala itu tetap duduk bersama-sama dengan kaum
Muslimin.
Setelah
orang-orang musyrikin Quraisy mendengar seruan Abu Bakar tersebut, mereka lalu
datang mengeroyoknya, mereka terus menerus memukulinya. Dan akhirnya Abu Bakar
tidak kuat menolak dan menahan pukulan-pukulan mereka sehingga beliau
jatuh.
Ketika
beliau mencoba hendak melarikan diri, dengan segera beliau ditangkap oleh 'Utbah
bin Rabi'ah seorang pemuka kaum musyrikin Quraisy, lalu beliau dibanting
sehingga jatuh lagi, lalu diinjak-injaknya dengan sandalnya. Tiba-tiba pada saat
itu datanglah sekelompok orang dari keturunan keluarga Taimy yang masih musyrik
juga. Kedatangan mereka itu sengaja hendak menolong beliau. Dengan segera mereka
mencegah kaum musyrikin Quraisy memukuli Abu Bakar. Lantaran itu terlepaslah
beliau dari penganiayaan kaum musyrikin Quraisy yang sangat kejam itu. Kemudian
beliau dibawa pulang oleh sekelompok orang dari keturunan Taimy tersebut ke
rumah Abu Quhafah, ayah beliau.
Setelah
itu mereka lalu kembali ke masjid untuk menemui kaum musyrikin Quraisy yang
telah memukuli Abu Bakar, dan di antara mereka ada yang berkata: "Demi Allah!
Jika sekiranya Abu Bakar mati terbunuh olehmu, kami harus membunuh 'Utbah
sebagai balasan kami kepadamu".
Kemudian
mereka kembali lagi ke rumah Abu Quhafah, untuk menengok keadaan Abu Bakar,
adakah beliau sampai tewas atau tidak. Disitu mereka bercakap-cakap dengan ayah
dan ibu beliau. Dan keduanya sangat berduka cita, karena melihat Abu Bakar
banyak mendapat luka.
Dengan
taqdir Allah tidak lama kemudian, Abu Bakar sembuh dari luka-luka itu dan beliau
sehat kembali. Selama dalam keadaan sakit itu, beliau selalu menanyakan keadaan
diri Nabi SAW. Maka setelah dia sehat kembali, segeralah ia bersama-sama dengan
ibunya pergi ke rumah Nabi SAW karena khawatir kalau-kalau diri Nabi SAW juga
dianiaya sebagaimana dia sendiri. Demikianlah cinta kasih Abu Bakar RA kepada
Nabi SAW. Dan ketika Abu Bakar sampai di rumah Nabi SAW maka dipeluklah ia oleh
Nabi SAW. Dan pada waktu itu juga ibunya Abu Bakar menyatakan beriman dan
mengikut seruan Nabi SAW. dengan ikhlas.
2.
Masuk Islamnya 'Utsman bin Affan RA.
Setelah
'Utsman bin Affan masuk Islam lalu diketahui oleh pamannya yang bernama Hakam
bin Abil 'Ash bahwa beliau sudah menjadi pengikut Nabi SAW, maka beliau
dipanggil oleh pamannya tersebut. Setelah berada dihadapannya, lalu ditanya :
"Betulkah kamu sudah bertukar agama ? Betulkah kamu sekarang sudah mengikut
agama Muhammad ?".
Petanyaan
itu beliau jawab dengan tegas : "Ya, saya sudah mengikut seruan Nabi Muhammad
dan memeluk agamanya".
Kemudian
setelah itu 'Utsman bin Affan lalu dipasung oleh pamannya dengan kedua tangan
beliau diikat dengan tali ditengkuknya, lalu beliau ditanya lagi : "Apakah
kamu sekarang tidak mau lagi kepada agama orang-orang tuamu dahulu ? Apakah
agama Muhammad itu lebih baik dari pada agama nenek moyangmu ? Celaka kamu! Demi
Allah dan demi Al-Lata dan Al-'Uzza! Aku tidak akan melepaskan belengguku ini
dari dirimu selama-lamanya, kecuali jika kamu mau meninggalkan agama Muhammad
dan kembali mengikut agamamu yang lama, agama yang dipeluk oleh orang-orang
tuamu dahulu !".
Beliau
menjawab : "Demi Allah ! Aku tidak akan meninggalkan agama Muhammad
selama-lamanya !".
Walaupun
beliau berada dalam pasungan paman beliau yang kejam itu, namun beliau tetap
membela keyakinan beliau dan memepertahankan keimanannya yang suci. Dan akhirnya
paman beliaupun tahu bahwa beliau sangat kuat keimanannya dan sangat teguh
keyakinannya. Oleh sebab itu beberapa hari kemudian beliau dilepaskan dari
pasungan tadi dan dianiaya dengan cara yang lain lagi yaitu dengan diikat dan
diberi asap panas oleh pamannya. Kendatipun dianiaya semacam itu, tetapi beliau
tetap beriman kepada Allah dan kepada seruan Nabi SAW dengan sungguh-sungguh.
Akhirnya beliau dilepaskan dari penganiayaan itu dan tidak lagi diakui sebagai
anggota keluarga oleh paman beliau beserta saudara-saudaranya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar