Murtadnya penduduk Bahrain dan kembalinya mereka kepada
Islam.
Di
dalam kitab Al-Bidaayah wan Nihaayah disebutkan sebagai berikut
:
كَانَ
مِنْ خَبْرِهِمْ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص كَانَ قَدْ بَعَثَ الْعَلاَءَ بْنَ
الْحَضْرَمِيّ اِلىَ مُلْكِهَا الُمُنْذِرِ بْنِ سَاوَي الْعَبْدِيّ، وَ اَسْلَمَ
عَلَى يَدَيْهِ وَ اَقَامَ فِيْهِمُ اْلاِسْلاَمَ وَ الْعَدْلَ، فَلَمَّا تُوُفّيَ
رَسُوْلُ اللهِ ص، تُوُفّيَ الْمُنْذِرُ بَعْدَهُ بِقَلِيْلٍ.
Dahulu
pada masa Rasulullah SAW, beliau pernah mengutus Al-'Alaa' bin Hadlramiy ke
kerajaan Bahrain , yang pada waktu itu rajanya
bernama Al-Mundzir bin Saawaa Al-'Abdiy. Kemudian Raja tersebut masuk Islam di
hadapan Al-'Alaa' dan raja tersebut menegakkan Islam dan keadilan terhadap
rakyatnya. Setelah Rasulullah SAW wafat, tidak lama kemudian Al-Mundzir juga
wafat.
وَ
كَانَ قَدْ حَضَرَ عِنْدَهُ فِي مَرَضِهِ عَمْرُو بْنُ الْعَاصِ. فَقَالَ لَهُ: يَا
عَمْرُو، هَلْ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص يَجْعَلُ لِلْمَرِيْضِ شَيْئًا مِنْ مَالِهِ؟
قَالَ: نَعَمْ، اَلثُّلُثَ. قَالَ: مَاذَا اَصْنَعُ بِهِ؟ قَالَ: اِنْ شِئْتَ
تَصَدَّقْتَ بِهِ عَلَى اَقْرِبَائِكَ، وَ اِنْ شِئْتَ عَلَى الْمَحَاوِيْجِ، وَ
اِنْ شِئْتَ جَعَلْتَهُ صَدَقَةً مِنْ بَعْدِكَ حَبْسًا مَحْرَمًا. فَقَالَ: اِنّي
اَكْرَهُ اَنْ اَجْعَلَهُ كَالْبَحِيْرَةِ وَ السَّائِبَةِ وَ الْوَصِيْلَةِ وَ
الْحَامِ، وَ لكِنّي اَتَصَدَّقُ بِهِ. فَفَعَلَ وَ مَاتَ. فَكَانَ عَمْرُو بْنُ
الْعَاصِ يَتَعَجَّبُ مِنْهُ.
البداية و النهاية 6: 720
Pada
waktu sakit, 'Amr bin 'Aash sempat datang menjenguknya. Al-Mundzir berkata
kepada 'Amr, "Ya 'Amr, apakah Rasulullah SAW membolehkan seseorang yang sakit
berwashiyat dari sebagian hartanya ?". 'Amr menjawab, "Ya, sepertiga dari
hartanya". Kemudian Al-Mundzir berkata, "Apa yang sebaiknya aku perbuat dengan
sepertiga itu ?". 'Amr menjawab, "Jika engkau mau, boleh engkau sedeqahkan
kepada kerabatmu, dan jika engkau mau boleh juga engkau sedeqahkan kepada
orang-orang yang membutuhkannya (faqir-miskin), dan jika engkau mau bisa engkau
waqafkan". Lalu Al-Mundzir berkata, "Aku tidak suka jika hartaku dijadikan
seperti Bahiirah, Saaibah, Washiilah maupun Haam, tetapi aku akan menyedeqahkan
hartaku itu". Akhirnya Al-Mundzir melaksanakannya. Dan setelah itu iapun wafat.
Dan 'Amr bin 'Aash sangat kagum kepadanya. [Al-Bidaayah wan Nihaayah juz 6, hal.
720]
فَلَمَّا
مَاتَ الُمُنْذِرُ ارْتَدَّ اَهْلُ الْبَحْرَيْنِ وَ مَلَّكُوْا عَلَيْهِمُ
الْغَرُوْرَ، وَ هُوَ الْمُنْذِرُ بْنُ النُّعْمَانِ بْن الْمُنْذِرِ. وَقَالَ
قَائِلُهُمْ: لَوْ كَانَ مُحَمَّدٌ نَبِيًّا مَا مَاتَ. وَ لَمْ يَبْقَ بِهَا
بَلْدَةٌ عَلَى الثَّبَاتِ سِوَى قَرْيَةٍ يُقَالُ لَهَا جُوَاثَا، كَانَتْ اَوَّلَ
قَرْيَةٍ اَقَامَتِ الْجُمُعَةَ مِنْ اَهْلِ الرّدَّةِ، كَمَا ثَبَتَ ذلِكَ فِي
الْبُخَارِي عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ.
Namun
setelah Al-Mundzir wafat, penduduk Bahrain berubah menjadi murtad dan
mereka mengangkat Al-Gharuur, yaitu Al-Mundzir bin Nu'man bin Mundzir menjadi
raja mereka. Ada
diantara mereka yang berkata, "Seandainya Muhammad itu betul seorang Nabi,
pastilah dia tidak akan mati". Dan tidak ada satupun dari daerah yang berada di
Bahrain yang penduduknya tetap
memegang keislamannya kecuali satu kota saja, yaitu kota Juwaatsaa. Kota inilah yang pertama kali mengadakan shalat
Jum'at dari sekian banyak orang-orang
yang murtad, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Ibnu 'Abbas
sebagai berikut :
عَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ اَنَّهُ قَالَ: اِنَّ اَوَّلَ جُمْعَةٍ جُمّعَتْ بَعْدَ جُمْعَةٍ
فِى مَسْجِدِ رَسُوْلِ اللهِ ص فِى مَسْجِدِ عَبْدِ الْقَيْسِ بِجُوَاثَى مِنَ
الْبَحْرَيْنِ.
البخارى 1: 215
Dari
'Ibnu 'Abbas, bahwasanya ia berkata, "Sesungguhnya yang pertama kali diadakan
shalat Jum'at setelah di masjidnya Rasulullah SAW adalah masjidnya 'Abdul Qais
di kota
Juwaatsaa di negeri Bahrain ".
[HR. Bukhari juz 1, hal. 215]
وَ
قَدْ حَاصَرَهُمُ الْمُرْتَدُّوْنَ وَ ضَيَّقُوْا عَلَيْهِمْ، حَتَّى مَنَعُوْا
مِنَ اْلاَقْوَاتِ وَ جَاعُوْا جُوْعًا شَدِيْدًا حَتَّى فَرَّجَ اللهُ، وَ قَدْ
قَالَ رَجُلٌ مِنْهُمْ يُقَالُ لَهُ عَبْدُ اللهِ بْنُ حَذْفٍ، اَحَدُ بَنِي بَكْرِ
بْنِ كِلاَبٍ، وَ قَدْ اِشْتَدَّ عَلَيْهِ الْجُوْعُ:
Seluruh
penduduk yang murtad telah mengepung kota Juwaatsaa ini dan memboikotnya.
Sampai-sampai makananpun tidak boleh masuk kepada mereka sehingga membuat mereka
menderita kelaparan, sampai Allah memberikan jalan keluar kepada mereka.
Ada salah
seorang dari mereka, yaitu 'Abdullah bin Hadzaf, seorang laki-laki yang berasal
dari Bani Bakar bin Kilaab membacakan sya'irnya dalam keadaan lapar :
اَلاَ
اَبْلَغَ اَبَا بَكْرٍ رَسُوْلاً - وَ فِتْيَانَ الْمَدِيْنَةِ
اَجْمَعِيْنَا
فَهَلْ
لَكُمْ اِلىَ قَوْمٍ كِرَامٍ - قُعُوْدٍ فِي جُوَاثَا
مُحْصَرِيْنَا
كَاَنَّ
دِمَاءَهُمْ فِي كُلّ فَجّ - شُعَاعَ الشَّمْسِ يَغْشَى
النَّاظِرِيْنَا
تَوَكَّلْنَا
عَلَى الرَّحْمنِ اِنَّا - قَدْ وَجَدْنَا الصَّبْرَ
لِلْمُتَوَكّلِيْنَا
Apakah
tidak ada yang dapat membawa berita kepada Abu Bakar,
Dan penduduk Madinah
seluruhnya.
Adakah
diantara kalian yang memperhatikan suatu kaum yang
mulia,
Yang
terduduk di kota
Juwaatsaa dalam keadaan terkepung.
Seolah-olah
darah mereka mengalir di mana-mana,
Laksana
cahaya matahari yang menutupi orang yang melihatnya,
Kami
bertawakkal kepada Allah yang Maha Pemurah, sungguh
kami,
Kami
mendapati keshabaran selalu bersama orang-orang yang
bertawakkal.
وَ
قَدْ قَامَ فِيْهِمْ رَجُلٌ مِنْ اَشْرَافِهِمْ، وَ هُوَ الْجَارُوْدُ بْنُ
الْمَعَلّى، وَ كَانَ مِمَّنْ هَاجَرُوْا اِلىَ رَسُوْلِ اللهِ ص خَطِيْبًا وَ قَدْ
جَمَعَهُمْ فَقَالَ: يَا مَعْشَرَ عَبْدِ الْقَيْسِ، اِنّي سَائِلُكُمْ عَنْ اَمْرٍ
فَاَخْبِرُوْنِي اِنْ عَلِمْتُمُوْهُ، وَ لاَ تُجِيْبُوْنِيْ اِنْ لَمْ
تَعْلَمُوْهُ. فَقَالُوْا: سَلْ. قَالَ: اَتَعْلَمُوْنَ اَنَّهُ كَانَ للهِ
اَنْبِيَاءُ قَبْلَ مُحَمَّدٍ؟ قَالُوْا: نَعَمْ. قَالَ: تَعْلَمُوْنَهُ اَمْ
تَرَوْنَهُ؟ قَالُوْا: نَعْلَمُهُ. قَالَ: فَمَا فُعِلُوْا؟ قَالُوْا: مَاتُوْا.
قَالَ:
اِنَّ
مُحَمَّدًا ص مَاتَ كَمَا مَاتُوْا، وَ اِنّيْ اَشْهَدُ اَنْ لاَ الهَ اِلاَّ اللهُ
وَ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ. فَقَالُوْا: وَ نَحْنُ اَيْضًا نَشْهَدُ اَنْ
لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ، وَ اَنْتَ اَفْضَلُنَا
وَ سَيّدُنَا. وَ ثَبَتُوْا عَلَى اِسْلاَمِهِمْ وَ تَرَكُوْا بَقِيَةَ النَّاسِ
فِيْمَا هُمْ فِيْهِ.
Kemudian
salah seorang dari pembesar mereka mengumpulkan kaumnya, lalu berdiri berpidato
di hadapan mereka, yaitu Al-Jaaruud bin Al-Ma'alliy, dia termasuk orang yang
pernah hijrah kepada Rasulullah SAW, dia berkata, "Wahai keturunan 'Abdul Qais,
aku bertanya kepada kalian tentang suatu perkara, tolong berikan jawabannya jika
kalian mengetahuinya, dan tolong jangan kalian jawab jika kalian tidak
mengetahuinya". Mereka berkata, "Ya, silahkan bertanya". Dia berkata, "Tahukah
kalian, bahwa Allah mempunyai Nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad SAW ?". Mereka
menjawab, "Ya, benar". Kemudian dia bertanya lagi, "Kalian mengetahuinya atau
pernah melihatnya ?". Mereka menjawab, "Kami mengetahuinya". Kemudian ia
bertanya lagi, "Bagaimana keadaan mereka sekarang ?". Mereka menjawab, "Semuanya
telah mati". Dia berkata, "Maka sesungguhnya Muhammad SAW juga telah mati
sebagaimana mereka telah mati. Dan aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain
Allah, dan Muhammad itu adalah utusan Allah". Maka serentak mereka juga
mengatakan. "Kami juga bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad
itu utusan Allah". "Dan engkaulah orang yang paling mulia diantara kami dan
engkaulah pemimpin kami". Akhirnya mereka tetap istiqamah pada keislaman mereka,
dan mereka meninggalkan orang-orang banyak yang tersesat. [Al-Bidaayah wan
Nihaayah juz 6, hal. 720]
وَ
بَعَثَ الصّدّيْقُ رض اِلَيْهِمُ الْعَلاَءَ بْنَ الْحَضْرَمِيّ. فَلَمَّا دَنَا
مِنَ الْبَحْرَيْنِ جَاءَ اِلَيْهِ ثُمَامَةُ بْنُ اُثَالٍ فِيْ مَحْفَلٍ كَبِيْرٍ،
وَجَاءَ كُلُّ اُمَرَاءِ تِلْكَ النَّوَاحِيْ فَانْضَافُوْا اِلىَ جَيْشِ
الْعَلاَءِ بْنِ الْحَضْرَمِيّ، فَاَكْرَمَهُمُ الْعَلاَءُ وَ تَرَحَّبَ بِهِمْ وَ
اَحْسَنَ اِلَيْهِمْ.
Kemudian
Abu Bakar RA mengutus Al-'Alaa' bin hadlramiy kepada mereka. Setelah mendekati
Bahrain , datanglah Tsumaamah bin
Utsaal dengan membawa tentara yang banyak, dan berdatangan pula seluruh pemimpin
yang berada di sekitarnya untuk bergabung dengan tentaranya Al-'Alaa' bin
Hadlramiy. Maka 'Alaa' sangat menghormati dan menghargai mereka, serta
memperlakukan mereka dengan baik. [Al-Bidaayah wan Nihaayah juz 6, hal.
721]
27. Karamah Al-'Alaa' bin Hadlramiy
Al-'Alaa'
adalah salah seorang dari sekian banyak shahabat Nabi yang senior dan termasuk
orang yang berilmu, banyak beribadah dan mustajab doanya. Dalam peperangan ini
terjadi karamah (peristiwa yang luar biasa). Ketika mereka singgah di suatu
tempat, yaitu ketika pasukan belum sempat istirahat, tiba-tiba unta-unta mereka
menjadi beringas dan lari dengan membawa seluruh perbekalan tentara, baik berupa
kemah, makanan dan minuman. Sehingga pasukan berhenti di tempat itu dalam
keadaan tidak punya apapun selain
pakaian yang melekat di badan saja. Dan peristiwa ini terjadi pada malam
hari. Mereka tidak berhasil mengejar seekor untapun. Akhirnya saat itu mereka
ditimpa kegelisahan dan kesedihan yang sangat, sehingga sebagian mereka
berwashiyat kepada sebagian yang lainnya.
فَنَادَى
مُنَادِي الْعَلاَءِ فَاجْتَمَعَ النَّاسُ اِلَيْهِ، فَقَالَ: اَيُّهَا النَّاسُ،
اَلَسْتُمُ الْمُسْلِمِيْنَ؟ اَلَسْتُمْ فِي سَبِيْلِ اللهِ؟. اَلَسْتُمْ اَنْصَارَ
اللهِ؟ قَالُوْا: بَلَى، قَالَ: فَاَبْشِرُوْا، فَوَاللهِ لاَ يَخْذُلُ اللهُ مَنْ
كَانَ فِي مِثْلِ حَالِكُمْ.
Lalu
salah seorang pembantu Al-'Alaa' memanggil dan mengumpulkan mereka. Setelah
mereka berkumpul kemudian Al-'Alaa' mulai berbicara :
Wahai
saudara-saudara sekalian, bukankah kalian orang islam ? Bukankah kalian sedang
berperang di jalan Allah ? Bukankah kalian orang-orang yang menolong agama Allah
?". Mereka menjawab, "Ya, benar". Al-'Alaa' melanjutkan lagi, "Bergembiralah.
Demi Allah, Allah tidak akan menghinakan orang-orang yang keadaannya seperti
kalian ini".
وَ
نُوْدِيَ بِصَلاَةِ الصُّبْحِ حِيْنَ طَلَعَ الْفَجْرُ فَصَلَّى بِالنَّاسِ،
فَلَمَّا قَضَى الصَّلاَةَ جَثَا عَلَى رُكْبَتَيْهِ وَ جَثَا النَّاسُ، وَ نَصَبَ
فِي الدُّعَاءِ وَ رَفَعَ يَدَيْهِ، وَ فَعَلَ النَّاسُ مِثْلَهُ حَتَّى طَلَعَتِ
الشَّمْسُ وَ جَعَلَ النَّاسُ يَنْظُرُوْنَ اِلَى سَرَابِ الشَّمْسِ يَلْمَعُ
مَرَّةً بَعْدَ اُخْرَى وَ هُوَ يَجْتَهِدُ فِي الدُّعَاءِ، فَلَمَّا بَلَغَ
الثَّالِثَةَ اِذَا قَدْ خَلَقَ اللهُ اِلىَ جَانِبِهِمْ غَدِيْرًا عَظِيْمًا مِنَ
الْمَاءِ الْقَرَاحِ، فَمَشَى النَّاسُ اِلَيْهِ فَشَرِبُوْا وَ اغْتَسَلُوْا،
فَمَا تَعَالَى النَّهَارُ حَتَّى اَقْبَلَتِ اْلاِبِلُ مِنْ كُلّ فَجّ بِمَا
عَلَيْهَا، لَمْ يَفْقِدِ النَّاسُ مِنْ اَمْتِعَتِهِمْ سِلْكًا. فَسَقَوُا
اْلاِبِلَ عَلَلاً بَعْدَ نَهْلٍ. فَكَانَ هذَا مِمَّا عَايَنَ النَّاسُ مِنْ
آيَاتِ اللهِ بِهذِهِ السَّرِيَّةِ.
Kemudian
adzan Shubuh dikumandangkan ketika terbit fajar, lalu Al-'Alaa' shalat
berjama'ah bersama seluruh pasukan. Setelah selesai shalat, Al-'Alaa' duduk
bersimpuh dengan kedua lututnya dan orang-orangpun duduk pula mengikutinya. Lalu
ia berdoa dengan bersungguh-sungguh sambil mengangkat tangannya, dan
orang-orangpun berbuat hal yang sama, hingga matahari terbit dan orang-orang
melihat cahaya matahari semakin terang sedikit demi sedikit, dan Al-'Alaa' terus
bersungguh-sungguh dalam berdo'a. Kemudian tiba-tiba Allah ciptakan untuk mereka
tepat di samping mereka kolam yang besar, penuh dengan air yang bersih. Maka
Al-'Alaa' dan pasukannya segera mendatangi tempat itu, mereka minum dan mandi
sepuasnya. Dan ketika matahari mulai meninggi, tiba-tiba seluruh unta-unta
mereka kembali berdatangan dari segala penjuru, lengkap dengan perbekalan yang
ada di atas punggungnya. Tidak seorangpun dari mereka yang merasa kehilangan
walau hanya seutas tali. Kemudian mereka segera memberi minum unta-unta mereka
sepuasnya. Dan ini merupakan karamah (peristiwa yang luar biasa) yang disaksikan
oleh orang banyak, sekaligus merupakan tanda kebesaran Allah bagi pasukan ini.
Alloohu a'lam. [Al-Bidaayah wan Nihaayah juz 6, hal. 721]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar