Mencari
Rezqi yang Halal.
Firman
Allah SWT :
ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْا لاَ تَأْكُلُوْآ اَمْوَالَكُمْ
بَيْنَكُمْ بِاْلبَاطِلِ اِلآَّ اَنْ تَكُوْنَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مّنْكُمْ، وَ
لاَ تَقْتُلُوْآ اَنْفُسَكُمْ، اِنَّ اللهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيْمًا. وَ مَنْ
يَّفْعَلْ ذلِكَ عُدْوَانًا وَّ ظُلْمًا فَسَوْفَ نُصْلِيْهِ نَارًا، وَ كَانَ
ذلِكَ عَلَى اللهِ يَسِيْرًا. اِنْ تَجْتَنِبُوْا كَبئِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ
نُكَفّرْ عَنْكُمْ سَيّاتِكُمْ وَ نُدْخِلْكُمْ مُدْخَلاً كَرِيْمًا.
النساء:29-31
Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan
jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama
suka diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah
adalah Maha Penyayang kepadamu. (29) Dan barangsiapa berbuat demikian dengan
melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka.
Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (30) Jika kamu menjauhi dosa-dosa
besar diantara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus
kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosa yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat
yang mulia (surga). (31)
[QS. An-Nisaa’ : 29-31]
وَ اَوْفُوا اْلكَيْلَ اِذَا كِلْتُمْ وَ زِنُوْا بِاْلقِسْطَاسِ
اْلمُسْتَقِيْمِ، ذلِكَ خَيْرٌ وَّ اَحْسَنُ تَأْوِيْلاً. الاسراء:35
Dan
sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan neraca yang
benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya.
[QS. Al-Israa’ : 35]
اَوْفُوا اْلكَيْلَ وَ لاَ تَكُوْنُوْا مِنَ اْلمُخْسِرِيْنَ. وَزِنُوْا
بِاْلقِسْطَاسِ اْلمُسْتَقِيْمِ. وَ لاَ تَبْخَسُوا النَّاسَ اَشْيَآءَهُمْ وَ لاَ
تَعْثَوْا فِى اْلاَرْضِ مُفْسِدِيْنَ. الشعراء:181-183
Sempurnakanlah
takaran dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang merugikan, (181) dan
timbanglah dengan timbangan yang lurus. (182) Dan janganlah kamu merugikan
manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan
membuat kerusakan.
[QS. Asy-Syu’araa’ : 181-183]
وَيْلٌ لّلْمُطَفّفِيْنَ. الَّذِيْنَ اِذَا اكْتَالُوْا عَلَى النَّاسِ
يَسْتَوْفُوْنَ. وَ اِذَا كَالُوْهُمْ اَوْ وَّزَنُوْهُمْ يُخْسِرُوْنَ. اَلاَ
يَظُنُّ اُولئِكَ اَنَّهُمْ مَبْعُوْثُوْنَ. لِيَوْمٍ عَظِيْمٍ. يَوْمَ يَقُوْمُ
النَّاسُ لِرَبّ اْلعلَمِيْنَ. المطففين:1-6
Kecelakaan
besarlah bagi orang-orang yang curang, (1) (yaitu) orang-orang yang apabila
menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, (2) dan apabila mereka
menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. (3) Tidakkah
orang-orang itu menyangka, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan, (4) pada
suatu hari yang besar, (5) (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan
semesta alam ? (6)
[QS. Al-Muthaffifiin : 1-6]
ياَيُّهَا النَّاسُ كُلُوْا مِمَّا فِى اْلاَرْضِ حَللاً طَيّبًا وَّ
لاَ تَتَّبِعُوْا خُطُوتِ الشَّيْطنِ، اِنَّه لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ.
البقرة:168
Hai
sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi,
dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaithan, karena sesungguhnya
syaithan itu adalah musuh yang nyata bagimu.
[QS. Al-Baqarah : 168]
Hadits
Nabi SAW :
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: سُئِلَ رَسُوْلُ اللهِ ص عَنْ اَكْثَرِ
مَا يُدْخِلُ النَّاسَ اْلجَنَّةَ. قَالَ: تَقْوَى اللهِ وَ حُسْنُ اْلخُلُقِ. وَ
سُئِلَ عَنْ اَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ. قاَلَ: اَلْفَمُ وَ
اْلفَرْجُ. الترمذى 3: 245، رقم 2072، و قال هذا حديث صحيح غريب
Dari
Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW pernah ditanya tentang sesuatu yang
paling banyak menyebabkan manusia masuk surga. Beliau SAW menjawab, “Taqwa
kepada Allah dan akhlaq yang baik”, Dan beliau ditanya tentang sesuatu yang
paling banyak menyebabkan manusia masuk neraka. Beliau menjawab, “(Sesuatu yang
paling banyak menyebabkan manusia masuk neraka) adalah mulut dan
kemaluan”.
[HR. Tirmidzi juz 3, hal. 245, no. 2072, dan ia berkata : Ini hadits shahih,
gharib]
عَنْ اَبِى بَرْزَةَ اْلاَسْلَمِيّ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لاَ
تَزُوْلُ قَدَمَا عَبْدٍ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيْمَا اَفْنَاهُ، وَ عَنْ
عِلْمِهِ فِيْمَا فَعَلَ، وَ عَنْ مَالِهِ مِنْ اَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَ فِيْمَا
اَنْفَقَهُ، وَ عَنْ جِسْمِهِ فِيْمَا اَبْلاَهُ. الترمذى 4: 36، رقم: 2532، و قال
هذا حديث حسن صحيح
Dari
Abu Barzah Al-Aslamiy, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan
bergerak kedua tapak kaki seorang hamba (pada hari qiyamat) sehingga ditanya
tentang umurnya untuk apa dia habiskan, tentang ilmunya untuk apa dia gunakan,
tentang hartanya dari mana dia mendapatkannya dan untuk apa dia
membelanjakannya, dan tentang badannya untuk apa dia
memanfaatkannya”.
[HR. Tirmidzi 4, hal. 36, no. 2532, dan ia berkata : Ini hadits hasan
shahih]
عَنْ اَبِى سَعِيْدِ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: التَّاجِرُ الصَّدُوْقُ
اْلأَمِيْنُ مَعَ النَّبِيّيْنَ وَ الصّدّيْقِيْنَ وَ الشُّهَدَاءِ. الترمذى 2:
341، رقم: 1227، و قال هذا حديث حسن
Dari
Abu Sa’id (Al-Khudriy RA), dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Pedagang yang jujur
lagi menjaga amanat akan bersama Nabi-nabi, orang-orang yang jujur dan
orang-orang yang mati syahid”.
[HR. Tirmidzi juz 2, hal. 341, no. 1227, dan ia berkata, “Ini hadits
hasan”]
عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: التَّاجِرُ
اْلأَمِيْنُ الصَّدُوْقُ اْلمُسْلِمُ مَعَ الشُّهَدَاءِ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ. ابن
ماجه 2: 724، رقم: 2139
Dari
Ibnu ‘Umar, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Pedagang yang menjaga amanat,
yang jujur lagi Islam bersama orang-orang yang mati syahid pada hari
qiyamat”.
[HR. Ibnu Majah juz 2, hal. 724, no. 2139, dla’if, karena dalam sanadnya ada
perawi bernama Kultsum bin Jausyan Al-Qusyairiy]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: يَأْتِى عَلَى
النَّاسِ زَمَانٌ لاَ يُبَالِى اْلمَرْءُ مَا اَخَذَ مِنْهُ اَ مِنَ اْلحَلاَلِ
اَمْ مِنَ اْلحَرَامِ. البخارى 3: 6
Dari
Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Akan datang suatu masa, ketika
itu orang tidak lagi mempedulikan apa-apa yang dia dapatkan, apakah termasuk
yang halal atau yang haram”.
[HR. Bukhari juz 3, hal. 6]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص مَرَّ عَلَى صُبْرَةِ
طَعَامٍ فَاَدْخَلَ يَدَهُ فِيْهَا فَنَالَتْ اَصَابِعُهُ بَلَلاً، فَقَالَ: مَا
هذَا يَا صَاحِبَ الطَّعَامِ؟ قَالَ: اَصَابَتْهُ السَّمَاءُ يَا رَسُوْلَ اللهِ،
قَالَ: اَفَلاَ جَعَلْتَهُ فَوْقَ الطَّعَامِ كَيْ يَرَاهُ النَّاسُ، مَنْ غَشَّ
فَلَيْسَ مِنّى. مسلم 1: 99
Dari
Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah SAW pernah lewat pada segundukan bahan
makanan, lalu beliau memasukkan tangannya ke dalam gundukan bahan makanan itu
sehingga jari-jari beliau mendapati sesuatu yang basah. Rasulullah SAW bertanya,
“Apa ini hai penjual bahan makanan ?”. Penjual itu menjawab, “Ya Rasulullah, itu
karena hujan”. Beliau bersabda, “Mengapa tidak kamu letakkan di bagian atas agar
orang-orang (pembeli) mengetahuinya ? Barangsiapa yang menipu, maka bukan
golonganku”.
[HR. Muslim juz 1, hal. 99]
عَنِ بْنِ عُمَرَ قَالَ: مَرَّ رَسُوْلُ اللهِ ص بِطَعَامٍ، وَ قَدْ
حَسَّنَهُ صَاحِبُهُ، فَاَدْخَلَ يَدَهُ فِيْهِ، فَاِذَا طَعَامٌ رَدِيْءٌ،
فَقَالَ: بِعْ هذَا عَلَى حِدَةٍ وَ هذَا عَلَى حِدَةٍ، فَمَنْ غَشَّنَا فَلَيْسَ
مِنَّا. احمد 2: 309، رقم: 5113
Dari
Ibnu ‘Umar, ia berkata : Rasulullah SAW pernah lewat pada orang yang menjual
bahan makanan yang penjualnya itu memuji-muji dagangannya. Kemudian beliau
menusukkan tangan beliau ke dalam dagangan itu, dan ternyata bahan makanan itu
buruk, maka beliau bersabda, “Juallah ini (yang baik) tersendiri, dan juallah
ini (yang buruk) tersendiri. Barangsiapa yang menipu kami, bukanlah dari
golongan kami”.
[HR. Ahmad juz 2, hal. 309, no. 5113, dla’if, karena dalam sanadnya ada perawi
bernama Abu Ma’syar Najih bin ‘Abdur Rahman]
عَنْ قَيْسِ بْنِ اَبِى غَرَزَةَ رض قَالَ: مَرَّ النَّبِيُّ ص بِرَجُلٍ
يَبِيْعُ طَعَامًا، فَقَالَ: يَا صَاحِبَ هذَا الطَّعَامِ اَسْفَلُ هذَا مِثْلُ
اَعْلاَهُ؟ فَقَالَ: نَعَمْ. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ غَشَّ اْلمُسْلِمِيْنَ
فَلَيْسَ مِنْهُمْ. الطبرانى فى الكبير 18: 359، رقم: 921، و رواته
ثقات
Dari
Qais bin Abi Gharazah RA, ia berkata : Rasulullah SAW pernah melewati seorang
laki-laki yang sedang menjual (bahan) makanan, lalu beliau bertanya, “Hai
penjual makanan ini apakah yang di bagian bawah ini sama dengan yang di bagian
atasnya ?”. Penjual itu menjawab, “Betul, (ya Rasulullah)”. Maka Rasulullah SAW
bersabda, “Barangsiapa yang menipu kaum muslimin, maka bukan dari
mereka”.
[HR. Thabrani di dalam Al-Kabir dan perawi-perawinya kuat]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَيُّهَا
النَّاسُ، اِنَّ اللهَ طَيّبٌ لاَ يَقْبَلُ اِلاَّ طَيّبًا، وَ اِنَّ اللهَ اَمَرَ
اْلمُؤْمِنِيْنَ بِمَا اَمَرَ بِهِ اْلمُرْسَلِيْنَ، فَقَالَ: يَا اَيُّهَا
الرُّسُلُ كُلُوْا مِنَ الطَّيّبَاتِ وَ اعْمَلُوْا صَالِحًا، اِنّيْ بِمَا
تَعْمَلُوْنَ عَلِيْمٌ. وَ قَالَ: يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْا كُلُوْا مِنْ
طَيّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ. ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ اَشْعَثَ
اَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ اِلَى السَّمَاءِ: يَا رَبّ، يَا رَبّ، وَ مَطْعَمُهُ
حَرَامٌ، وَ مَشْرَبُهُ حَرَامٌ، وَ مَلْبَسُهُ حَرَامٌ، وَ غُذِيَ بِاْلحَرَامِ،
فَاَنَّى يُسْتَجَابُ لِذلِكَ؟ مسلم 2: 703
Dari
Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Hai para manusia,
sesungguhnya Allah itu Baik (Suci). Tidak mau menerima kecuali yang baik. Dan
sesungguhnya Allah memerintahkan kepada orang-orang mukmin sebagaimana apa yang
Dia perintahkan kepada para Rasul. Allah berfirman, “Hai para Rasul, makanlah
dari yang baik-baik (yang halal) dan beramal shalih lah kalian. Sesungguhnya Aku
Maha Mengetahui terhadap apa-apa yang kalian kerjakan”. [Al-Mukminuun
: 51]. Dan Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, makanlah dari yang
baik-baik apa yang Kami rezqikan kepada kalian”. [Al-Baqarah : 172]
Kemudian (Rasulullah SAW) menyebutkan tentang seorang laki-laki yang sering
bepergian jauh, rambutnya acak-acakan lagi berdebu. Dia berdoa dengan mengangkat
kedua tangannya ke langit, “Ya Tuhanku, Ya Tuhanku”. Sedangkan makanannya haram,
minumannya haram, pakaiannya haram, dia dikenyangkan dengan barang yang haram.
Maka bagaimana mungkin dia dikabulkan doanya ?”. [HR. Muslim 2 :
703]
عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: طَلَبُ اْلحَلاَلِ
وَاجِبٌ عَلَى كُلّ مُسْلِمٍ. الطبرانى فى الاوسط
Dari
Anas bin Maalik dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Mencari yang halal adalah wajib
atas setiap orang Islam”.
[HR. Thabrani di dalam Al-Ausath]
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ قَالَ: اَرْبَعٌ
اِذَا كُنَّ فِيْكَ فَلاَ عَلَيْكَ مَا فَاتَكَ مِنَ الدُّنْيَا: حِفْظُ اَمَانَةٍ،
وَ صِدْقُ حَدِيْثٍ، وَ حُسْنُ خَلِيْقَةٍ، وَ عِفَّةٌ فِى طُعْمَةٍ. احمد 2: 591،
رقم: 6664
Dari
‘Abdullah bin Amr, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Ada empat hal, apabila
empat hal itu ada padamu, maka tidak mengapa (tidak membahayakan) apa yang
terlepas darimu berupa keduniaan. 1. menjaga amanat, 2. jujur dalam berbicara,
3. baik akhlaqnya, dan 4. menjaga pada makanannya”.
[HR. Ahmad juz 2, hal. 591, no. 6664]
عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: مَنِ اشْتَرَى ثَوْبًا بِعَشْرَةِ دَرَاهِمَ،
وَ فِيْهِ دِرْهَمٌ حَرَامٌ لَمْ يَقْبَلِ اللهُ لَهُ صَلاَةً مَا دَامَ عَلَيْهِ،
قَالَ: ثُمَّ اَدْخَلَ اُصْبٌعَيْهِ فِى اُذُنَيْهِ، ثُمَّ قَالَ: صُمَّتَا اِنْ
لَمْ يَكُنِ النَّبِيُّ ص سَمِعْتُهُ يَقُوْلُهُ. احمد 2: 416، 5736
Dari
Ibnu ‘Umar, ia berkata, “Barangsiapa yang membeli pakaian seharga sepuluh dirham
sedangkan yang satu dirham dari uang yang haram, maka Allah tidak mau menerima
shalatnya selama dia memakainya”. Rawi berkata : Kemudian Ibnu ‘Umar memasukkan
dua jarinya ke dalam dua telinganya dan berkata, “Semoga dua telinga saya
ditulikan jika Nabi SAW tidak menyabdakan sebagaimana yang aku
dengar”.
[HR. Ahmad juz 2, hal. 416, no. 5736, dla’if, karena dalam sanadnya ada perawi
bernama Hasyim, dia majhul]
عَنْ كَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ قَالَ: قَالَ النَّبِيَّ ص: يَا كَعْبُ بْنَ
عُجْرَةَ اِنَّهُ لاَ يَدْخُلُ اْلجَنَّةَ لَحْمٌ وَ دَمٌ نَبَتَا عَلَى سُحْتٍ،
اَلنَّارُ اَوْلَى بِهِ. يَا كَعْبُ بْنَ عُجْرَةَ، اَلنَّاسُ غَادِيَانِ. فَغَادٍ
فِى فِكَاكِ نَفْسِهِ فَمُعْتِقُهَا، وَ غَادٍ مُوْبِقُهَا. يَا كَعْبُ بْنَ
عُجْرَةَ، اَلصَّلاَةُ قُرْبَانٌ وَ الصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ وَ الصَّوْمُ جُنَّةٌ،
وَ الصَّدَقَةُ تُطْفِئُ اْلخَطِيْئَةَ كَمَا يَذْهَبُ اْلجَلِيْدُ عَلَى الصَّفَا.
ابن حبان 12: 378، 5567
Dari
Ka’ab bin ‘Ujrah, dia berkata : Nabi SAW bersabda, “Hai Ka’ab bin 'Ujrah,
sesungguhnya tidak akan masuk surga daging dan darah yang tumbuh dari barang
yang haram, neraka lebih pantas baginya. Hai Ka’ab bin ‘Ujrah, manusia itu
memasuki waktu pagi ada dua macam : pertama, orang yang mampu menahan nafsunya,
maka dia membebaskannya (dari neraka). Kedua, orang yang membinasakan dirinya.
Hai Ka’ab bin ‘Ujrah, shalat itu pendekatan diri (kepada Allah), shadaqah itu
tanda bukti keimanan, dan puasa itu perisai. Shadaqah bisa menghapus kesalahan
sebagaimana meluncurnya hujan es di atas batu licin”.
[HR. Ibnu Hibban juz 12, hal. 378, no. 5567]
عَنْ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar