4/22/2014

MASUK ISLAMNYA BEBERAPA SHAHABAT

MASUK ISLAMNYA BEBERAPA SHAHABAT
1. Masuk Islamnya Abu Bakar Ash-Shiddiq RA.
Abu Bakar RA. adalah seorang lelaki merdeka dan hartawan besar yang pertama kali beriman kepada Nabi Muhammad SAW dan seruannya. Dan Nabi SAW sendiri pernah bersabda :
مَا دَعَوْتُ اَحَدًا اِلىَ اْلاِسْلاَمِ اِلاَّ كَانَتْ لَهُ كَبْوَةٌ غَيْرَ اَبِى بَكْرٍ.
"Tidaklah saya mengajak seseorang kepada Islam melainkan ada padanya maju-mundurnya, kecuali Abu Bakar"
Maksudnya : Nabi SAW. ketika mengajak seseorang untuk mengikut Islam, mesti orang itu ada keraguan, kecuali Abu Bakar RA. Beliau ketika mengikut Islam adalah sudah dengan keinsyafan dan keyakinan sendiri, tidak ada rasa bimbang atau ragu sedikitpun.
Diriwayatkan : Pada suatu hari shahabat Abu Bakar RA dan Nabi SAW serta para pengikut beliau (kaum Muslimin) pergi ke masjid. Setelah mereka duduk bersama di masjid. Abu Bakar mohon idzin kepada Nabi SAW. untuk berdiri di tengah masjid dan berseru kepada kaum Musyrikin Quraisy agar supaya mereka itu sadar dan mau menerima seruan Allah dan Rasul-Nya. Di kala itu Nabi SAW. menjawab : "Kita masih sedikit, hai shahabatku ! Kita masih sedikit hai Abu Bakar !" Berkali-kali beliau mengatakan demikian kepada Abu Bakar RA.

Namun kelihatan oleh beliau bahwa Abu Bakar sangat berkeinginan hendak berdakwah. Oleh sebab itu kehendaknya yang baik itu akhirnya diizinkan oleh beliau SAW.
Kemudian Abu Bakar berdiri ditengah-tengah masjid, lantas berpidato dengan suara keras menyeru kepada kaum musyrikin Quraisy supaya mengikut seruan Allah dan Rasul-Nya, sedangkan Nabi SAW dikala itu tetap duduk bersama-sama dengan kaum Muslimin.
Setelah orang-orang musyrikin Quraisy mendengar seruan Abu Bakar tersebut, mereka lalu datang mengeroyoknya, mereka terus menerus memukulinya. Dan akhirnya Abu Bakar tidak kuat menolak dan menahan pukulan-pukulan mereka sehingga beliau jatuh.
Ketika beliau mencoba hendak melarikan diri, dengan segera beliau ditangkap oleh 'Utbah bin Rabi'ah seorang pemuka kaum musyrikin Quraisy, lalu beliau dibanting sehingga jatuh lagi, lalu diinjak-injaknya dengan sandalnya. Tiba-tiba pada saat itu datanglah sekelompok orang dari keturunan keluarga Taimy yang masih musyrik juga. Kedatangan mereka itu sengaja hendak menolong beliau. Dengan segera mereka mencegah kaum musyrikin Quraisy memukuli Abu Bakar. Lantaran itu terlepaslah beliau dari penganiayaan kaum musyrikin Quraisy yang sangat kejam itu. Kemudian beliau dibawa pulang oleh sekelompok orang dari keturunan Taimy tersebut ke rumah Abu Quhafah, ayah beliau.
Setelah itu mereka lalu kembali ke masjid untuk menemui kaum musyrikin Quraisy yang telah memukuli Abu Bakar, dan di antara mereka ada yang berkata: "Demi Allah! Jika sekiranya Abu Bakar mati terbunuh olehmu, kami harus membunuh 'Utbah sebagai balasan kami kepadamu".
Kemudian mereka kembali lagi ke rumah Abu Quhafah, untuk menengok keadaan Abu Bakar, adakah beliau sampai tewas atau tidak. Disitu mereka bercakap-cakap dengan ayah dan ibu beliau. Dan keduanya sangat berduka cita, karena melihat Abu Bakar banyak mendapat luka.
Dengan taqdir Allah tidak lama kemudian, Abu Bakar sembuh dari luka-luka itu dan beliau sehat kembali. Selama dalam keadaan sakit itu, beliau selalu menanyakan keadaan diri Nabi SAW. Maka setelah dia sehat kembali, segeralah ia bersama-sama dengan ibunya pergi ke rumah Nabi SAW karena khawatir kalau-kalau diri Nabi SAW juga dianiaya sebagaimana dia sendiri. Demikianlah cinta kasih Abu Bakar RA kepada Nabi SAW. Dan ketika Abu Bakar sampai di rumah Nabi SAW maka dipeluklah ia oleh Nabi SAW. Dan pada waktu itu juga ibunya Abu Bakar menyatakan beriman dan mengikut seruan Nabi SAW. dengan ikhlas.
2. Masuk Islamnya 'Utsman bin Affan RA.
Setelah 'Utsman bin Affan masuk Islam lalu diketahui oleh pamannya yang bernama Hakam bin Abil 'Ash bahwa beliau sudah menjadi pengikut Nabi SAW, maka beliau dipanggil oleh pamannya tersebut. Setelah berada dihadapannya, lalu ditanya : "Betulkah kamu sudah bertukar agama ? Betulkah kamu sekarang sudah mengikut agama Muhammad ?".
Petanyaan itu beliau jawab dengan tegas : "Ya, saya sudah mengikut seruan Nabi Muhammad dan memeluk agamanya".
Kemudian setelah itu 'Utsman bin Affan lalu dipasung oleh pamannya dengan kedua tangan beliau diikat dengan tali ditengkuknya, lalu beliau ditanya lagi : "Apakah kamu sekarang tidak mau lagi kepada agama orang-orang tuamu dahulu ? Apakah agama Muhammad itu lebih baik dari pada agama nenek moyangmu ? Celaka kamu! Demi Allah dan demi Al-Lata dan Al-'Uzza! Aku tidak akan melepaskan belengguku ini dari dirimu selama-lamanya, kecuali jika kamu mau meninggalkan agama Muhammad dan kembali mengikut agamamu yang lama, agama yang dipeluk oleh orang-orang tuamu dahulu !".
Beliau menjawab : "Demi Allah ! Aku tidak akan meninggalkan agama Muhammad selama-lamanya !".
Walaupun beliau berada dalam pasungan paman beliau yang kejam itu, namun beliau tetap membela keyakinan beliau dan memepertahankan keimanannya yang suci. Dan akhirnya paman beliaupun tahu bahwa beliau sangat kuat keimanannya dan sangat teguh keyakinannya. Oleh sebab itu beberapa hari kemudian beliau dilepaskan dari pasungan tadi dan dianiaya dengan cara yang lain lagi yaitu dengan diikat dan diberi asap panas oleh pamannya. Kendatipun dianiaya semacam itu, tetapi beliau tetap beriman kepada Allah dan kepada seruan Nabi SAW dengan sungguh-sungguh. Akhirnya beliau dilepaskan dari penganiayaan itu dan tidak lagi diakui sebagai anggota keluarga oleh paman beliau beserta saudara-saudaranya
3. Masuk Islamnya Bilal bin Rabah.
Bilal bin Rabah RA semula adalah seorang budak belian Umayyah bin Khalaf, seorang pemuka bangsa Quraisy musyrikin. Setelah diketahui oleh tuannya bahwa ia sudah menjadi pengikut Nabi SAW, maka iapun dianiaya oleh tuannya dengan cara yang sangat kejam.
Lehernya diikat dengan tali yang panjang, lalu ikatan itu diberikan kepada anak-anak yang sedang bermain-main di tengah jalan untuk ditarik-tarik dan dipermainkan oleh mereka. Dan ketika ia diperlakukan sedemikian rupa di tengah jalan, ia selalu mengucapkan perkataan dengan suara nyaring :
    اَحَدٌ، اَحَدٌ، اَحَدٌ   ( Satu ! Satu ! Satu ! )
Maksudnya : "Tuhan hanya satu ! Tuhan yang sebenarnya hanya satu !".
Maksud Umayyah bin Khalaf menganiaya atas diri Bilal seperti itu tidak lain dan tidak bukan, melainkan supaya ia takut lalu kembali memeluk agamanya yang lama, yaitu menyembah berhala, tetapi sungguhpun demikian ia tidak gentar sedikitpun, dan ia tetap mengikut seruan Nabi SAW dengan setia. Oleh sebab itu, penganiayaan yang dilakukan oleh tuannya itu ditambah lagi dengan yang lebih berat, yaitu pada suatu hari lehernya diikat kuat-kuat dengan tali dan tangannya diikat, lalu dikeluarkan dari rumah dan dibawa oleh tuannya ke padang pasir yang luas pada tengah hari yang sangat panas terik.
Pada waktu itu, seandainya ada sepotong daging diletakkan di padang pasir itu, niscaya sesaat kemudian daging itu menjadi kering, karena dari sangat panasnya. Di padang pasir itu, ia ditelentangkan menatap matahari yang sangat panas, lantas di atas dadanya diletakkan sebuah batu besar, lalu tuannya berkata kepadanya : "Kamu tidak akan kulepaskan dari siksaan ini, melainkan jika kamu mau mendustakan Muhammad dan kembali mengikut agama yang dahulu, menyembah berhala Lata dan 'Uzza !". Bilal menjawab dengan tegas dan tidak gentar sedikitpun :
اَحَدٌ،  اَحَدٌ،  اَحَدٌ        ( Satu ! Satu ! Satu ! )
"Tuhan yang Maha Esa ! Tuhan yang sebenarnya itu hanya satu ! Tuhan yang sebenarnya itu Maha Esa !".
Jadi walaupun dengan siksaan yang amat berat itu, bukannya Bilal menjadi luntur imannya, tetapi malah bertambah kuat.
Dengan taqdir Allah yang Maha Esa kebetulan pada waktu itu shahabat Abu Bakar RA berjalan melalui tempat itu dan beliau melihat bahwa Bilal sedang dianiaya begitu kejam oleh tuannya. Maka beliau pun menegur Umayyah : "Hai Umayyah ! Tidakkah engkau takut kepada Tuhan yang menjadikan kamu dengan perbuatanmu menyiksa orang yang kamu anggap rendah ini ? Sampai  kapankah  keinginanmu  menyiksa orang ini ?".
Umayyah menjawab : "Kamulah yang mula-mula merusak orang ini".
Abu Bakar berkata : "Jadi, aku yang mula-mula merusak orang ini ?".
Umayyah menyahut : "Ya, orang ini adalah budakku, mengapa kamu suruh dia mengikut Muhammad ?".
Setelah Abu Bakar mendapat jawaban seperti itu, beliau sanggup mengganti harga Bilal waktu dibeli oleh Umayyah. Maka berundinglah Umayyah dengan Abu Bakar mengenai hal itu. Dan akhirnya Abu Bakar RA mengganti harga Bilal kepada Umayyah dengan tunai pada saat itu juga. Dengan demikian terlepaslah Bilal dari penganiayaan yang sangat kejam tadi, lalu dia diajak oleh Abu Bakar ke rumah beliau dengan menderita kesakitan. Pada saat itu turunlah wahyu dari Allah kepada Nabi SAW :
وَالَّيْلِ اِذَا يَغْشى، وَالنَّهَارِاِذَا تَجَلّى، وَمَا خَلَقَ الذَّكَرَ وَاْلاُنـْثى، اِنَّ سَعْيَكُمْ لَشَتّى، فَاَمَّا مَنْ اَعْطى وَاتَّقى، وَصَدَّقَ بِاْلحُسْنى، فَسَنُيَسِّرُه لِلْيُسْرى، وَاَماَّ مَنْ بَخِلَ وَاسْتَغْنى، وَكَذَّبَ بِاْلحُسْنى، فَسَنُيَسِّرُه لِلْعُسْرى، وَمَا يُغْنِى عَنْهُ مَالُه اِذَا تَرَدّى، اِنَّ عَلَيْنَا لَلْهُدى، وَاِنَّ لَنَا لَلاخِرَةَ وَاْلاُوْلى، فَاَنْذَرْتُكُمْ نَارًا تَلَظّى، لاَ يَصْلـهَا اِلاَّ اْلاَشْقى، اَلَّذِى كَذَّبَ وَتَوَلىّ، وَسَيُجَنَّبُهَا اْلاَتْـقى، اَلَّذِى يُؤْتى مَالَه يَتَزَكّى، وَمَا ِلاَحَدٍ عِنْدَه مِنْ نِّعْمَةٍ تُجْزى، اِلاَّ ابْتِغَآءَ وَجْهِ رَبِّهِ اْلاَعْلى، وَلَسَوْفَ يَرْضى.الليل:1-21
Demi malam, apabila menutupi (cahaya siang), dan siang apabila terang benderang, dan penciptaan laki-laki dan perempuan, sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda. Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertaqwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar. Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa. Sesungguhnya kewajiban Kami-lah memberi petunjuk, dan sesungguhnya kepunyaan Kami-lah akhirat dan dunia. Maka, Kami memperingatkan kamu dengan neraka yang menyala-nyala. Tidak ada yang masuk ke dalamnya kecuali orang yang paling celaka, yang mendustakan (kebenaran) dan berpaling (dari iman). Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling taqwa dari neraka itu, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya, padahal tidak ada seseorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridlaan Tuhannya Yang Maha Tinggi. Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan. [Al-Lail : 1 - 21].

Setelah dalam perawatan Abu Bakar RA, Bilal segera sembuh dari sakit yang disebabkan penganiayaan tadi dan sehat kembali. Akhirnya Bilal bin Rabah dimerdekakan oleh beliau. Selanjutnya ia tetap menjadi pengikut Nabi SAW serta pemeluk Islam yang setia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tentang kehidupan Dunia

  TENTANG DUNIA فعَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوْضَةٍ ...