3/25/2014

BELUMKAH SAATNYA UMMAT ISLAM TUNDUK PADA AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH

BELUMKAH SAATNYA UMMAT ISLAM TUNDUK PADA AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلْحَمْدُ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ وَ نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَ مِنْ سَيّئَاتِ اَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَ مَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ. اَمَّا بَعْدُ:
اَ لَمْ يَأْنِ لِلَّذِيْنَ امَنُوْآ اَنْ تَخْشَعَ قُلُوْبُهُمْ لِذِكْرِ اللهِ وَ مَا نَزَلَ مِنَ الْحَقّ وَ لاَ يَكُوْنُوْا كَالَّذِيْنَ اُوْتُوا اْلكِتبَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ اْلاَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوْبُهُمْ وَ كَثِيْرٌ مّنْهُمْ فسِقُوْنَ. الحديد:16
Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun kepada mereka (Al-Qur’an), supaya mereka jangan seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepada mereka, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan diantara mereka adalah orang-orang fasiq. [QS. Al-Hadiid : 16]
Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah, marilah kita perhatikan firman Allah tersebut. Dan secara pribadi maupun sebagai suatu bangsa yang merasa beriman bagaimana kita menjawab pertanyaan Allah itu, “Belum saatnya kah hidup kita ini mau dipimpin oleh Al-Qur’an ?. Atau sudah keraskah hati kita, sehingga menjadi orang fasiq ?”.
Kita sebagai bangsa yang mayoritas beragama Islam terpuruk jatuh dan berantakan ini, kalau kita cermati sebab pokoknya adalah krisis akhlaq. Sebagaimana dikatakan seorang pujangga Islam yang terkenal Asy-Syauki :
              وَ اِنَّمَا اْلاُمَمُ اْلاَخْلاَقُ مَا بَقِيَتْ
                     فَاِنْ هُمُوْ ذَهَبَتْ اَخْلاَقُهُمْ ذَهَبُوْا
            Sesungguhnya bangsa itu tergantung akhlaqnya,
                        bila rusak akhlaqnya maka rusaklah bangsa itu.
Rasulullah SAW bersabda :
اِنَّ اْلفَحْشَ وَ التَّفَحُّشَ لَيْسَا مِنَ اْلاِسْلاَمِ فِى شَيْءٍ وَ اِنَّ اَحْسَنَ النَّاسِ اِسْلاَمًا اَحْسَنُهُمْ خُلُقًا. الترمذى
Kejahatan dan perbuatan jahat keduanya sama sekali bukan ajaran Islam. Bahwasanya orang yang paling baik Islamnya ialah yang paling baik akhlaqnya. [HR. Tirmidzi]

Dampak dari krisis akhlaq, timbul berbagai macam kejahatan dan kerusakan di berbagai bidang sebagaimana yang kita rasakan sekarang ini. Padahal kita berharap pada era reformasi ini mestinya ummat Islam khususnya dan bangsa di negeri ini pada umumnya akan dapat merasakan kemerdekaan yang sudah 55 tahun ini dengan rasa aman, tenteram dan bahagia lahir maupun bathin.
Mengapa demikian ? Karena baru kali inilah sejak kemerdekaan yang sudah 55 tahun ini, pucuk pimpinan negeri ini dipegang oleh orang-orang top dan orang-orang pilihan dari organisasi Islam yang besar di Indonesia ini.
Presidennya - Kyai Hajji - Ketua Umum Pengurus Besar NU.
Ketua MPR-nya Prof DR, mantan Ketua PP Muhammadiyah.
Ketua DPR-nya Ir. - mantan ketua PB HMI.
Ketiga-tiganya adalah orang-orang nomor 1 dari organisasi Islam yang cukup besar dan terkenal di negeri ini.
Namun apa yang kita rasakan ?
Di mana-mana terjadi kerusuhan, kerusakan dan pertikaian sesama bangsa. Ummat Islam yang mayoritas di negeri ini tidak mendapat angin segar, bahkan dihinakan dan diremehkan. Di berbagai daerah terjadi pembantaian terhadap ummat Islam, bahkan para kyai, guru ngaji pun termasuk menjadi sasaran pembantaian dengan dalih dhukun santet.
Keadaan yang demikian menunjukkan bahwa kehidupan bangsa ini makin jauh dari aturan Islam.   Hal ini tentu menjadikan kita semua ummat Islam sedih dan sangat tidak menyenangkan. Akan tetapi marilah kita ingat firman Allah :
وَ عَسى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْئًا وَّ هُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ، وَ عَسى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْئًا وَّ هُوَ شَرٌّ لَّكُمْ، وَ اللهُ يَعْلَمُ وَ اَنْتُمْ لاَ تَعْلَمُوْنَ. البقرة:216
Dan boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. [QS. Al-Baqarah : 216]
Dengan keadaan yang tidak menyenangkan itu, mudah-mudahan  sangat baik bagi ummat Islam, untuk diambil pelajaran, agar lebih meyaqinkan dan memantapkan bahwa hanya kepada Allah sajalah kita bergantung dan berpengharapan serta berserah diri.
Jangan terlalu mengharapkan sesuatu dari makhluq, dari orang-orang besar sekalipun, hingga mengabaikan dan meremehkan orang-orang kecil, padahal justru Allah akan menolong ummat ini lantaran orang-orang kecil. Rasulullah SAW bersabda :
اِنَّمَا نَصَرَ اللهُ هذِهِ اْلاُمَّةَ بِضَعِيْفِهَا بِدَعْوَتِهِمْ وَ صَلاَتِهِمْ وَ اِخْلاَصِهِمْ. النسائى
Hanyasanya Allah akan menolong ummat ini lantaran orang-orang lemahnya, dengan doa mereka, shalat mereka dan keikhlashan mereka. [HR. Nasai]
Sedangkan para pembesar negeri dan orang-orang yang hidup mewah pada umumnya mengingkari peringatan dan petunjuk dari Allah. Mereka merasa dengan kekayaan dan anak-anak (para pendukung) mereka dapat menolak siksa akibat keingkarannya. Dengan sombongnya mereka mengatakan :
..... نَحْنُ اَكْثَرُ اَمْوَالاً وَّ اَوْلاَدًا وَّ مَا نَحْنُ بِمُعَذَّبِيْنَ. سبأ:35
Kami lebih banyak mempunyai harta dan anak-anak (anak buah) dan kami sekali-kali tidak akan diadzab. [QS. Saba’ : 35]
Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah, masih belum saatnya kah kita mau dipimpin dengan Al-Qur’an ? Bagi orang-orang yang beriman tentunya akan menjawab, “Jangan ditunda-tunda lagi !”.
Oleh karena itu, marilah kita teladani perilaku kehidupan Rasulullah SAW, agar hidup ini mendapat ridla Allah, hingga memperoleh kemudahan dan dapat mengatasi segala persoalan.
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللهَ وَ اْليَوْمَ اْلاخِرَ وَ ذَكَرَ اللهَ كَثِيْرًا. الاحزاب:21
Sungguh telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, bagi orang yang mengharapkan (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari qiyamat dan dia banyak mengingat Allah. [QS. Al-Ahzab : 21]
Imam Malik berkata :
كُلُّ اَحَدٍ يُؤْخَذُ مِنْ كَلاَمِهِ وَ يُرَدُّ عَلَيْهِ اِلاَّ صَاحِبَ هذَ اْلقَبْرِ.
Setiap orang boleh diambil perkataannya dan boleh pula ditolak, kecuali perkataan penghuni qubur ini (sambil menunjuk ke arah makam Nabi SAW). [HR. Malik]
Dengan demikian seorang muslim dilarang bertaqlid buta mengikuti apasaja yang dilakukan dan diucapkan seseorang, apakah dia kyai, ustadz, guru agama, maupun pembesar negara, kecuali apabila hal tersebut tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Rasulullah SAW dalam membina kekuatan ummat memulai dari bawah tidak memaksakan dari atas, sesuai dengan petunjuk Allah SWT dalam QS. Ibrahim ayat 24-26
اَ لَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللهُ مَثَلاً كَلِمَةً طَيّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيّبَةٍ اَصْلُهَا ثَابِتٌ وَ فَرْعُهَا فِى السَّمَاءِ. تُؤْتِيْ اُكُلَهَا كُلَّ حِيْنٍ بِاِذْنِ رَبّهَا، وَ يَضْرِبُ اللهُ اْلاَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُوْنَ. وَ مَثَلُ كَلِمَةٍ خَبِيْثَةٍ كَشَجَرَةٍ خَبِيْثَةٍ اجْتُثَّتْ مِنْ فَوْقِ اْلاَرْضِ مَا لَهَا مِنْ قَرَارٍ. ابراهيم:24-26
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, (24)
pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan idzin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. (25)
Dan perumpamaan kalimat-kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi, tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun. (26) [QS. Ibrahim]
Hal itu dapat kita ketahui ketika orang-orang kafir Makkah menawarkan kepada Nabi SAW, apapun yang Nabi minta akan dipenuhi sekalipun ingin menjadi raja (penguasa) di negeri itu asal Nabi mau berhenti dakwah.
Tawaran itu dijawab dengan tegas, andaikata mereka dapat menaruh matahari dan bulan di kedua tangan beliau, beliau tetap tidak akan berhenti dakwah menyampaikan Islam kepada masyarakat, agar ummat manusia selamat hidupnya di dunia dan akhirat. Beliau tidak ada keinginan sama sekali menjadi penguasa sedang ummatnya dalam kesesatan dan penderitaan.
Rasulullah membina ukhuwah Islamiyah di kalangan para shahabatnya dengan menanamkan rasa kasih sayang dan saling tolong-menolong dengan sabdanya :
لاَ يُؤْمِنُ اَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ ِلاَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ. البخارى و مسلم
Tidak beriman seseorang diantara kalian sehingga mencintai saudaranya seperti cintanya kepada dirinya sendiri. [HR. Bukhari dan Muslim]
اَلْمُسْلِمُ اَخُو اْلمُسْلِمِ لاَ يَظْلِمُهُ وَ لاَ يَخْذُلُهُ وَ لاَ يَحْقِرُهُ. اَلتَّقْوَى ههُنَا (وَ يُشِيْرُ اِلَى صَدْرِهِ) بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرّ اَنْ يَحْقِرَ اَخَاهُ اْلمُسْلِمَ. كُلُّ اْلمُسْلِمِ عَلَى اْلمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَ عِرْضُهُ وَ مَالُهُ. البخارى عن ابى هريرة
Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Tidak boleh ia menganiaya, tidak boleh membiarkannya (tidak tolong-menolong) dan tidak boleh menghinanya. Taqwa itu di sini (beliau sambil menunjuk ke dadanya). Seseorang cukup menjadi jahat karena dia menghina saudaranya sesama muslim. Setiap seorang muslim terhadap muslim lainnya adalah haram darahnya, kehormatannya dan hartanya. [HR. Bukhari dari Abu Hurairah]
Persaudaraan semacam itu hanya dapat terlaksana apabila dilandasi dengan iman dan taqwa kepada Allah.
Semua bentuk perserikatan dan persaudaraan tanpa landasan iman dan taqwa tidak dapat diharapkan kelangsungannya dan sangat rapuh seperti rapuhnya sarang labah-labah. Karena yang menjadi ikatannya tentu kepentingan dan manfaat pribadi, kelompok atau golongan. Manakala kepentingan masing-masing anggota merasa tidak tercapai apalagi merasa dirugikan, pasti akan hancur berantakan, akhirnya timbul rasa kebencian dan permusuhan.
اَْلاَخِلاَّءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ اِلاَّ اْلمُتَّقِيْنَ. الزخرف:67
Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertaqwa. [QS. Az-Zukhruf : 67]
Rasulullah memerintahkan ummatnya agar mengikuti Al-Qur’an kemana saja Al-Qur’an membawanya, karena yaqin betul bahwa hanya dengan Al-Qur’an manusia akan dituntun ke jalan keselamatan dan tidak akan sesat/celaka selamanya.
دُوْرُوْا مَعَ كِتَابِ اللهِ حَيْثُمَا دَارَ. الحاكم
Beredarlah kamu mengikuti Al-Qur’an ke manasaja Al-Qur’an beredar. [HR. Hakim]
قَدْ تَرَكْتُ فِيْكُمْ اَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا، كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ نَبِيِّهِ. مالك و الحاكم
Benar-benar aku telah tinggalkan untukmu dua perkara (pegangan) yang kamu tidak akan sesat selama kamu berpegang kepada keduanya. yaitu Al-Qur’an dan sunnah Nabi-Nya. [HR. Malik dan Hakim]
Allah SWT berfirman :
وَ اَنَّ هذَا صِرَاطِيْ مُسْتَقِيْمًا فَاتَّبِعُوْهُ وَ لاَ تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيْلِه. الانعام:153
Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan jangan kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu akan memisahkan kamu dari jalan yang lurus. [QS. Al-An’aam : 153]
Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah, Rasulullah juga memerintahkan ummatnya agar menghindari perdebatan sekalipun dirinya benar, karena tidak ada gunanya bahkan dapat menimbulkan saling tegang urat leher, dan dapat menghilangkan kekuatan.
... ذَرُوا اْلمِرَاءَ فَاِنَّ اَوَّلَ مَا نَهَانِى عَنْهُ رَبّى بَعْدَ عِبَادَةِ اْلاَوْثَانِ اْلمِرَاءُ. الطبرانى
Jauhilah perdebatan, sebab larangan yang pertama kali disampaikan kepadaku oleh Tuhanku setelah menyembah berhala adalah perdebatan. [HR. Thabrani]
وَ اَطِيْعُوا اللهَ وَ رَسُولَه وَ لاَ تَنَازَعُوْا فَتَفْشَلُوْا وَ تَذْهَبَ رِيْحُكُمْ وَ اصْبِرُوْا، اِنَّ اللهَ مَعَ الصّبِرِيْنَ. الانفال:46
Dan thaatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantah, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bershabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang shabar. [QS. Al-Anfaal : 46]
Dengan berbagai pesan dan arahan Rasulullah SAW serta petunjuk-petunjuk Allah SWT, semoga keadaan yang tidak menyenangkan ini dapat membawa pengaruh positif kepada ummat Islam pada umumnya, tergugah hatinya untuk lebih meningkatkan pengetahuannya tentang Islam dan meningkatkan keyaqinan bahwa hanya dengan Islamlah (yakni dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah) dunia ini akan baik, sebagaimana kata imam Malik :
لَنْ يُصْلِحَ آخِرَ هذِهِ اْلاُمَّةِ اِلاَّ مَا اَصْلَحَ اَوَّلَهَا. مالك
Tidak akan dapat memperbaiki (keadaan) ummat akhir ini melainkan apa yang pernah memperbaiki (keadaan) ummat pertamanya. [HR. Malik]
Selanjutnya khusus pada para kyai, ustadz dan ulama untuk bersedia meluangkan waktu guna menggarap ummat dengan serius tidak asal-asalan saja, sehingga terbina ummat yang kuat aqidah dan tegak syariatnya, siap menghadapi tantangan zaman.
Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah, memperhatikan keadaan bangsa dan negara kita yang kacau balau ini rupanya para pembesar negara ini kebingungan bagaimana mengatasi kondisi yang semrawut dewasa ini. Berbagai konsep dicobakan, sampai mencoba pergantian menteri dan perombakan kabinet, namun belum tampak hasil yang menggembirakan, karena konsep-konsep tersebut hanya pemikiran manusia yang berdasarkan kira-kira belaka, yang hasilnya pasti tidak akan memuaskan. Sedangkan para pemimpin negeri ini rupanya tidak yaqin dengan petunjuk Allah yang jelas dan pasti jitu dan tepat. Maka berpaling dari petunjuk Allah akan membawa kehidupan ini semakin sempit. Firman Allah SWT :
فَمَنِ اتَّبَعَ هُديَ فَلاَ يَضِلُّ وَ لاَ يَشْقى. وَ مَنْ اَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِيْ فَاِنَّ لَه مَعِيْشَةً ضَنْكًا. طه:123-124
Barangsiapa mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak sesat dan tidak celaka. Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku pasti akan menemui penghidupan yang sempit. [QS. Thaahaa : 123-124]
Ada jalan yang pasti terang tidak ditempuh, tetapi jalan yang hanya kira-kira (masih gelap) malah ditempuh.
Sebagai penutup kami sampaikan sabda Rasulullah SAW :
اِذَا اَرَادَ اللهُ بِقَوْمٍ خَيْرًا وَلَّى اَمْرَهُمُ اْلحُكَمَاءَ وَ جَعَلَ اْلمَالَ عِنْدَ السُّمَحَاءِ، وَ اِذَا اَرَادَ اللهُ بِقَوْمٍ شَرًّا، وَ لَّى اَمْرَهُمُ السُّفَهَاءَ وَ جَعَلَ اْلمَالَ عِنْدَ اْلبُخَلاَءِ. ابو داود
Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi suatu bangsa/kaum, maka Allah mengangkat orang-orang yang bijaksana (pandai) sebagai pejabat yang mengelola urusan mereka, dan Allah memberikan harta kepada orang-orang yang pemurah. Dan apabila Allah menghendaki kejelekan bagi suatu bangsa/kaum, maka Allah mengangkat orang-orang yang bodoh sebagai pejabat yang mengurusi urusan mereka, dan Allah menyerahkan harta kekayaan kepada orang-orang yang kikir. [HR. Abu Dawud]
Semoga Allah selalu menolong hamba-Nya yang beriman dan beramal shalih dan semoga para pejabat yang mengurusi bangsa ini tidak termasuk orang-orang yang bodoh. Dan orang-orang kaya di negeri ini tidak termasuk orang-orang bakhil, sehingga ada kepedulian kepada para fuqaraa’ wal masaakiin. Aamiin ya rabbal ‘aalamiin.

وَ اْلحَمْدُ ِللهِ رَبّ اْلعَالَمِيْنَ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tentang kehidupan Dunia

  TENTANG DUNIA فعَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوْضَةٍ ...