1/22/2017

Khalifah 'Umar bin Al-Khaththab (1)

Khalifah 'Umar bin Al-Khaththab (1)

1. Nasabnya
Di dalam kitab Ahsanul Qashash disebutkan bahwa nasab 'Umar bin Khaththab adalah sebagai berikut :
هُوَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ، بْنِ نُفَيْلٍ، بْنِ عَبْدِ الْعُزَّى، بْنِ رَيَاحٍ، بْنِ عَبْدِ اللهِ، بْنِ قُرْطٍ، بْنِ رِزَاحٍ، بْنِ عَدِىّ، بْنِ كَعْبٍ، بْنِ لُؤَيّ، بْنِ غَالِبٍ، بْنِ فِهْرٍ الْعَدَوِيُّ الْقُرَشِىُّ. وَ يَجْتَمِعُ مَعَ رَسُوْلِ اللهِ ص فِى كَعْبٍ، فَهُوَ مِنْ اَشْرَافِ مَكَّةَ وَ عُظَمَاءِ قُرَيْشٍ، وَ اُمُّهُ حَنْتَمَةُ بِنْتُ هَاشِمٍ، بِنْ الْمُغِيْرَةِ ابْنِ عَبْدِ اللهِ، بْنِ عُمَرَ بْنِ مَخْزُوْمٍ، وَ هِيَ اُخْتُ اَبِى جَهْلٍ، وَ بِنْتُ عَمّ خَالِدِ ابْنِ الْوَلِيْدِ. احسن القصص 3: ?2
'Umar bin Al-Khaththab bin Nufail, bin 'Abdul 'Uzza, bin Rayaah, bin 'Abdullah, bin Qurthin, bin Rizaah, bin 'Adiy, bin Ka'ab, bin Luaiy, bin Ghaalib, bin Fihr, Al-'Adawiy Al-Qurasyiy. Bertemu nasabnya dengan Rasulullah SAW pada kakeknya yang bernama Ka'ab. Beliau termasuk bangsawan Makkah dan Pembesar Quraisy. Ibunya bernama Hantamah binti Hasyim bin Al-Mughiirah, bin 'Abdullah bin 'Umar bin Makhzum, saudara perempuannya Abu Jahl, anak perempuan pamannya Khalid bin Walid. [Ahsanul Qashash juz 3, hal. 72]

2. Kelahirannya dan namanya.
وُلِدَ رض فِى السَّنَةِ الثَّالِثَةَ عَشْرَةَ مِنْ مِيْلَادِ رَسُوْلِ اللهِ ص بِمَكَّةَ.لَمْ يَزَلِ اسْمُهُ فِى الْجَاهِلِيَّةِ وَ اْلاِسْلَامِ عُمَرُ، وَ كَنَّاهُ الْمُصْطَفَى عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَ السَّلَامُ بِاَبِى حَفْصٍ (وَ هُوَ وَلَدُ اْلاَسَدِ) وَ كَانَ يَوْمَ بَدْرٍ (ذَكَرَهُ ابْنُ اِسْحَاقَ)، وَ سَمَّاهُ رَسُوْلُ اللهِ ص بِالْفَارُوْقِ يَوْمَ اَسْلَمَ فِى دَارِ اْلاَرْقَمِ، وَ بِهِ تَمَّ الْمُسْلِمُوْنَ اَرْبَعِيْنَ، فَخَرَجُوْا وَ اَظْهَرُوا اْلاِسْلَامَ، فَفَرَقَ اللهُ بِعُمَرَ الْحَقَّ مِنَ اْلبَاطِلِ، وَ لِذَا لُقِبَ بِالْفَارُوْقِ. احسن القصص 3: ?2
Beliau ('Umar bin Al-Khaththab) RA dilahirkan di Makkah pada tahun 13 dari kelahiran Rasulullah SAW. Nama beliau di masa jahiliyah maupun ketika Islam adalah 'Umar, kemudian ketika perang Badar, Nabi SAW memberi nama kunyah dengan Abu Hafsh (artinya, anak singa), demikian disebutkan oleh Ibnu Ishaq. Dan Rasulullah SAW menamakannya dengan Al-Faaruuq, yaitu ketika beliau masuk Islam di rumah Al-Arqom. Dan dengan masuk Islamnya 'Umar bin Al-Khaththab pada waktu itu genaplah jumlah kaum muslimin menjadi 40 orang laki-laki. Kemudian kaum muslimin keluar rumah, mereka menampakkan Islam. Maka dengan masuk islamnya 'Umar, Allah memisahkan yang haq dari yang bathil, oleh karena itu beliau diberi gelar Al-Faaruuq (pemisah antara yang haq dari yang bathil). [Ahsanul Qashash juz 3, hal. 72]
3. Keislamannya
Dalam kitab Al-Kaamil fit Taariikh oleh Ibnul Atsiir, disebutkan bahwa 'Umar bin Khaththab masuk Islam (pada tahun ke-6 kenabian), ketika itu jumlah kaum muslimin 39 orang laki-laki dan 23 orang perempuan. (Ada yang mengatakan bahwa 'Umar masuk Islam ketika jumlah kaum muslimin 40 orang laki-laki dan 11 orang  perempuan. Ada pula yang mengatakan, ketika jumlah kaum muslimin 45 orang laki-laki dan 21 orang perempuan). 'Umar adalah orang laki-laki yang kuat dan perkasa. Beliau masuk Islam setelah sebagian kaum muslimin hijrah ke Habasyah (yang pertama).  Dahulu para shahabat Nabi SAW tidak bisa shalat di dekat Ka'bah, sehingga 'Umar masuk Islam. Setelah 'Umar masuk Islam, beliau menentang orang-orang Quraisy, sehingga beliau dan para shahabat Nabi SAW mengerjakan shalat di dekat Ka'bah. Dan sebelum 'Umar bin Khaththab masuk Islam, telah masuk Islam terlebih dahulu Hamzah bin 'Abdul Muththalib. Maka kaum muslimin menjadi kuat dengan masuk Islamnya mereka berdua. Kaum muslimin mengetahui bahwasanya kedua orang tersebut akan membela Rasulullah SAW dan kaum muslimin.
'Ummu 'Abdillah binti Hatsmah, istri 'Aamir bin Rabi'ah bercerita : Dahulu ketika kami akan pergi ke negeri Habasyah, pada waktu itu 'Aamir (bin Rabi'ah) sedang pergi untuk mencari sebagian keperluannya, tiba-tiba 'Umar (pada waktu itu dia masih musyrik), datang dan berdiri di depanku, dan dahulu kami mendapat gangguan yang keras dan siksaan darinya, lalu 'Umar bertanya, "Apakah kalian akan pergi wahai Ummu 'Abdillah ?". Lalu aku menjawab, "Ya, demi Allah, kami akan keluar di bumi Allah. Sungguh kalian telah menyakiti kami dan memaksa kami sehingga Allah memberi jalan keluar kepada kami". Lalu 'Umar berkata, "Semoga Allah menyertai kalian". 'Ummu 'Abdillah meneruskan ceritanya, "Lalu 'Umar merasa iba dan sedih". Setelah 'Aamir bin Rabi'ah pulang, lalu kejadian itu aku khabarkan kepadanya. Aku berkata kepadanya, "Seandainya kamu melihat waktu itu 'Umar merasa iba dan sedih terhadap kita (tentu kamu merasa iba)". 'Aamir bin Rabi'ah berkata, "Apakah kamu mengharapkan keislamannya ?". Aku menjawab, "Ya". 'Aamir bin Rabi'ah berkata, "Dia tidak mungkin masuk Islam sehingga himarnya Khaththab masuk Islam".(karena 'Aamir melihat sangat kerasnya 'Umar dalam memusuhi kaum muslimin). Kemudian Allah Ta'aalaa memberikan hidayah kepadanya, maka 'Umar masuk Islam, lalu jadilah 'Umar lebih keras terhadap orang-orang kafir daripada ketika memusuhi orang-orang Islam. [Al-Kaamil fit Taarikh juz 1 : 601-602]
4. Sebab-sebab Keislamannya
وَكَانَ سَبَبُ اِسْلَامِهِ اَنَّ اُخْتَهُ فَاطِمَةَ بِنْتَ الْخَطَّابِ كَانَتْ تَحْتَ سَعِيْدِ بْنِ زَيْدِ بْنِ عَمْرِو الْعَدَوِيّ وَكَانَا مُسْلِمَيْنِ يُخْفِيَانِ اِسْلَامَهُمَا مِنْ عُمَرَ، وَكَانَ نُعَيْمُ بْنُ عَبْدِ اللهِ النَّحَّامُ الْعَدَوِيُّ قَدْ اَسْلَمَ اَيْضًا وَهُوَ يُخْفِيْ اِسْلَامَهُ فَرَقًا مِنْ قَوْمِهِ، وَكَانَ خَبَّابُ بْنُ اْلاَرَتّ يَخْتَلِفُ اِلَى فَاطِمَةَ يُقْرِأُهَا اْلقُرْا?نَ. فَخَرَجَ عُمَرُ يَوْمًا وَمَعَهُ سَيْفُهُ يُرِيْدُ النَّبِيَّ وَ الْمُسْلِمِيْنَ وَهُمْ مُجْتَمِعُوْنَ فِي دَارِ اْلاَرْقَمِ عِنْدَ الصَّفَا، وَ عِنْدَهُ مَنْ لَمْ يُهَاجِرْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ فِي نَحْوِ اَرْبَعِيْنَ رَجُلًا، فَلَقِيَهُ نُعَيْمُ بْنُ عَبْدِ اللهِ، فَقَالَ: اَيْنَ تُرِيْدُ يَا عُمَرُ؟ فَقَالَ: اُرِيْدُ مُحَمَّدًا الَّذِيْ فَرَّقَ اَمْرَ قُرَيْشٍ وَ عَابَ دِيْنَهَا وَ سَبَّ ا?لِهَتَهَا فَاَقْتُلُهُ. فَقَالَ نُعَيْمٌ: وَ اللهِ لَقَدْ غَرَّتْكَ نَفْسُكَ، اَتَرَى بَنِي عَنْدِ مَنَافٍ تَارِكِيْكَ تَمْشِي عَلَى اْلاَرْضِ وَقَدْ قَتَلْتَ مُحَمَّدًا؟ اَفَلَا تَرْجِعُ اِلَى اَهْلِكَ فَتُقِيْمُ اَمْرَهُمْ؟ قَالَ وَأَيُّ اَهْلِي؟ قَالَ: خَتَنُكَ وَ ابْنُ عَمّكَ سَعِيْدُ بْنُ زَيْدٍ وَ اُخْتُكَ فَاطِمَةُ، فَقَدْ وَ اللهِ اَسْلَمَا.
Adapun sebab-sebab masuk Islamnya 'Umar, bahwasanya saudara perempuannya yang bernama Fathiman binti Khaththab, ia adalah istri Sa'id bin Zaid bin 'Amr Al-'Adawiy, mereka suami-istri ini telah masuk Islam, tetapi mereka berdua merahasiakan keislamannya dari 'Umar. Sedangkan Nu'aim bin 'Abdullah An-Nahhaam Al-'Adawiy juga telah masuk Islam, dan ia merahasiakan keislamannya dengan memisahkan diri dari kaumnya, sedangkan Khabbaab bin Al-Aratt datang dan pergi ke rumah Fathimah untuk membacakan Al-Qur'an. Pada suatu hari 'Umar keluar dengan membawa pedang untuk mencari Nabi SAW dan kaum muslimin, sedangkan pada waktu itu mereka sedang berkumpul di rumah Al-Arqam di dekat bukit Shafa, di situ ada kaum muslimin yang belum berhijrah kira-kira 40 orang laki-laki.Kemudian di tengah perjalanan, 'Umar bin Khaththab bertemu dengan Nu'aim bin 'Abdullah. Nu'aim bertanya, "Hai 'Umar, hendak kemanakah kamu ?". 'Umar menjawab, "Aku akan mencari Muhammad yang telah mencerai-beraikan urusan kaum Quraisy, ia telah mencela agama orang-orang Quraisy dan telah mencaci tuhan-tuhannya, maka aku akan membunuhnya". Lalu Nu'aim berkata, "Demi Allah, kamu telah tertipu oleh dirimu. Apakah kamu kira Bani 'Abdu Manaf akan membiarkan kamu hidup berjalan di muka bumi, kalau kamu sampai membunuh Muhammad ? Apakah kamu tidak pulang saja kepada keluargamu, lalu kamu urusi urusan mereka ?". 'Umar bertanya, "Siapa keluargaku ?".Nu'aim menjawab, "Iparmu yang juga anak pamanmu, yaitu Sa'id bin Zaid dan saudaramu perempuan Fathimah. Demi Allah, keduanya telah masuk Islam".
فَرَجَعَ عُمَرُ اِلَيْهِمَا وَ عِنْدَهُمَا خَبَّابُ بْنُ اْلاَرَتّ يُقْرِأُهُمَا اْلقُرْا?نَ. فَلَمَّا سَمِعُوْا حَسَّ عُمَرَ تَغَيَّبَ خَبَّابٌ، وَ اَخَذَتْ فَاطِمَةُ الصَّحِيْفَةَ فَاَلْقَتْهَا تَحْتَ فَخِذَيْهَا، وَقَدْ سَمِعَ عُمَرُ قِرَاءَةَ خَبَّابٍ. فَلَمَّا دَخَلَ قَالَ: مَا ه?ذِهِ الْهَيْنَمَةُ؟ قَالَا: مَا سَمِعْتَ شَيْئًا؟ قَالَ: بَلَى، وَقَدْ اُخْبِرْتُ اَنَّكُمَا تَابَعْتُمَا مُحَمَّدًا عَلَى دِيْنِهِ، وَ بَطَشَ بِخَتَنِهِ سَعِيْدِ بْنِ زَيْدٍ، فَقَامَتْ اِلَيْهِ اُخْتُهُ لِتَكُفَّهُ فَضَرَبَهَا فَشَجَّهَا، فَلَمَّا فَعَلَ ذ?لِكَ، قَالَتْ لَهُ اُخْتُهُ وَ خَتَنُهُ: قَدْ اَسْلَمْنَا وَ ا?مَنَّا بِاللهِ وَ رَسُوْلِهِ، فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ.
Kemudian 'Umar pulang, lalu datang ke rumah saudara perempuannya, yang pada waktu itu Khabbaab bin Al-Aratt sedang membacakan Al-Qur'an kepada mereka berdua. Setelah mereka mendengar 'Umar datang, Khabbaab bersembunyi, dan Fathimah menyembunyikan lembaran shahifah itu di bawah kedua pahanya, dan 'Umar telah mendengar bacaan Khabbaab tersebut. Setelah 'Umar masuk, ia bertanya, "Suara apa ini tadi ?". Mereka berdua balik bertanya, "Apakah kamu mendengar sesuatu ?". 'Umar menjawab, "Ya, aku diberitahu bahwa kalian berdua telah mengikuti Muhammad, mengikuti agamanya", dan 'Umar memukul iparnya, ya'ni Sa'id bin Zaid, lalu saudara perempuannya melerainya, maka 'Umar pun memukulnya, sehingga saudara perempuannya itu terluka. Setelah 'Umar berbuat demikian itu, lalu saudara perempuan 'Umar dan suaminya itu berkata, "Benar, kami telah masuk Islam, kami beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, maka lakukanlah apa yang akan kamu lakukan".
وَلَمَّا رَأَى عُمَرُ مَا بِاُخْتِهِ مِنَ الدَّمِ نَدِمَ، وَقَالَ لَهُمَا: اَعْطِيْنِي ه?ذِهِ الصَّحِيْفَةَ الَّتِي سَمِعْتُكُمْ تَقْرَأُوْنَ فِيْهَا اْلآنَ حَتَّى اَنْظُرَ اِلَى مَا جَاءَ بِهِ مُحَمَّدٌ. قَالَتْ: اِنَّا نَخْشَاكَ عَلَيْهَا، فَحَلَفَ اَنَّهُ يُعِيْدُهَا. قَالَتْ لَهُ وَقَدْ طَمِعَتْ فِي اِسْلَامِهِ: اِنَّكَ نَجَسٌ عَلَى شِرْكِكَ وَلَا يَمَسُّهَا اِلَّا الْمُطَهَّرُوْنَ. فَقَامَ فَاغْتَسَلَ. فَاَعْطَتْهُ الصَّحِيْفَةَ وَقَرَأَهَا وَفِيْهَا ط?ه? وَكَانَ كَاتِبًا. فَلَمَّا قَرَأَ بَعْضَهَا قَالَ: مَا اَحْسَنَ ه?ذَا الْكَلَامَ وَ اَكْرَمَهُ. فَلَمَّا سَمِعَ خَبَّابٌ خَرَجَ اِلَيْهِ، وَقَالَ: يَا عُمَرُ اِنّي وَاللهِ لَاَرْجُوْ اَنْ يَكُوْنَ اللهُ قَدْ خَصَّكَ بِدَعْوَةِ نَبِيّهِ، فَاِنّي سَمِعْتُهُ اَمْسِ وَهُوَ يَقُوْلُ: اَللّ?هُمَّ اَيّدِ اْلاِسْلَامَ بِعُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ اَوْ بِاَبِي الْحَكَمِ بْنِ هِشَامٍ. فَاللهُ اللهُ يَا عُمَرُ
Setelah 'Umar melihat saudara perempuannya itu berdarah, ia menyesal dan berkata, "Sekarang berikanlah kepadaku lembaran itu yang tadi aku mendengar kalian membacanya, sehingga aku bisa melihat apa yang dibawa Muhammad". Saudara perempuan 'Umar itu menjawab, "Sungguh kami khawatir kamu akan merusaknya". Lalu 'Umar bersumpah bahwa ia akan mengembalikannya. Saudara perempuan 'Umar itu berkata, (sedangkan ia mengharapkan keislamannya), "Sesungguhnya kamu najis, karena kamu masih musyrik. Sedangkan tidak menyentuh shahifah ini melainkan orang-orang yang disucikan". Kemudian 'Umar bangkit, lalu mandi.
Kemudian saudara perempuan 'Umar itu memberikan lembaran shahifah itu kepada 'Umar. Lalu 'Umar membacanya, dan pada shahifah itu terdapat surat Thoohaa, dan 'Umar adalah orang yang bisa menulis. Setelah 'Umar membaca sebagiannya, ia berkata, "Alangkah bagusnya kalimat ini dan alangkah mulianya". Setelah Khabbaab bin Al-Aratt mendengar perkataan 'Umar itu, lalu ia keluar menemui 'Umar dan berkata, "Hai 'Umar, demi Allah, sesungguhnya aku berharap bahwa Allah mengkhususkan kamu karena do'a Nabi-Nya. Sesungguhnya kemarin aku mendengar beliau berdo'a, "Ya Allah, kuatkanlah Islam dengan 'Umar bin Khaththab atau dengan Abul Hakam bin Hisyam", maka Allah, Allah (telah memperkenankannya) ya 'Umar.
فَقَالَ عُمَرُ عِنْدَ ذ?لِكَ: فَدُلَّنِي يَا خَبَّابُ عَلَى مُحَمَّدٍ حَتَّى آتِيَهُ فَاُسْلِمَ. فَدَلَّهُ خَبَّابٌ، فَاَخَذَ سَيْفَهُ وَجَاءَ اِلَى النَّبِيّ ص وَ اَصْحَابِهِ، فَضَرَبَ عَلَيْهِ اْلبَابَ، فَقَامَ رَجُلٌ مِنْهُمْ فَنَظَرَ مِنْ خِلَلِ الْبَابِ، فَرَآهُ مُتَوَشّحًا سَيْفَهُ فَاَخْبَرَ النَّبِيَّ ص بِذ?لِكَ، فَقَالَ حَمْزَةُ: اِئْذَنْ لَهُ، فَاِنْ كَانَ جَاءَ يُرِيْدُ خَيْرًا بَذَّلْنَاهُ لَهُ، وَ اِنْ اَرَادَ شَرًّا قَتَلْنَاهُ بِسَيْفِهِ. فَاُذِنَ لَهُ، فَنَهَضَ اِلَيْهِ النَّبِيُّ ص حَتَّى لَقِيَهُ، فَاَخَذَ بِمَجَامِعِ رِدَائِهِ ثُمَّ جَذَبَهُ جَذْبَةً شَدِيْدَةً وَقَالَ: مَا جَاءَ بِكَ؟ مَا أَرَاكَ تَنْتَهِي حَتَّى يُنْزِلَ اللهُ عَلَيْكَ الْقَارِعَةَ. فَقَالَ عُمَرُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ جِئْتُ لِاُوْمِنَ بِاللهِ وَ بِرَسُوْلِهِ. فَكَبَّرَ ص تَكْبِيْرَةً عَرَفَ مَنْ فِي الْبَيْتِ اَنَّ عُمَرَ اَسْلَمَ. الكامل فى التاريخ 1: 602-603

Kemudian seketika itu 'Umar berkata, "Hai Khabbaab, tunjukkanlah aku kepada Muhammad, aku akan datang kepadanya dan masuk Islam". Kemudian Khabbaab menunjukkannya, maka 'Umar lalu mengambil pedangnya dan datang kepada Nabi SAW dan para shahabatnya. 'Umar mengetuk pintu, lalu ada orang laki-laki diantara para shahabat bangkit, lalu mengintip dari celah-celah pintu. Ia melihat 'Umar datang dengan berselempang pedang. Lalu ia memberitahukan yang demikian itu kepada Nabi SAW. Maka Hamzah berkata, "Ijinkanlah dia masuk. Jika ia datang dengan maksud menginginkan kebaikan, kita sambut dia dengan baik. Dan jika dia datang dengan maksud keburukan, akan kita bunuh dia dengan pedangnya". Kemudian 'Umar dipersilahkan masuk, lalu Nabi SAW bangkit menyambutnya dan menemuinya. Lalu Nabi SAW memegang rida'nya, kemudian dengan tarikan yang keras beliau bersabda, "Apa yang membuatmu datang kemari ?. Aku tidak melihatmu berhenti sehingga Allah menurunkan ketakutan". Lalu 'Umar berkata, "Ya Rasulullah, aku datang untuk beriman kepada Allah dan Rasul-Nya". Kemudian Rasulullah SAW bertakbir, sehingga diketahui oleh orang yang di dalam rumah, bahwa 'Umar masuk Islam. [Al-Kaamil fit Taariikh juz 1, hal. 602-603]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tentang kehidupan Dunia

  TENTANG DUNIA فعَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوْضَةٍ ...