Dibolehkan mengadakan hiburan pada acara walimah
عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ حَاطِبٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: فَصْلُ
بَيْنَ اْلحَلاَلِ وَ اْلحَرَامِ الدُّفُّ وَ الصَّوْتُ فِى النّكَاحِ. ابن ماجه 1: 611، رقم: 1896
Dari Muhammad bin
Haathib, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Yang membedakan
antara yang halal dan yang haram adalah rebana dan suara (diumumkannya) dalam
pernikahan”. [HR. Ibnu Majah juz
1, hal. 611, no. 1896]
عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ حَاطِبٍ الْجُمَحِيّ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ
ص: فَصْلُ بَيْنَ اْلحَلاَلِ وَ اْلحَرَامِ الدُّفُّ وَ الصَّوْتُ فِى
النّكَاحِ. احمد 5: 265، رقم: 15451
Dari Muhammad bin
Haathib Al-Jumahiy, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Yang membedakan
antara yang halal dan yang haram adalah rebana dan suara (diumumkannya) dalam
pernikahan”. [HR. Ahmad juz 5,
hal. 265, no. 15451]
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَعْلِنُوْا هذَا
النّكَاحَ وَ اجْعَلُوْهُ فِي الْمَسَاجِدِ وَ اضْرِبُوْا عَلَيْهِ
بِالدُّفُوْفِ. الترمذى 2: 276، رقم: 1095
Dari ‘Aisyah, ia
berkata, “Rasulullah SAW bersabda, “Umumkanlah pernikahan, lakukanlah di
masjid-masjid, dan pukullah rebana”. [HR. Tirmidzi juz
2, hal. 276, no. 1095; dla’if karena dalam sanadnya ada perawi bernama ‘Isa bin
Maimun Al-Anshariy]
عَنْ عَائِشَةَ رض قَالَتْ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَعْلِنُوْا هذَا
النّكَاحَ وَاجْعَلُوهُ فِى الْمَسَاجِدِ وَاضْرِبُوا عَلَيْهِ بِالدُّفُوفِ
وَلْيُولِمْ اَحَدُكُمْ وَلَوْ بِشَاةٍ، فَاِذَا خَطَبَ اَحَدُكُمُ امْرَأَةً
وَقَدْ خَضَبَ بِالسَّوَادِ فَلْيُعْلِمْهَا لاَ يَغُرَّنَّهَا. البيهقى 7: 290
Dari ‘Aisyah RA, ia
berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Umumkanlah pernikahan, lakukanlah di
masjid-masjid, dan pukullah rebana padanya, dan adakanlah walimah walaupun
dengan menyembelih seekor kambing. Apabila salah seorang diantara kalian melamar
wanita, sedangkan dia menyemir rambutnya dengan warna hitam, maka hendaklah ia
memberitahukan kepadanya (bahwa rambutnya disemir), dan jangan sekali-kali dia
menipu wanita yang dilamarnya”. [HR. Baihaqi juz 7,
hal. 290; dla’if karena dalam sanadnya ada perawi bernama ‘Isa bin Maimun
Al-Anshariy]
عَنْ عَائِشَةَ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: اَعْلِنُوْا هذَا النّكَاحَ، وَ
اضْرِبُوْا عَلَيْهِ بِاْلغِرْبَالِ. ابن ماجه 1: 611، رقم: 1895
Dari
‘Aisyah, dari Nabi
SAW, beliau bersabda, “Umumkanlah
pernikahan, dan pukullah rebana padanya”. [HR. Ibnu Majah juz
1, hal. 611, no. 1895, dla’if karena di dalam
sanadnya ada perawi bernama Khalid bin Ilyas (Abul Haitsam Al-‘Adawiy)]
عَنْ عَائِشَةَ اَنَّهَا زَفَّتِ امْرَأَةً اِلىَ رَجُلٍ مِنَ
اْلاَنْصَارِ فَقَالَ نَبِيُّ اللهِ ص: يَا عَائِشَةُ، مَا كَانَ مَعَكُمْ لَهْوٌ
فَاِنَّ اْلاَنْصَارَ يُعْجِبُهُمُ اللَّهْوُ. البخارى 6: 140
Dari
‘Aisyah bahwasanya ia
mengantar (mengiring) pengantin perempuan kepada pengantin laki-laki dari kaum
Anshar, lalu Nabiyyullah SAW bersabda, “Hai
‘Aisyah, apakah tidak
ada hiburan pada kalian, karena sesungguhnya orang-orang Anshar itu suka
hiburan”. [HR. Bukhari juz 6,
hal. 140]
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: اَنْكَحَتْ عَائِشَةُ ذَاتَ قَرَابَةٍ لَهَا
مِنَ اْلاَنْصَارِ، فَجَاءَ رَسُوْلُ اللهِ ص فَقَالَ: اَهْدَيْتُمُ اْلفَتَاةَ؟
قَالُوْا: نَعَمْ. قَالَ: اَرْسَلْتُمْ مَعَهَا مَنْ يُغَنّى؟ قَالَتْ: لاَ.
فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِنَّ اْلاَنْصَارَ قَوْمٌ فِيْهِمْ غَزَلٌ. فَلَوْ
بَعَثْتُمْ مَعَهَا مَنْ يَقُوْلُ: اَتَيْنَاكُمْ اَتَيْنَاكُمْ فَحَيَّانَا
وَحَيَّاكُمْ. ابن ماجه 1: 612، رقم: 1900
Dari Ibnu
‘Abbas, ia berkata :
Dahulu ‘Aisyah pernah
menikahkan kerabatnya dari kaum Anshar, lalu Rasulullah SAW datang dan bersabda,
“Apakah kalian
mengantarkan wanita (pengantin perempuan) ?”. Mereka menjawab,
“Ya”. Beliau SAW
bertanya, “Apakah kalian
mengantarkannya disertai dengan orang yang akan menyanyi ?”. ‘Aisyah menjawab,
“Tidak”. Maka Rasulullah SAW
bersabda, “Sesungguhnya kaum
Anshar itu adalah kaum yang suka hiburan. Alangkah baiknya kalau kalian
mengantar dengan disertai orang yang menyanyikan, “Kami datang kepada
kalian, kami datang kepada kalian, penghormatan kepada kami dan penghormatan
kepada kalian”. [HR. Ibnu Majah juz
1, hal. 612, no. 1900]
عَنْ خَالِدِ بْنِ ذَكْوَانَ قَالَ: قَالَتِ الرُّبَيّعُ بِنْتُ
مُعَوّذِ بْنِ عَفْرَاءَ، جَاءَ النَّبِيُّ ص فَدَخَلَ حِيْنَ بُنِيَ عَلَيَّ
فَجَلَسَ عَلَى فِرَاشِى كَمَجْلِسِكَ مِنّى فَجَعَلَتْ جُوَيْرِيَاتٌ لَنَا
يَضْرِبْنَ بِالدُّفّ وَ يَنْدُبْنَ مَنْ قُتِلَ مِنْ آبَائِى يَوْمَ بَدْرٍ اِذْ
قَالَتْ اِحْدَاهُنَّ وَ فِيْنَا نَبِيٌّ يَعْلَمُ مَا فِى غَدٍ. فَقَالَ:
دَعِى هذِهِ وَ قُوْلِى بِالَّذِى كُنْتِ تَقُوْلِيْنَ. البخارى 6: 137
Dari Khalid bin
Dzakwan, ia berkata : Rubayyi’ binti
Mu’awwidz bin
‘Afraa’ berkata : Dahulu
Nabi SAW datang lalu masuk ketika diselenggarakan pernikahanku, lalu beliau
duduk di atas tikarku seperti dudukmu di dekatku, lalu anak-anak perempuan kami
mulai menabuh rebana dan bernyanyi dengan menyanjung kepahlawanan orang-orang
tuaku yang gugur pada perang Badr. Ada salah satu diantara mereka yang bernyanyi
yang syairnya, “Di kalangan kita ada
Nabi yang mengetahui apa yang akan terjadi besok pagi”. Lalu beliau
bersabda, “Tinggalkanlah ini dan
ucapkanlah (nyanyikanlah) apa yang tadi kamu nyanyikan”. [HR. Bukhari juz 6,
hal. 137]
14. Khutbah nikah
Disunnahkan
sebelum ijab qabul supaya diadakan khutbah nikah. Ada beberapa hadits yang
menyebutkan tentang khuthbah nikah, diantaranya sebagai berikut
:
عَنْ عَبْدِ اللهِ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ : عَلَّمَنَا خُطْبَةَ
الْحَاجَةِ: اَلْحَمْدُ ِللهِ نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ وَ نَعُوْذُ
بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَ
مَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ وَ اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَ
اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ. ثُمَّ يَقْرَأُ ثَلاَثَ آيَاتٍ
(ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَ لاَ تَمُوْتُنَّ
اِلاَّ وَ اَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ). (ياَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ
الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّ خَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَ
بَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَّ نِسَآءً، وَ اتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ
تَسَآءَلُوْنَ بِه وَ اْلاَرْحَامَ، اِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا).
(ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَ قُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا،
يُّصْلِحْ لَكُمْ اَعْمَالَكُمْ وَ يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ. وَ مَنْ يُّطِعِ
اللهَ وَ رَسُوْلَه فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا). ثُمَّ تَذْكُرُ
حَاجَتَكَ. احمد 2: 44، رقم: 3720
Dari ‘Abdullah (bin
Mas’ud) dari Nabi SAW, (‘Abdullah bin Mas’ud) berkata: Nabi SAW mengajarkan
khutbah nikah kepada kami, beliau bersabda (yang artinya), “Segala puji bagi
Allah, kami memohon pertolongan kepada-Nya, dan kami memohon ampun kepada-Nya,
dan kami berlindung kepada Allah dari keburukan diri kami. Barangsiapa yang
diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang bisa menyesatkannya, dan
barangsiapa yang disesatkan oleh Allah, maka tidak ada yang bisa memberi
petunjuk kepadanya. Dan aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan aku
bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya”. Kemudian beliau
membaca tiga ayat (yang artinya), “Hai orang-orang
yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada-Nya; dan
janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”
(QS. Ali ‘Imran : 102). “Hai sekalian manusia,
bertaqwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan
daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah
memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah
kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama
lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga
dan mengawasi kamu” (QS. An-Nisaa’ : 1). “Hai
orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan
yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu
amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentha’ati
Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang
besar” (QS. Al-Ahzaab : 70-71).
Kemudian silahkan kamu sebutkan keperluanmu. [HR. Ahmad juz 2, hal. 44, no.
3720]
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ ، قَالَ: اُوتِيَ رَسُوْلُ اللهِ ص
جَوَامِعَ الْخَيْرِ، وَ خَوَاتِمَهُ، اَوْ قَالَ: فَوَاتِحَ الْخَيْرِ،
فَعَلَّمَنَا خُطْبَةَ الصَّلاَةِ وَخُطْبَةَ الْحَاجَةِ، خُطْبَةُ الصَّلاَةِ:
التَّحِيَّاتُ ِللهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيّبَاتُ، السَّلاَمُ عَلَيْكَ اَيُّهَا
النَّبِيُّ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَاتُهُ، السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَ عَلَى
عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ، اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ، وَ اَشْهَدُ
اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، وَ خُطْبَةُ الْحَاجَةِ: اَنِ الْحَمْدُ
ِللهِ، نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ، وَ نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ
شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَ مِنْ سَيّئَاتِ اَعْمَالِنَا، مَنْ يَّهْدِهِ اللهُ فَلاَ
مُضِلَّ لَهُ، وَ مَنْ يُّضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، وَ اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ
اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَ رَسُوْلُهُ، ثُمَّ تَصِلُ خُطْبَتَكَ بِثَلاَثِ آيَاتٍ مِنْ كِتَابِ اللهِ:
(ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ... اِلَى آخِرِ
الآيَةِ)، (وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِه وَ اْلاَرْحَامَ... اِلَى
آخِرِ الآيَةِ)، (وَ اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا، يُصْلِحْ
لَكُمْ اَعْمَالَكُمْ وَ يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ... اِلَى آخِرِ
الآيَةِ). ابن ماجه 1: 609، رقم: 1892
Dari ‘Abdullah bin
Mas’ud, ia berkata : Rasulullah SAW diberi kumpulan-kumpulan kebaikan dan
penutup-penutupnya”, atau ia berkata, “dan pembuka-pembuka kebaikan”. Lalu
beliau mengajarkan kepada kami khutbah shalat (tasyahhud dalam shalat) dan
khutbah nikah. Adapun khutbah shalat (yang artinya),” “Segala kehormatan bagi
Allah, begitu pula segala ibadah dan segala yang baik-baik. Semoga keselamatan
dilimpahkan kepadamu wahai Nabi, begitu pula rahmat Allah dan juga berkah-Nya.
Semoga keselamatan dilimpahkan kepada kami, dan kepada hamba-hamba Allah yang
shalih-shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi
bahwa Nabi Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya”. Adapun khutbah nikah (yang
artinya), “Segala puji bagi Allah, kami memuji-Nya, kami memohon pertolongan
kepada-Nya, dan kami memohon ampun kepada-Nya, dan kami berlindung kepada Allah
dari keburukan diri kami, dan dari kejahatan perbuatan kami. Barangsiapa yang
diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang bisa menyesatkannya, dan
barangsiapa yang disesatkan oleh Allah, maka tidak ada yang bisa memberi
petunjuk kepadanya. Dan aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah yang
Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah
hamba-Nya dan utusan-Nya”. Kemudian kamu sambung khuthbahmu dengan membaca tiga
ayat dari kitab Allah (yang artinya), “Hai
orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa
kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama
Islam” (QS. Ali ‘Imran : 102). “Hai sekalian
manusia, bertaqwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang
satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah
memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah
kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama
lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga
dan mengawasi kamu” (QS. An-Nisaa’ : 1). “Hai
orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan
yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu
amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentha’ati
Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang
besar”
(QS. Al-Ahzaab : 70-71).
[HR. Ibnu Majah juz 1, hal. 609, no. 1892]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar