1/22/2017

Al-Quran dan Rasul

Al-Quran dan Rasul

Firman Allah SWT :
ياَيُّهَا الرَّسُوْلُ بَلّغْ مَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ مِنْ رَّبّكَ، وَ اِنْ لَّمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسلَتَه، وَ اللهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ، اِنَّ اللهَ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْكفِرِيْنَ. المائدة: 67
Hai Rasul, sampaikanlah apa yang di turunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. [QS. Al-Maaidah : 67]
Berpegang kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah,
dan tidak bertaqlid kepada seseorang

Firman Allah SWT :
ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْآ اَطِيْعُوا اللهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِي اْلاَمْرِ مِنْكُمْ، فَاِنْ تَنَازَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللهِ وَالرَّسُوْلِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلاخِرِ، ذلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلاً. النساء: 59
Hai orang-orang yang beriman, tha'atilah Allah dan tha'atilah Rasul (Nya), dan ulil amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. [QS. An-Nisaa' : 59]

Menjaga persatuan dan menjauhi perpecahan

Menjaga persatuan dan menjauhi perpecahan

Firman Allah SWT :
وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيْعًا وَّ لاَ تَفَرَّقُوْا وَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَآءً فَاَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِه اِخْوَانًا، وَ كُنْتُمْ عَلى شَفَا حُفْرَةٍ مّنَ النَّارِ فَاَنْقَذَكُمْ مّنْهَا، كَذلِكَ يُبَيّنُ اللهُ لَكُمْ ايتِه لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ. ال عمران: 103
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan ni'mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni'mat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. [QS. Ali 'Imran : 103]

Akan terjadi masa kerusakan ummat

Akan terjadi masa kerusakan ummat

عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ الْيَمَانِ قَالَ: كَانَ النَّاسُ يَسْأَلُوْنَ رَسُوْلَ اللهِ ص عَنِ الْخَيْرِ وَ كُنْتُ اَسْأَلُهُ عَنْ الشَّرّ مَخَافَةَ اَنْ يُدْرِكَنِيْ، فَقُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اِنَّا كُنَّا فِيْ جَاهِلِيَّةٍ وَ شَرّ فَجَاءَنَا اللهُ بِ?هذَا اْلخَيْرِ. فَهَلْ بَعْدَ ه?ذَا اْلخَيْرِ مِنْ شَرّ؟ قَالَ: نَعَمْ. قُلْتُ: وَ هَلْ بَعْدَ ذ?لِكَ الشَّرّ مِنْ خَيْرٍ؟ قَالَ: نَعَمْ، وَ فِيْهِ دَخَنٌ. قُلْتُ: وَ مَا دَخَنُهُ؟ قَالَ: قَوْمٌ يَهْدُوْنَ بِغَيْرِ هَدْيِيْ، تَعْرِفُ مِنْهُمْ وَ تُنْكِرُ. قُلْتُ: فَهَلْ بَعْدَ ذ?لِكَ اْلخَيْرِ مِنْ شَرّ؟ قَالَ: نَعَمْ، دُعَاةٌ اِلَى اَبْوَابِ جَهَنَّمَ. مَنْ اَجَابَهُمْ اِلَيْهَا قَذَفُوْهُ فِيْهَا. قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ صِفْهُمْ لَنَا. قَالَ: هُمْ مِنْ جِلْدَتِنَا وَ يَتَكَلَّمُوْنَ بِاَلْسِنَتِنَا. قُلْتُ: فَمَا تَأْمُرُنِيْ اِنْ اَدْرَكَنِيْ ذ?لِكَ؟ قَالَ: تَلْزَمُ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ اِمَامَهُمْ. قُلْتُ: فَاِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُمْ جَمَاعَةٌ وَ لَا اِمَامٌ؟ قَالَ: فَاعْتَزِلْ تِلْكَ الْفِرَقَ كُلَّهَا وَ لَوْ اَنْ تَعَضَّ بِاَصْلِ شَجَرَةٍ حَتَّى يُدْرِكَكَ الْمَوْتُ وَ اَنْتَ عَلَى ذ?لِكَ. البخارى 4: 1?8
Dari Hudzaifah bin Yaman, ia berkata : Dahulu orang-orang bertanya kepada Rasulullah SAW tentang kebaikan, sedangkan saya bertanya kepada beliau tentang keburukan, karena khawatir kalau keburukan itu akan menimpa saya. Saya bertanya, Ya Rasulullah, sesungguhnya kami dahulu berada di masa jahiliyah dan dalam keburukan, lalu Allah mendatangkan kebaikan ini kepada kami, maka apakah setelah kebaikan ini akan ada lagi keburukan ?. Nabi SAW menjawab, Ya. Saya bertanya lagi, Dan apakah setelah keburukan itu akan ada lagi kebaikan ?. Nabi SAW menjawab, Ya. Dan padanya ada asap kelabu (percampuran yang baik dan yang buruk). Saya bertanya, Apa itu yang dimaksud asap ?. Nabi SAW menjawab, Ada suatu kaum yang memakai petunjuk bukan dengan petunjukku, kamu mengenal mereka dan mengingkarinya. Saya bertanya, Apakah setelah kebaikan itu ada lagi keburukan ?. Nabi SAW menjawab, Ya, yaitu orang-orang yang menyeru ke pintu-pintu Jahannam. Barangsiapa yang menyambut seruan mereka (mengikutinya), maka mereka akan melemparkannya ke Jahannam. Saya bertanya lagi, Ya Rasulullah, terangkanlah sifat-sifat mereka kepada kami. Nabi SAW bersabda, Mereka adalah orang-orang dari daging kulit kita sendiri, dan mereka berbicara dengan lisan kita. Saya bertanya lagi. Lalu apa yang engkau perintahkan kepada saya jika saya mendapati yang demikian itu ?. Beliau bersabda, Tetaplah kamu menetapi jamaah muslimin dan imam mereka. Saya bertanya lagi, Jika tidak ada jamaah muslimin dan imam (lalu bagaimana) ?. Beliau bersabda, Tinggalkanlah firqah-firqah itu semuanya, meskipun kamu harus menggigit akar-akar pohon sehingga mati menjemputmu, sedang-kan kamu dalam keadaan demikian itu. [HR. Bukhari juz 4, hal. 178]

Khalifah 'Umar bin Al-Khaththab (2)

Khalifah 'Umar bin Al-Khaththab (2)

5. Keutamaan-keutamaan 'Umar bin Al-Khaththab RA
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رض اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: اُرِيْتُ فِي الْمَنَامِ اَنّي اَنْزِعُ بِدَلْوِ بَكْرَةٍ عَلَى قَلِيْبٍ، فَجَاءَ اَبُوْ بَكْرٍ فَنَزَعَ ذَنُوْبًا اَوْ ذَنُوْبَيْنِ نَزْعًا ضَعِيْفًا، وَ اللهُ يَغْفِرُ لَهُ، ثُمَّ جَاءَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ فَاسْتَحَالَتْ غَرْبًا، فَلَمْ اَرَ عَبْقَرِيًّا يَفْرِيْ فَرِيَّهُ حَتَّى رَوِيَ النَّاسُ وَضَرَبُوْا بِعَطَنٍ. البخارى 4: 198
Dari 'Abdullah bin 'Umar RA, bahwasanya Nabi SAW bersabda, "Aku diperlihatkan di dalam mimpi bahwasanya aku menimba air di sebuah sumur dengan memakai timba kerekan, lalu datanglah Abu Bakar, ia menimba satu timba atau dua timba dengan susah payah, semoga Allah mengampuninya. Kemudian 'Umar bin Khaththab datang, dan ember itu berubah menjadi besar, lalu ia menimba sebanyak-banyaknya. Aku belum pernah melihat seorang pemimpin yang bekerja keras melakukan seperti itu, sehingga orang-orang semuanya dapat minum sepuasnya dan membuat bendungan untuk memberi minum unta-unta mereka". [HR. Bukhari juz 4, hal. 198]

Khalifah 'Umar bin Al-Khaththab (1)

Khalifah 'Umar bin Al-Khaththab (1)

1. Nasabnya
Di dalam kitab Ahsanul Qashash disebutkan bahwa nasab 'Umar bin Khaththab adalah sebagai berikut :
هُوَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ، بْنِ نُفَيْلٍ، بْنِ عَبْدِ الْعُزَّى، بْنِ رَيَاحٍ، بْنِ عَبْدِ اللهِ، بْنِ قُرْطٍ، بْنِ رِزَاحٍ، بْنِ عَدِىّ، بْنِ كَعْبٍ، بْنِ لُؤَيّ، بْنِ غَالِبٍ، بْنِ فِهْرٍ الْعَدَوِيُّ الْقُرَشِىُّ. وَ يَجْتَمِعُ مَعَ رَسُوْلِ اللهِ ص فِى كَعْبٍ، فَهُوَ مِنْ اَشْرَافِ مَكَّةَ وَ عُظَمَاءِ قُرَيْشٍ، وَ اُمُّهُ حَنْتَمَةُ بِنْتُ هَاشِمٍ، بِنْ الْمُغِيْرَةِ ابْنِ عَبْدِ اللهِ، بْنِ عُمَرَ بْنِ مَخْزُوْمٍ، وَ هِيَ اُخْتُ اَبِى جَهْلٍ، وَ بِنْتُ عَمّ خَالِدِ ابْنِ الْوَلِيْدِ. احسن القصص 3: ?2
'Umar bin Al-Khaththab bin Nufail, bin 'Abdul 'Uzza, bin Rayaah, bin 'Abdullah, bin Qurthin, bin Rizaah, bin 'Adiy, bin Ka'ab, bin Luaiy, bin Ghaalib, bin Fihr, Al-'Adawiy Al-Qurasyiy. Bertemu nasabnya dengan Rasulullah SAW pada kakeknya yang bernama Ka'ab. Beliau termasuk bangsawan Makkah dan Pembesar Quraisy. Ibunya bernama Hantamah binti Hasyim bin Al-Mughiirah, bin 'Abdullah bin 'Umar bin Makhzum, saudara perempuannya Abu Jahl, anak perempuan pamannya Khalid bin Walid. [Ahsanul Qashash juz 3, hal. 72]

‘TUNTUNAN SALAM (2)

TUNTUNAN SALAM (2)
4. Aturan memberi salam
Seorang yang lebih muda dianjurkan memberi (memulai) salam kepada yang lebih tua. Seorang yang berjalan dianjurkan memberi salam kepada yang sedang duduk. Mereka yang sedikit jumlahnya dianjurkan memberi salam kepada yang lebih banyak. Orang yang berkendaraan dianjurkan mengucapkan salam lebih dahulu kepada yang berjalan. Perhatikanlah hadits-hadits berikut :
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ: يُسَلِّمُ الصَّغِيْرُ عَلَى اْلكَبِيْرِ وَ الْمَارُّ عَلَى اْلقَاعِدِ وَ اْلقَلِيْلُ عَلَى اْلكَثِيْرِ. البخارى ?: 12?
Dari Abu Hurairah dari Nabi SAW, beliau bersabda, (Hendaklah) orang yang muda memberi salam kepada yang tua, yang berjalan kepada yang duduk, yang sedikit kepada yang banyak. [HR. Bukhari juz 7, hal. 127]

TUNTUNAN SALAM (1)

TUNTUNAN SALAM (1)
1. Hakikat Salam
Salah satu dari keindahan ajaran Islam adalah bahwa Islam mengajarkan kepada setiap pemeluknya untuk mengucapkan salam setiap kali bertemu dengan saudaranya sesama muslim, baik ketika memasuki rumah atau memasuki majlis. Salam menurut ajaran Islam pada hakikatnya adalah do'a yang kita panjatkan kepada Allah SWT untuk keselamatan dan kesejahteraan saudara kita yang kita jumpai.
Bila seorang muslim mengucapkan "Assalaamu 'alaikum wa rohmatulloohi wa barokaatuh", ini artinya ia mendo'akan agar saudaranya itu mendapatkan keselamatan, rahmat dan barakah dari Allah SWT.
Oleh sebab itu salam tersebut khusus bagi ummat Islam. Dan ummat Islam dilarang mendo'akan keselamatan bagi orang yang bukan muslim, berdasarkan firman Allah :
مَا كَانَ لِلنَّبِيّ وَ الَّذِيْنَ امَنُوْآ اَنْ يَّسْتَغْفِرُوْا لِلْمُشْرِكِيْنَ وَ لَوْ كَانُوْآ اُولِيْ قُرْبى مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ اَنَّهُمْ اَصْحبُ اْلجَحِيْمِ. التوبة:113
Tidaklah pantas bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun untuk orang-orang musyrik sekalipun mereka itu adalah sanak kerabatnya setelah nyata bagi mereka bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahannam. [QS. At-Taubah : 113]

‘Tentang puasa Muharram

Tentang puasa Muharram
Pada bulan Muharram, kaum muslimin disunnahkan untuk berpuasa, yaitu pada tanggal 10 Muharram yang biasa disebut dengan puasa 'Asyura', berdasarkan hadits sebagai berikut :
عَنْ عَائِشَةَ رض قَالَتْ : كَانَتْ قُرَيْشٌ تَصُوْمُ عَاشُوْرَاءَ فِى اْلجَاهِلِيَّةِ وَ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص يَصُوْمُهُ. فَلَمَّا هَاجَرَ اِلَى الْمَدِيْنَةِ صَامَهُ وَ اَمَرَ بِصِيَامِهِ. فَلَمَّا فُرِضَ شَهْرُ رَمَضَانَ، قَالَ: مَنْ شَاءَ صَامَهُ وَ مَنْ شَاءَ تَرَكَهُ. مسلم 2: ?92
Dari Aisyah RA, ia berkata :Dahulu kaum Quraisy berpuasa Asyura pada masa jahiliyah dan Rasulullah SAW juga berpuasa. Maka setelah berhijrah ke Madinah, beliau tetap berpuasa Asyura dan memerintahkan kepada para shahabat untuk berpuasa pada hari itu. Kemudian setelah diwajibkan puasa di bulan Ramadlan, maka beliau bersabda, Barangsiapa yang ingin berpuasa Asyura silakan berpuasa, dan barangsiapa yang ingin meninggalkannya silakan tidak berpuasa. [HR. Muslim juz 2, hal. 792]

Tentang kehidupan Dunia

  TENTANG DUNIA فعَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوْضَةٍ ...