Amar ma'ruf, nahi mungkar
Firman Allah SWT :
وَ لْتَكُنْ مّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلىَ اْلخَيْرِ وَ
يَأْمُرُوْنَ بِاْلمَعْرُوْفِ وَ يَنْهَوْنَ عَنِ اْلمُنْكَرِ، وَ اُولئِكَ هُمُ
اْلمُفْلِحُوْنَ. ال عمران:104
Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan ummat yang menyeru
ke-pada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar,
merekalah orang-orang yang beruntung. [QS. Ali 'Imran : 104]
كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ
بِاْلمَعْرُوْفِ وَ تَنْهَوْنَ عَنِ اْلمُنْكَرِ وَ تُؤْمِنُوْنَ بِاللهِ، وَ لَوْ
امَنَ اَهْلُ اْلكِتبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ، مِنْهُمُ اْلمُؤْمِنُوْنَ وَ
اَكْثَرُهُمُ اْلفسِقُوْنَ. ال عمران:110
Kamu adalah ummat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada
Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di
antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang
fasiq. [QS. Ali 'Imran : 110]
وَاْلمُؤْمِنُوْنَ وَاْلمُؤْمِنتُ بَعْضُهُمْ اَوْلِيَآءُ بَعْضٍ،
يَأْمُرُوْنَ بِاْلمَعْرُوْفِ وَ يَنْهَوْنَ عَنِ اْلمُنْكَرِ وَ يُقِيْمُوْنَ
الصَّلوةَ وَ يُؤْتُوْنَ الزَّكوةَ
وَيُطِيْعُوْنَ اللهَ وَ رَسُوْلَه، اُولئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللهُ، اِنَّ اللهَ
عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ. التوبة:71
Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan,
sebagian mereka adalah menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh
(mengerjakan) yang ma’ruf,
mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka
tha’at
kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah;
sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. [QS. At-Taubah :
71]
وَ اتَّقُوْا فِتْنَةً
لاَّ تُصِيْبَنَّ الَّذِيْنَ
ظَلَمُوْا مِنْكُمْ خَاصَّةً، وَ اعْلَمُوْآ اَنَّ اللهَ شَدِيْدُ
اْلعِقَابِ. الانفال: 25
Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa
orang-orang yang dhalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat
keras siksa-Nya. [QS. Al-Anfal : 25]
لُعِنَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ بَنِيْ اِسْرَآءِيْلَ عَلى لِسَانِ
دَاودَ وَ عِيْسى ابْنِ مَرْيَمَ، ذلِكَ بِمَا عَصَوْا وَّ كَانُوْا يَعْتَدُوْنَ.
كَانُوْا لاَ يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُّنْكَرٍ فَعَلُوْهُ لَبِئْسَ مَا كَانُوْا
يَفْعَلُوْنَ. المائدة: 78-79
Telah dila'nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan
lisan Dawud dan 'Isa putera Maryam. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka
dan selalu melampaui batas. Mereka tidak saling melarang tindakan mungkar yang
mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat
itu. [QS. Al-Maidah : 78 - 79]
Hadits-hadits Nabi SAW :
عَنْ اَبِى سَعِيْدٍ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: مَنْ
رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًافَلْيُغَيّرْهُ بِيَدِهِ، فَاِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ
فَبِلِسَانِهِ، فَاِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ. وَ ذلِكَ اَضْعَفُ
اْلاِيْمَانِ. مسلم 1: 69
Dari Abu Sa'id, ia berkata : Saya pernah mendengar Rasulullah
SAW bersabda, "Barangsiapa diantara kalian yang melihat kemungkaran, maka
hendaklah ia merobahnya dengan tangannya. Jika ia tidak mampu maka (hendaklah
merobah) dengan lesannya. Dan jika ia tidak mampu, maka dengan hatinya. Dan yang
demikian itu adalah selemah-lemah iman". [HR. Muslim juz 1, hal. 69]
عَنْ اَبِى سَعِيْدٍ اْلخُدْرِيّ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: اِنَّ مِنْ
اَعْظَمِ اْلجِهَادِ كَلِمَةُ عَدْلٍ عِنْدَ سُلْطَانٍ جَائِـرٍ. الترمذى 3: 318
Dari Abu Sa’id
Al-Khudriy bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya
sebesar-besar jihad adalah mengucapkan kebenaran (keadilan) kepada penguasa yang
dhalim”.
[HR. Tirmidzi juz 3, hal. 318]
عَنْ عُبَيْدِ اللهِ بْنِ جَرِيْرٍ عَنْ اَبِيْهِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ
اللهِ ص: مَا مِنْ قَوْمٍ يُعْمَلُ فِيْهِمْ بِاْلمَعَاصِى هُمْ اَعَزُّ مِنْهُمْ
وَ اَمْنَعُ لاَ يُغَيّرُوْنَ اِلاَّ عَمَّهُمُ اللهُ بِعِقَابٍ. ابن ماجه 2: 1329
Dari ’Ubaidillah
bin Jarir dari bapaknya, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah
dalam suatu kaum yang di dalamnya dilakukan kema’shiyatan,
lalu ada orang-orang yang mampu untuk melawan dan mencegah, tetapi mereka tidak
mau merubahnya, melainkan Allah akan meratakan siksa kepada mereka”. [HR. Ibnu Majah juz 2, hal. 1329]
عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ اْليَمَانِ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: وَ الَّذِيْ
نَفْسِيْ بِيَدِهِ لَتَأْمُرُنَّ بِاْلمَعْرُوْفِ وَ لَتَنْهَوُنَّ عَنِ
اْلمُنْكَرِ وَ لَيُوْشِكَنَّ اللهُ اَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَابًا مِنْهُ وَ
تَدْعُوْنَهُ فَلاَ يَسْتَجِيْبُ لَكُمْ. الترمذى 3: 316، و قال هذا حديث حسن
Dari Hudzaifah bin Yaman dari Nabi SAW, beliau bersabda,
"Demi Allah yang jiwaku ada ditangan-Nya. Sungguh kamu sekalian akan menyuruh
kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar atau (kalau tidak) pasti Allah
akan menurunkan siksa kepada kalian,
kemudian kalian berdo'a kepada Allah, tetapi Dia tidak mengabulkan untukmu".
[HR. Tirmidzi juz 3, hal. 316, ia berkata : Ini hadits hasan]
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: مُرُوْا
بِاْلمَعْرُوْفِ وَ انْهَوْا عَنِ اْلمُنْكَرِ قَبْلَ اَنْ تَدْعُوْا فَلاَ
يُسْتَجَابَ لَكُمْ. ابن ماجه 2: 1327
Dari ‘Aisyah,
dia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Suruhlah
kepada yang ma’ruf,
dan cegahlah dari kemunkaran sebelum kalian berdoa (kepada Allah) namun tidak
dikabulkan”.
[HR. Ibnu Majah juz 2, hal. 1327]
عَنْ اَبِى بَكْرٍ الصّدّيْقِ اَنَّهُ قَالَ: يَااَيُّهَا النَّاسُ
اِنَّكُمْ تَقْرَأُوْنَ هذِهِ اْلآيَةَ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْا
عَلَيْكُمْ اَنْفُسَكُمْ لاَ يَضُرُّكُمْ مَنْ ضَلَّ اِذَا اهْتَدَيْتُمْ. وَ
اِنّى سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: اِنَّ النَّاسَ اِذَا رَأَوُا
الظَّالِمَ فَلَمْ يَأْخُذُوْا عَلىَ يَدَيْهِ اَوْشَكَ اَنْ يَعُمَّهُمُ اللهُ
بِعِقَابٍ مِنْهُ. الترمذى 3: 316
Dari Abu Bakar Ash-Shiddiq, ia berkata : Wahai ummat manusia,
bukankah kamu telah membaca ayat (yang artinya), "Hai orang-orang yang beriman,
jagalah dirimu. Orang yang sesat tidak akan mendatangkan madlarat kepadamu bila
kamu telah mendapat petunjuk". [Al-Maidah : 105] Sesungguhnya saya telah
mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Apabila ada sekelompok manusia melihat
seseorang melakukan kedhaliman, kemudian mereka tidak mencegahnya, maka
hampir-hampir Allah akan menurunkan adzab kepada mereka dari sisi-Nya". [HR.
Tirmidzi, juz 3, hal. 316]
عَنْ اَبِى اُمَيَّةَ الشَّعْبَانِيّ، قَالَ: سَأَلْتُ اَبَا ثَعْلَبَةَ
اْلخُشَنِيَّ فَقُلْتُ: يَا اَبَا ثَعْلَبَةَ، كَيْفَ تَقُوْلُ فِى هذِهِ
اْلايَةِ عَلَيْكُمْ اَنْفُسَكُمْ. قَالَ: اَمَا وَ اللهِ لَقَدْ سَأَلْتَ
عَنْهَا خَبِيْرًا سَأَلْتُ عَنْهَا رَسُوْلَ اللهِ ص فَقَالَ: بَلْ اِئْتَمِرُوْا
بِاْلمَعْرُوْفِ وَ تَنَاهَوْا عَنِ اْلمُنْكَرِ حَتَّى اِذَا رَأَيْتَ شُحًّا
مُطَاعًا وَ هَوًى مُتَّبَعًا وَ دُنْيَا مُؤْثَرَةً فَاِعْجَابَ كُلّ ذِى رَأْيٍ
بِرَأْيِهِ فَعَلَيْكَ يَعْنِى بِنَفْسِكَ وَ دَعْ عَنْكَ اْلعَوَامَّ، فَاِنَّ
مِنْ وَرَائِكُمْ اَيَّامَ الصَّبْرِ. الصَّبْرُ فِيْهِ مِثْلُ قَبْضٍ عَلَى
اْلجَمْرِ، لِلْعَامِلِ فِيْهِمْ مِثْلُ اَجْرِ خَمْسِيْنَ رَجُلاً يَعْمَلُوْنَ
مِثْلَ عَمَلِهِ. وَ زَادَانِى غَيْرُهُ. يَا رَسُوْلَ اللهِ، اَجْرُ خَمْسِيْنَ
مِنْهُمْ؟ قَالَ: اَجْرُ خَمْسِيْنَ مِنْكُمْ. ابو داود 4: 123
Dari Abu Umayyah Asy-Sya’baniy,
ia berkata : Saya pernah bertanya kepada Abu Tsa’labah,
aku bertanya, “Hai
Abu Tsa’labah,
bagaimana pendapatmu tentang ayat ‘alaikum
anfusakum ? –
Al-Maaidah : 105”.
Ia berkata, “Demi
Allah, sungguh kamu menanyakan sesuatu yang aku pernah menanyakannya kepada
Rasulullah SAW”,
beliau bersabda, “Tetapi
hendaklah kalian amar ma’ruf
dan nahi munkar, sehingga apabila kamu melihat kebakhilan ditha’ati,
hawa nafsu diikuti, keduniaan telah mewarnai, dan orang bangga dengan
pendapatnya, maka wajib atasmu (yakni menjaga dirimu), tinggalkanlah keumuman
orang, karena akan datang di belakang kalian hari-hari keshabaran. Shabar pada
waktu itu seperti orang yang menggenggam bara api. Bagi orang yang melakukan (amar ma’ruf
nahi munkar) di tengah-tengah mereka pada hari itu akan mendapat pahala lima
puluh orang yang beramal seperti dia”.
Perawi berkata : Dan menambahkan kepadaku selain dia, ia berkata, “Ya
Rasulullah, apakah pahala lima puluh orang dari mereka ?”.
Beliau menjawab, “Pahala
lima puluh orang dari kalian”.
[HR. Abu Dawud juz 4, hal. 123]
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص:
اِنَّ اَوَّلَ مَا دَخَلَ النَّقْصُ عَلَى بَنِيْ اِسْرَائِيْلَ كَانَ الرَّجُلُ
يَلْقَى الرَّجُلَ فَيَقُوْلُ: يَا هذَا اِتَّقِ اللهَ وَ دَعْ مَا تَصْنَعُ فَاِنَّهُ لاَ يَحِلُّ
لَكَ، ثُمَّ يَلْقَاهُ مِنَ اْلغَدِ فَلاَ يَمْنَعُهُ ذلِكَ اَنْ يَكُوْنَ
اَكِيْلَهُ وَ شَرِيْبَهُ وَ قَعِيْدَهُ فَلَمَّا فَعَلُوْا ذلِكَ ضَرَبَ اللهُ
قُلُوْبَ بَعْضِهِمْ بِبَعْضٍ. ثُمَّ قَالَ: لُعِنَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ
بَنِيْ اِسْرَائِيْلَ عَلى لِسَانِ دَاودَ وَ عِيْسَى ابْنِ مَرْيَمَ اِلىَ
قَوْلِهِ فَاسِقُوْنَ. ثُمَّ قَالَ: كَلاَّ، وَ اللهِ لَتَأْمُرُنَّ
بِاْلمَعْرُوْفِ وَ لَتَنْهَوُنَّ عَنِ اْلمُنْكَرِ وَ لَتَأْخُذُنَّ عَلَى يَدَيِ
الظَّالِمِ وَ لَتَأْطِرُنَّهُ عَلَى اْلحَقّ اَطْرًا وَ لَتَقْصُرُنَّهُ عَلَى
اْلحَقّ قَصْرًا. ابو داود 4: 121
Dari Abdullah bin Mas’ud,
ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya
pertama-tama masuknya kekurangan pada Bani Israil adalah seorang menjumpai orang
lain (yang sedang melakukan kejahatan) lalu berkata, “Hai
orang ini, takutlah kepada Allah dan tinggalkanlah apa yang kamu perbuat, karena
hal itu tidak halal bagimu”. Kemudian hari berikutnya ia sudah tidak
menegurnya lagi. Bahkan ia makan, minum dan duduk bersama mereka. Setelah mereka
melakukan hal yang demikian, maka Allah menjadikan hati mereka itu sama
buruknya. Kemudian Rasulullah SAW membaca ayat (yang artinya) : Telah
dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Dawud dan
‘Isa
putra Maryam ….
sampai firman Allah …
orang-orang yang fasiq –
Al-Maaidah : 78-81. Kemudian beliau bersabda, “Tidak,
demi Allah, sungguh kamu sekalian harus amar ma’ruf
dan nahi munkar, sungguh-sungguh mencegah tangannya orang yang dhalim, dan
sungguh-sungguh mengembalikannya kepada kebenaran, dan sungguh-sungguh
menahannya untuk tetap dalam kebenaran”.
[HR. Abu Dawud 4, hal. 121]
عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ
بَشِيْرٍ رض عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: مَثَلُ اْلقَائِمِ عَلَى حُدُوْدِ
اللهِ وَ اْلوَاقِعِ فِيْهَا كَمَثَلِ قَوْمٍ اسْتَهَمُوْا عَلىَ سَفِيْنَةٍ
فَاَصَابَ بَعْضُهُمْ اَعْلاَهَا وَ بَعْضُهُمْ اَسْفَلَهَا. فَكَانَ الَّذِيْنَ
فىِ اَسْفَلِهَا اِذَا اسْتَقَوْا مِنَ اْلمَاءِ مَرُّوْا عَلىَ مَنْ فَوْقَهُمْ،
فَقَالُوْا: لَوْ اَنَّا خَرَقْنَا فىِ نَصِيْبِنَا خَرْقًا وَ لَمْ نُؤْذِ مَنْ
فَوْقَنَا. فَاِنْ يَتْرُكُوْهُمْ وَمَا اَرَادُوْا هَلَكُوْا جَمِيْعًا. وَ اِنْ
اَخَذُوْا عَلىَ اَيْدِيْهِمْ نَجَوْا وَ نَجَوْا جَمِيْعًا. البخارى 3: 111
Dari Nu'man bin Basyir RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda,
"Perumpamaan orang yang menegakkan hukum-hukum Allah dan orang yang tidak
menthaatinya, adalah seperti perumpamaan orang-orang yang sama-sama naik dalam
sebuah perahu, sebagian mereka ada yang di bagian atas, dan sebagian yang lain
berada di bawah. Mereka yang berada di bawah apabila memerlukan air, ia mesti
melewati orang-orang yang di atas. Lalu
mereka berpikir, "Seandainya kami melubangi di tempat kami ini, tentu
kami tidak mengganggu orang-orang yang di atas kami". Kalau mereka membiarkan
kehendak orang-orang yang di bawah itu, niscaya mereka binasa semuanya. Tetapi
jika mereka mencegah kehendak orang-orang yang di bawah itu, maka orang-orang
yang di bawah itu akan selamat, dan selamatlah semuanya". [HR. Bukhari juz
3, hal. 111]
عَنْ اَبِى ذَرّ اَنَّ نَاسًا مِنْ اَصْحَابِ النَّبِيّ ص قَالُوْا
لِلنَّبِيّ ص: يَا رَسُوْلَ اللهِ، ذَهَبَ اَهْلُ الدُّثُوْرِ بِاْلاُجُوْرِ.
يُصَلُّوْنَ كَمَا نُصَلّى وَ يَصُوْمُوْنَ كَمَا نَصُوْمُ وَ يَتَصَدَّقُوْنَ
بِفُضُوْلِ اَمْوَالِهِمْ. قَالَ: اَوَ لَيْسَ قَدْ جَعَلَ اللهُ لَكُمْ مَا
تَصَدَّقُوْنَ؟ اِنَّ بِكُلّ تَسْبِيْحَةٍ صَدَقَةٌ، وَ كُلّ تَكْبِيْرَةٍ
صَدَقَةٌ، وَ كُلّ تَحْمِيْدَةٍ صَدَقَةٌ، وَ كُلّ تَهْلِيْلَةٍ صَدَقَةٌ. وَ
اَمْرٌ بِاْلمَعْرُوْفِ صَدَقَةٌ، وَ نَهْيٌ عَنْ مُنْكَرٍ صَدَقَةٌ، وَ فِى بُضْعِ
اَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ. قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اَ يَأْتِى اَحَدُنَا
شَهْوَتَهُ وَ يَكُوْنُ لَهُ فِيْهَا اَجْرٌ؟ قَالَ: اَرَاَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا
فِى حَرَامٍ اَ كَانَ عَلَيْهِ فِيْهَا وِزْرٌ؟ فَكَذلِكَ اِذَا وَضَعَهَا فِى
اْلحَلاَلِ كَانَ لَهُ اَجْرًا. مسلم 2: 697
Dari Abu Dzarr bahwasanya para shahabat Nabi SAW mengadu
kepada Nabi SAW, “Ya
Rasulullah, orang-orang yang mempunyai harta bisa banyak mendapatkan pahala.
Mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka berpuasa sebagaimana kami
berpuasa, dan mereka bisa bersedeqah dengan kelebihan harta mereka”.
Rasulullah SAW bersabda, “Bukankah
Allah telah menjadikan bagi kalian apa-apa yang kalian bisa bersedeqah ?.
Sesungguhnya setiap tasbih adalah sedeqah, setiap takbir adalah sedeqah, setiap
tahmid adalah sedeqah, setiap tahlil adalah sedeqah. Amar ma’ruf
adalah sedeqah, mencegah dari kemungkaran adalah sedeqah, dan pada kemaluan
kalian adalah sedeqah”.
Para shahabat bertanya, “Ya
Rasulullah, apakah seseorang dari kami apabila melampiaskan syahwatnya itu
mendapat pahala ?”.
Beliau menjawab, “Bagaimana
pendapat kalian, seandainya dia menyalurkannya pada yang haram, bukankah dia
berdosa ?. Maka seperti itulah apabila dia menyalurkannya pada yang halal, dia
akan mendapat pahala”.
[HR. Muslim juz 2, hal. 697]
Firman Allah SWT :
وَ لْتَكُنْ مّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلىَ اْلخَيْرِ وَ
يَأْمُرُوْنَ بِاْلمَعْرُوْفِ وَ يَنْهَوْنَ عَنِ اْلمُنْكَرِ، وَ اُولئِكَ هُمُ
اْلمُفْلِحُوْنَ. ال عمران:104
Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan ummat yang menyeru
ke-pada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar,
merekalah orang-orang yang beruntung. [QS. Ali 'Imran : 104]
كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ
بِاْلمَعْرُوْفِ وَ تَنْهَوْنَ عَنِ اْلمُنْكَرِ وَ تُؤْمِنُوْنَ بِاللهِ، وَ لَوْ
امَنَ اَهْلُ اْلكِتبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ، مِنْهُمُ اْلمُؤْمِنُوْنَ وَ
اَكْثَرُهُمُ اْلفسِقُوْنَ. ال عمران:110
Kamu adalah ummat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada
Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di
antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang
fasiq. [QS. Ali 'Imran : 110]
وَاْلمُؤْمِنُوْنَ وَاْلمُؤْمِنتُ بَعْضُهُمْ اَوْلِيَآءُ بَعْضٍ،
يَأْمُرُوْنَ بِاْلمَعْرُوْفِ وَ يَنْهَوْنَ عَنِ اْلمُنْكَرِ وَ يُقِيْمُوْنَ
الصَّلوةَ وَ يُؤْتُوْنَ الزَّكوةَ
وَيُطِيْعُوْنَ اللهَ وَ رَسُوْلَه، اُولئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللهُ، اِنَّ اللهَ
عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ. التوبة:71
Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan,
sebagian mereka adalah menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh
(mengerjakan) yang ma’ruf,
mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka
tha’at
kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah;
sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. [QS. At-Taubah :
71]
وَ اتَّقُوْا فِتْنَةً
لاَّ تُصِيْبَنَّ الَّذِيْنَ
ظَلَمُوْا مِنْكُمْ خَاصَّةً، وَ اعْلَمُوْآ اَنَّ اللهَ شَدِيْدُ
اْلعِقَابِ. الانفال: 25
Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa
orang-orang yang dhalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat
keras siksa-Nya. [QS. Al-Anfal : 25]
لُعِنَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ بَنِيْ اِسْرَآءِيْلَ عَلى لِسَانِ
دَاودَ وَ عِيْسى ابْنِ مَرْيَمَ، ذلِكَ بِمَا عَصَوْا وَّ كَانُوْا يَعْتَدُوْنَ.
كَانُوْا لاَ يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُّنْكَرٍ فَعَلُوْهُ لَبِئْسَ مَا كَانُوْا
يَفْعَلُوْنَ. المائدة: 78-79
Telah dila'nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan
lisan Dawud dan 'Isa putera Maryam. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka
dan selalu melampaui batas. Mereka tidak saling melarang tindakan mungkar yang
mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat
itu. [QS. Al-Maidah : 78 - 79]
Hadits-hadits Nabi SAW :
عَنْ اَبِى سَعِيْدٍ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: مَنْ
رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًافَلْيُغَيّرْهُ بِيَدِهِ، فَاِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ
فَبِلِسَانِهِ، فَاِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ. وَ ذلِكَ اَضْعَفُ
اْلاِيْمَانِ. مسلم 1: 69
Dari Abu Sa'id, ia berkata : Saya pernah mendengar Rasulullah
SAW bersabda, "Barangsiapa diantara kalian yang melihat kemungkaran, maka
hendaklah ia merobahnya dengan tangannya. Jika ia tidak mampu maka (hendaklah
merobah) dengan lesannya. Dan jika ia tidak mampu, maka dengan hatinya. Dan yang
demikian itu adalah selemah-lemah iman". [HR. Muslim juz 1, hal. 69]
عَنْ اَبِى سَعِيْدٍ اْلخُدْرِيّ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: اِنَّ مِنْ
اَعْظَمِ اْلجِهَادِ كَلِمَةُ عَدْلٍ عِنْدَ سُلْطَانٍ جَائِـرٍ. الترمذى 3: 318
Dari Abu Sa’id
Al-Khudriy bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya
sebesar-besar jihad adalah mengucapkan kebenaran (keadilan) kepada penguasa yang
dhalim”.
[HR. Tirmidzi juz 3, hal. 318]
عَنْ عُبَيْدِ اللهِ بْنِ جَرِيْرٍ عَنْ اَبِيْهِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ
اللهِ ص: مَا مِنْ قَوْمٍ يُعْمَلُ فِيْهِمْ بِاْلمَعَاصِى هُمْ اَعَزُّ مِنْهُمْ
وَ اَمْنَعُ لاَ يُغَيّرُوْنَ اِلاَّ عَمَّهُمُ اللهُ بِعِقَابٍ. ابن ماجه 2: 1329
Dari ’Ubaidillah
bin Jarir dari bapaknya, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah
dalam suatu kaum yang di dalamnya dilakukan kema’shiyatan,
lalu ada orang-orang yang mampu untuk melawan dan mencegah, tetapi mereka tidak
mau merubahnya, melainkan Allah akan meratakan siksa kepada mereka”. [HR. Ibnu Majah juz 2, hal. 1329]
عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ اْليَمَانِ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: وَ الَّذِيْ
نَفْسِيْ بِيَدِهِ لَتَأْمُرُنَّ بِاْلمَعْرُوْفِ وَ لَتَنْهَوُنَّ عَنِ
اْلمُنْكَرِ وَ لَيُوْشِكَنَّ اللهُ اَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَابًا مِنْهُ وَ
تَدْعُوْنَهُ فَلاَ يَسْتَجِيْبُ لَكُمْ. الترمذى 3: 316، و قال هذا حديث حسن
Dari Hudzaifah bin Yaman dari Nabi SAW, beliau bersabda,
"Demi Allah yang jiwaku ada ditangan-Nya. Sungguh kamu sekalian akan menyuruh
kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar atau (kalau tidak) pasti Allah
akan menurunkan siksa kepada kalian,
kemudian kalian berdo'a kepada Allah, tetapi Dia tidak mengabulkan untukmu".
[HR. Tirmidzi juz 3, hal. 316, ia berkata : Ini hadits hasan]
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: مُرُوْا
بِاْلمَعْرُوْفِ وَ انْهَوْا عَنِ اْلمُنْكَرِ قَبْلَ اَنْ تَدْعُوْا فَلاَ
يُسْتَجَابَ لَكُمْ. ابن ماجه 2: 1327
Dari ‘Aisyah,
dia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Suruhlah
kepada yang ma’ruf,
dan cegahlah dari kemunkaran sebelum kalian berdoa (kepada Allah) namun tidak
dikabulkan”.
[HR. Ibnu Majah juz 2, hal. 1327]
عَنْ اَبِى بَكْرٍ الصّدّيْقِ اَنَّهُ قَالَ: يَااَيُّهَا النَّاسُ
اِنَّكُمْ تَقْرَأُوْنَ هذِهِ اْلآيَةَ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْا
عَلَيْكُمْ اَنْفُسَكُمْ لاَ يَضُرُّكُمْ مَنْ ضَلَّ اِذَا اهْتَدَيْتُمْ. وَ
اِنّى سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: اِنَّ النَّاسَ اِذَا رَأَوُا
الظَّالِمَ فَلَمْ يَأْخُذُوْا عَلىَ يَدَيْهِ اَوْشَكَ اَنْ يَعُمَّهُمُ اللهُ
بِعِقَابٍ مِنْهُ. الترمذى 3: 316
Dari Abu Bakar Ash-Shiddiq, ia berkata : Wahai ummat manusia,
bukankah kamu telah membaca ayat (yang artinya), "Hai orang-orang yang beriman,
jagalah dirimu. Orang yang sesat tidak akan mendatangkan madlarat kepadamu bila
kamu telah mendapat petunjuk". [Al-Maidah : 105] Sesungguhnya saya telah
mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Apabila ada sekelompok manusia melihat
seseorang melakukan kedhaliman, kemudian mereka tidak mencegahnya, maka
hampir-hampir Allah akan menurunkan adzab kepada mereka dari sisi-Nya". [HR.
Tirmidzi, juz 3, hal. 316]
عَنْ اَبِى اُمَيَّةَ الشَّعْبَانِيّ، قَالَ: سَأَلْتُ اَبَا ثَعْلَبَةَ
اْلخُشَنِيَّ فَقُلْتُ: يَا اَبَا ثَعْلَبَةَ، كَيْفَ تَقُوْلُ فِى هذِهِ
اْلايَةِ عَلَيْكُمْ اَنْفُسَكُمْ. قَالَ: اَمَا وَ اللهِ لَقَدْ سَأَلْتَ
عَنْهَا خَبِيْرًا سَأَلْتُ عَنْهَا رَسُوْلَ اللهِ ص فَقَالَ: بَلْ اِئْتَمِرُوْا
بِاْلمَعْرُوْفِ وَ تَنَاهَوْا عَنِ اْلمُنْكَرِ حَتَّى اِذَا رَأَيْتَ شُحًّا
مُطَاعًا وَ هَوًى مُتَّبَعًا وَ دُنْيَا مُؤْثَرَةً فَاِعْجَابَ كُلّ ذِى رَأْيٍ
بِرَأْيِهِ فَعَلَيْكَ يَعْنِى بِنَفْسِكَ وَ دَعْ عَنْكَ اْلعَوَامَّ، فَاِنَّ
مِنْ وَرَائِكُمْ اَيَّامَ الصَّبْرِ. الصَّبْرُ فِيْهِ مِثْلُ قَبْضٍ عَلَى
اْلجَمْرِ، لِلْعَامِلِ فِيْهِمْ مِثْلُ اَجْرِ خَمْسِيْنَ رَجُلاً يَعْمَلُوْنَ
مِثْلَ عَمَلِهِ. وَ زَادَانِى غَيْرُهُ. يَا رَسُوْلَ اللهِ، اَجْرُ خَمْسِيْنَ
مِنْهُمْ؟ قَالَ: اَجْرُ خَمْسِيْنَ مِنْكُمْ. ابو داود 4: 123
Dari Abu Umayyah Asy-Sya’baniy,
ia berkata : Saya pernah bertanya kepada Abu Tsa’labah,
aku bertanya, “Hai
Abu Tsa’labah,
bagaimana pendapatmu tentang ayat ‘alaikum
anfusakum ? –
Al-Maaidah : 105”.
Ia berkata, “Demi
Allah, sungguh kamu menanyakan sesuatu yang aku pernah menanyakannya kepada
Rasulullah SAW”,
beliau bersabda, “Tetapi
hendaklah kalian amar ma’ruf
dan nahi munkar, sehingga apabila kamu melihat kebakhilan ditha’ati,
hawa nafsu diikuti, keduniaan telah mewarnai, dan orang bangga dengan
pendapatnya, maka wajib atasmu (yakni menjaga dirimu), tinggalkanlah keumuman
orang, karena akan datang di belakang kalian hari-hari keshabaran. Shabar pada
waktu itu seperti orang yang menggenggam bara api. Bagi orang yang melakukan (amar ma’ruf
nahi munkar) di tengah-tengah mereka pada hari itu akan mendapat pahala lima
puluh orang yang beramal seperti dia”.
Perawi berkata : Dan menambahkan kepadaku selain dia, ia berkata, “Ya
Rasulullah, apakah pahala lima puluh orang dari mereka ?”.
Beliau menjawab, “Pahala
lima puluh orang dari kalian”.
[HR. Abu Dawud juz 4, hal. 123]
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص:
اِنَّ اَوَّلَ مَا دَخَلَ النَّقْصُ عَلَى بَنِيْ اِسْرَائِيْلَ كَانَ الرَّجُلُ
يَلْقَى الرَّجُلَ فَيَقُوْلُ: يَا هذَا اِتَّقِ اللهَ وَ دَعْ مَا تَصْنَعُ فَاِنَّهُ لاَ يَحِلُّ
لَكَ، ثُمَّ يَلْقَاهُ مِنَ اْلغَدِ فَلاَ يَمْنَعُهُ ذلِكَ اَنْ يَكُوْنَ
اَكِيْلَهُ وَ شَرِيْبَهُ وَ قَعِيْدَهُ فَلَمَّا فَعَلُوْا ذلِكَ ضَرَبَ اللهُ
قُلُوْبَ بَعْضِهِمْ بِبَعْضٍ. ثُمَّ قَالَ: لُعِنَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ
بَنِيْ اِسْرَائِيْلَ عَلى لِسَانِ دَاودَ وَ عِيْسَى ابْنِ مَرْيَمَ اِلىَ
قَوْلِهِ فَاسِقُوْنَ. ثُمَّ قَالَ: كَلاَّ، وَ اللهِ لَتَأْمُرُنَّ
بِاْلمَعْرُوْفِ وَ لَتَنْهَوُنَّ عَنِ اْلمُنْكَرِ وَ لَتَأْخُذُنَّ عَلَى يَدَيِ
الظَّالِمِ وَ لَتَأْطِرُنَّهُ عَلَى اْلحَقّ اَطْرًا وَ لَتَقْصُرُنَّهُ عَلَى
اْلحَقّ قَصْرًا. ابو داود 4: 121
Dari Abdullah bin Mas’ud,
ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya
pertama-tama masuknya kekurangan pada Bani Israil adalah seorang menjumpai orang
lain (yang sedang melakukan kejahatan) lalu berkata, “Hai
orang ini, takutlah kepada Allah dan tinggalkanlah apa yang kamu perbuat, karena
hal itu tidak halal bagimu”. Kemudian hari berikutnya ia sudah tidak
menegurnya lagi. Bahkan ia makan, minum dan duduk bersama mereka. Setelah mereka
melakukan hal yang demikian, maka Allah menjadikan hati mereka itu sama
buruknya. Kemudian Rasulullah SAW membaca ayat (yang artinya) : Telah
dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Dawud dan
‘Isa
putra Maryam ….
sampai firman Allah …
orang-orang yang fasiq –
Al-Maaidah : 78-81. Kemudian beliau bersabda, “Tidak,
demi Allah, sungguh kamu sekalian harus amar ma’ruf
dan nahi munkar, sungguh-sungguh mencegah tangannya orang yang dhalim, dan
sungguh-sungguh mengembalikannya kepada kebenaran, dan sungguh-sungguh
menahannya untuk tetap dalam kebenaran”.
[HR. Abu Dawud 4, hal. 121]
عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ
بَشِيْرٍ رض عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: مَثَلُ اْلقَائِمِ عَلَى حُدُوْدِ
اللهِ وَ اْلوَاقِعِ فِيْهَا كَمَثَلِ قَوْمٍ اسْتَهَمُوْا عَلىَ سَفِيْنَةٍ
فَاَصَابَ بَعْضُهُمْ اَعْلاَهَا وَ بَعْضُهُمْ اَسْفَلَهَا. فَكَانَ الَّذِيْنَ
فىِ اَسْفَلِهَا اِذَا اسْتَقَوْا مِنَ اْلمَاءِ مَرُّوْا عَلىَ مَنْ فَوْقَهُمْ،
فَقَالُوْا: لَوْ اَنَّا خَرَقْنَا فىِ نَصِيْبِنَا خَرْقًا وَ لَمْ نُؤْذِ مَنْ
فَوْقَنَا. فَاِنْ يَتْرُكُوْهُمْ وَمَا اَرَادُوْا هَلَكُوْا جَمِيْعًا. وَ اِنْ
اَخَذُوْا عَلىَ اَيْدِيْهِمْ نَجَوْا وَ نَجَوْا جَمِيْعًا. البخارى 3: 111
Dari Nu'man bin Basyir RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda,
"Perumpamaan orang yang menegakkan hukum-hukum Allah dan orang yang tidak
menthaatinya, adalah seperti perumpamaan orang-orang yang sama-sama naik dalam
sebuah perahu, sebagian mereka ada yang di bagian atas, dan sebagian yang lain
berada di bawah. Mereka yang berada di bawah apabila memerlukan air, ia mesti
melewati orang-orang yang di atas. Lalu
mereka berpikir, "Seandainya kami melubangi di tempat kami ini, tentu
kami tidak mengganggu orang-orang yang di atas kami". Kalau mereka membiarkan
kehendak orang-orang yang di bawah itu, niscaya mereka binasa semuanya. Tetapi
jika mereka mencegah kehendak orang-orang yang di bawah itu, maka orang-orang
yang di bawah itu akan selamat, dan selamatlah semuanya". [HR. Bukhari juz
3, hal. 111]
عَنْ اَبِى ذَرّ اَنَّ نَاسًا مِنْ اَصْحَابِ النَّبِيّ ص قَالُوْا
لِلنَّبِيّ ص: يَا رَسُوْلَ اللهِ، ذَهَبَ اَهْلُ الدُّثُوْرِ بِاْلاُجُوْرِ.
يُصَلُّوْنَ كَمَا نُصَلّى وَ يَصُوْمُوْنَ كَمَا نَصُوْمُ وَ يَتَصَدَّقُوْنَ
بِفُضُوْلِ اَمْوَالِهِمْ. قَالَ: اَوَ لَيْسَ قَدْ جَعَلَ اللهُ لَكُمْ مَا
تَصَدَّقُوْنَ؟ اِنَّ بِكُلّ تَسْبِيْحَةٍ صَدَقَةٌ، وَ كُلّ تَكْبِيْرَةٍ
صَدَقَةٌ، وَ كُلّ تَحْمِيْدَةٍ صَدَقَةٌ، وَ كُلّ تَهْلِيْلَةٍ صَدَقَةٌ. وَ
اَمْرٌ بِاْلمَعْرُوْفِ صَدَقَةٌ، وَ نَهْيٌ عَنْ مُنْكَرٍ صَدَقَةٌ، وَ فِى بُضْعِ
اَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ. قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اَ يَأْتِى اَحَدُنَا
شَهْوَتَهُ وَ يَكُوْنُ لَهُ فِيْهَا اَجْرٌ؟ قَالَ: اَرَاَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا
فِى حَرَامٍ اَ كَانَ عَلَيْهِ فِيْهَا وِزْرٌ؟ فَكَذلِكَ اِذَا وَضَعَهَا فِى
اْلحَلاَلِ كَانَ لَهُ اَجْرًا. مسلم 2: 697
Dari Abu Dzarr bahwasanya para shahabat Nabi SAW mengadu
kepada Nabi SAW, “Ya
Rasulullah, orang-orang yang mempunyai harta bisa banyak mendapatkan pahala.
Mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka berpuasa sebagaimana kami
berpuasa, dan mereka bisa bersedeqah dengan kelebihan harta mereka”.
Rasulullah SAW bersabda, “Bukankah
Allah telah menjadikan bagi kalian apa-apa yang kalian bisa bersedeqah ?.
Sesungguhnya setiap tasbih adalah sedeqah, setiap takbir adalah sedeqah, setiap
tahmid adalah sedeqah, setiap tahlil adalah sedeqah. Amar ma’ruf
adalah sedeqah, mencegah dari kemungkaran adalah sedeqah, dan pada kemaluan
kalian adalah sedeqah”.
Para shahabat bertanya, “Ya
Rasulullah, apakah seseorang dari kami apabila melampiaskan syahwatnya itu
mendapat pahala ?”.
Beliau menjawab, “Bagaimana
pendapat kalian, seandainya dia menyalurkannya pada yang haram, bukankah dia
berdosa ?. Maka seperti itulah apabila dia menyalurkannya pada yang halal, dia
akan mendapat pahala”.
[HR. Muslim juz 2, hal. 697]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar