اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَاتُهُ
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبّ اْلعَالَمِيْنَ. وَ بِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى
اُمُوْرِ الدُّنْيَا وَ الدّيْنِ، وَ اَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِاْلهُدَى وَ دِيْنِ
اْلحَقّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدّيْنِ كُلّهِ وَ لَوْ كَرِهَ اْلكفِرُوْنَ. اَشْهَدُ
اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لاَ نَعْبُدُ اِلاَّ
اِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدّيْنَ، وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ
رَسُوْلُهُ، اَمَّا بَعْدُ:
وَ اَذّنْ فِى النَّاسِ بِاْلحَجّ يَأْتُوْكَ رِجَالاً وَّ عَلى كُلّ
ضَامِرٍ يَّأْتِيْنَ مِنْ كُلّ فَجّ عَمِيْقٍ لّيَشْهَدُوْا مَنَافِعَ لَهُمْ وَ
يَذْكُرُوا اسْمَ اللهِ فِيْ اَيَّامٍ مَّعْلُوْمَاتٍ. الحج 27-28
Dan serulah
kepada manusia untuk mengerjakan hajji, niscaya mereka akan datang kepadamu
dengan berjalan kaki dan mengendarai unta yang kurus, yang datang dari segenap
penjuru yang jauh, supaya mereka mempersaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan
supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah
ditentukan. [QS. Al-Hajj :
27-28]
Kaum Muslimin
dan Muslimat yang dirahmati Allah SWT, ibadah hajji adalah salah satu rukun
Islam, yang merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang telah memenuhi
syarat.
وَ ِللهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ اْلبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ
سَبِيْلاً. ال عمران: 97
Mengerjakan
hajji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup
mengadakan perjalanan ke Baitullah. [Ali ‘Imraan :
97]
Allah juga
mensyariatkan ibadah qurban kepada setiap umat termasuk ummat Islam. Firman
Allah :
وَ لِكُلّ اُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا لّيَذْكُرُوا اسْمَ اللهِ عَلى
مَا رَزَقَهُمْ مّنْ بَهِيْمَةِ اْلاَنْعَامِ، فَاِلَهُكُمْ اِلهٌ وَّاحِدٌ فَلَه
اَسْلِمُوْا، وَ بَشّرِ اْلمُخْبِتِيْنَ.
Dan bagi
tiap-tiap ummat telah Kami syariatkan penyembelihan (qurban) supaya mereka
menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah dirizqikan Allah kepada
mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu
kepada-Nya. Dan berilah khabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh
(kepada Allah). [QS. Al-Hajj :
34]
Ibadah hajji dan
ibadah qurban dalam Islam disyariatkan dalam satu rangkaian, agar ummat Islam
mengikuti jejak Nabi Ibrahim dalam kethaatan dan kepatuhan serta keshabarannya
dalam melaksanakan perintah-perintah Allah SWT tanpa ada keraguan
sedikitpun.
Nabi Ibrahim
diperintah oleh Allah SWT menyembelih putranya (Isma’il), tanpa ragu-ragu
perintah tersebut dilaksanakan, walaupun pekerjaan tersebut tidak umum dan tidak
masuk akal sehat untuk dilaksanakan, namun dengan keyaqinan mantap, bahwa apapun
yang diperintahkan oleh Allah SWT pasti mendatangkan kebaikan, karena tidak
mungkin Allah akan menyesatkan dan menyengsarakan hamba-Nya. Ternyata perintah
tersebut merupakan ujian keimanan bagi Nabi Ibrahim AS antara kecintaannya
kepada anak satu-satunya yang sangat disayangi dengan cintanya kepada Allah SWT.
Maka luluslah Nabi Ibrahim menghadapi ujian tersebut, beliau lebih mencintai
Allah daripada anaknya. Dengan tawakkal kepada Allah dilaksanakanlah
penyembelihan terhadap Isma’il.
Setelah Nabi
Ibrahim lulus menghadapi ujian tersebut, maka Allah SWT berfirman
:
قَدْ صَدَّقْتَ الرُّءْيَا، اِنَّا كَذلِكَ نَجْزِى اْلمُحْسِنِيْنَ.
اِنَّ هذَا لَهُوَ اْلبَلؤُ اْلمُبِيْنُ. وَ فَدَيْنهُ بِذِبْحٍ
عَظِيْمٍ. الصفات: 105-107
Sesungguhnya
kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan
kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian
yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang
besar. [QS.
Ash-Shaffaat : 105-107]
Dengan demikian
selamatlah Isma’il dari bahaya maut atas sembelihan oleh ayahnya. Semua
peristiwa itu ditetapkan oleh Allah menjadi syariat ibadah qurban bagi ummat
Islam yang dilaksanakan setiap hari raya ‘Iedul Adlha seperti sekarang
ini.
اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ، لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَ اللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ وَ ِللهِ اْلحَمْدُ
Nabi Ibrahim AS
adalah bapak tauhid bagi manusia, tidak ada yang beliau takuti selain Allah,
walaupun harus berseberangan keyaqinan dengan ayahnya sendiri dan penguasa saat
itu, hingga akhirnya Ibrahim AS ditangkap dan dibakar dalam kobaran api oleh
penguasa yang dhalim pada waktu itu (Raja Namrud). Berkat tawakkalnya kepada
Allah, maka Allah menolong hamba-Nya yang bertawakkal kepada-Nya dengan
firman-Nya :
وَ مَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ فَهُوَ حَسْبُه، اِنَّ اللهَ بَالِغُ
اَمْرِه، قَدْ جَعَلَ اللهُ لِكُلّ شَيْءٍ قَدْرًا. الطلاق: 3
Dan barangsiapa
bertawakkal kepada Allah, maka Allah akan mencukupkan (membereskan) semua yang
menjadi keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang
dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi segala
sesuatu. [QS.
Ath-Thalaaq : 3]
Maka ketika Nabi
Ibrahim dilemparkan ke kobaran api yang membara, Allah berfirman
:
يَا نَارُ كُوْنِيْ بَرْدًا وَّ سَلمًا عَلى اِبْرهِيْمَ. الانبياء: 69
Hai api, menjadi
dinginlah dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim. [QS.
Al-Anbiyaa’ : 69]
Oleh karena itu
seharusnyalah bagi setiap orang mu’min bertawakkal sepenuhnya kepada Allah
SWT.
وَ عَلَى اللهِ فَلْيَتَوَكَّلِ اْلمُؤْمِنُوْن. ال عمران: 122
Dan hendaklah
kepada Allah saja orang-orang mu’min bertawakkal. [QS. Ali
‘Imraan : 122]
Bertawakkal
kepada Allah maksudnya, dalam mengatasi permasalahan apasaja kita bekerja keras
sesuai dengan sunnatullah, dan semaksimalnya menurut petunjuk Allah, adapun
hasilnya kita serahkan sepenuhnya kepada Allah SWT yang telah membuat ketentuan
segala sesuatu.
Oleh karena itu
peristiwa Nabi Ibrahim dalam menghadapi situasi sulit dan membahayakan, berakhir
dengan selamat dan menggembirakan, menjadi pelajaran yang sangat berharga dan
sangat penting kita perhatikan untuk mengatasi kesulitan bangsa yang semakin
parah ini.
Marilah kita
perhatikan firman-firman Allah dan sabda Rasulullah SAW berikut ini
:
وَ اِذَآ اَرَدْنَآ اَنْ نُّهْلِكَ قَرْيَةً اَمَرْنَا مُتْرَفِيْهَا
فَفَسَقُوْا فِيْهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا اْلقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا
تَدْمِيْرًا. الاسراء: 16
Dan jika Kami
hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang
hidup mewah/para pembesar negeri itu supaya menthaati Allah, tetapi mereka
melakukan kedurhakaan dalam negeri itu,maka sudah sepantasnya berlaku
terhadapnya ketentuan Kami, lalu Kami hancurkan negeri itu
sehancur-hancurnya. [QS. Al-Israa’
: 16]
وَ مَآ اَرْسَلْنَا فِيْ قَرْيَةٍ مّنْ نَّذِيْرٍ اِلاَّ قَالَ
مُتْرَفُوْهَآ اِنَّا بِمَآ اُرْسِلْتُمْ بِه كفِرُوْنَ. وَ قَالُوْا نَحْنُ
اَكْثَرُ اَمْوَالاً وَّ اَوْلاَدًا وَّ مَا نَحْنُ بِمُعَذَّبِيْنَ. سبأ: 34-35
Dan Kami tidak
mengutus pada suatu negeri seorang pemberi peringatan pun, melainkan orang-orang
yang hidup mewah di negeri itu berkata, “Sesungguhnya kami mengingkari apa yang
kamu diutus untuk menyampaikannya”. (34)
Dan mereka
berkata, “Kami lebih banyak mempunyai harta dan anak-anak (dari pada kamu), dan
kami sekali-kali tidak akan diadzab”. (35).
Manusia
dikaruniai harta yang berlimpah-ruah, dikaruniai kedudukan yang terhormat di
suatu negeri, namun tidak disyukuri, malah dijadikan untuk kesombongan,
menentang kebenaran dari Allah. Mereka merasa dengan harta dan anak-anak (anak
buah) mereka, dapat menolak adzab Allah, sekalipun mereka kufur terhadap
aturan-aturan Allah. Sikap yang demikian itu menjadi penyebab hancurnya negeri
dimana mereka bertempat tinggal.
Selain kufurnya
orang-orang yang hidup mewah dan para pejabat negara, yang menyebabkan hancurnya
suatu negeri, Rasulullah SAW bersabda :
اِنَّ مِنْ اَشْرَاطِ السَّاعَةِ اَنْ يُرْفَعَ اْلعِلْمُ وَ يَثْبُتَ
اْلجَهْلُ وَ يُشْرَبَ اْلخَمْرُ وَ يَظْهَرَ الزّنَا. البخارى 1: 28
Sesungguhnya
diantara tanda-tanda datangnya kehancuran suatu bangsa ialah diangkatnya
(didangkalkannya) pengetahuan agama, serta didukungnya sifat jahil (bodoh)
tentang agama, diminumnya minuman keras secara terang-terangan dan dilakukan
perzinaan secara meluas dan terang-terangan. [HR. Bukhari
juz 1, hal. 28]
اِذَا ظَهَرَ الزّنَا وَ الرّبَا فِى قَرْيَةٍ فَقَدْ اَحَلُّوْا
بِنَفْسِهِمْ عَذَابَ اللهِ. الحاكم
Apabila
perbuatan zina dan riba telah terang-terangan di suatu negeri, maka penduduk
negeri itu sudah rela terhadap datangnya adzab Allah pada diri
mereka. [HR.
Hakim]
اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ، لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَ اللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ وَ ِللهِ اْلحَمْدُ
Kaum muslimin
dan muslimat rahimakumullah, marilah kita cermati dan kita rasakan dengan lubuk
hati yang paling dalam Sabda Rasulullah SAW itu dan kita renungkan yang terjadi
di negeri yang kita cintai ini. Dangkalnya pengetahuan agama berarti jauhnya
dari pemahaman terhadap Al-Qur’an, sedangkan Al-Qur’an adalah Al-Furqan (pembeda
antara yang haq dengan yang bathil). Maka akibatnya tidak bisa membedakan antara
yang haq dengan yang bathil, yang baik maupun yang buruk, yang halal maupun yang
haram. Jahil terhadap agama mendapat dukungan, karena baik dan buruk, benar dan
salah tidak diukur dari kebenaran yang muthlaq, yakni dari Allah SWT, tetapi
diukur dengan keinginan hawa nafsu kebanyakan orang, dengan dalil “Demokrasi”.
Sekalipun benar menurut agama, kalau banyak orang yang tidak setuju, maka
kebenaran tadi dipandang suatu yang bathil atau buruk, tidak boleh
dilakukan.
Suatu contoh
tentang poligami. Poligami jelas halal dan sah dalam pandangan Islam. Sebelum
Islam datang, poligami itu sesuatu yang biasa, ada orang yang mempunyai istri
60, bahkan sampai 700. Maka Islam mengatur dan membatasi sampai 4 saja, lebih
dari 4 haram hukumnya.
Raja-raja dahulu
juga kebanyakan berpoligami. Satu saja Istri raja yang resmi dan disebut
permaisuri, yang lain disebut selir, bahkan selirnya lebih dari 4.
Mengapa manusia tidak memperbincangkan masalah tersebut ?
Sedangkan kyai
muda dan kondang Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) yang melakukan poligami jadi
pembicaraan seru, sampai Presiden pun ikut angkat bicara.
Ada apa dibalik itu
semua ?. Saya ucapkan “Selamat kepada Aa Gym, semoga diberkati Allah SWT
pernikahannya yang kedua”, dan semoga beliau menikah lagi untuk yang ketiga dan
keempat. Karena beliau mampu dari segala seginya. Biarpun banyak orang mau
bilang apalah. Kebenaran itu tetap benar, dan diridlai oleh Allah, sekalipun
hanya seorang yang menjalankan. Sebaliknya kebathilan itu tetap bathil dan
dikutuk oleh Allah, sekalipun banyak orang yang
melakukannya.
Maka, kebenaran
menurut Islam tidak ditentukan oleh pendapat kebanyakan orang (suara terbanyak),
karena kebanyakan orang memilih jalan yang sesat daripada jalan yang selamat.
Perhatikan firman Allah SWT :
وَ اِنْ تُطِعْ اَكْثَرَ مَنْ فِى اْلاَرْضِ يُضِلُّوْكَ عَنْ سَبِيْلِ
اللهِ، اِنْ يَّتَّبِعُوْنَ اِلاَّ الظَّنَّ وَ اِنْ هُمْ اِلاَّ
يَخْرُصُوْنَ. الانعام: 116
Dan jika kamu
mengikuti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan
menyesatkan kamu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti
persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta terhadap
Allah. [QS. Al-An’aam
: 116]
وَ لَوِ اتَّبَعَ اْلحَقُّ اَهْوَآءَهُمْ لَفَسَدَتِ السَّموتُ وَ
اْلاَرْضُ وَ مَنْ فِيْهِنَّ، بَلْ اَتَيْنهُمْ بِذِكْرِهِمْ فَهُمْ عَنْ
ذِكْرِهِمْ مُّعْرِضُوْنَ. المؤمنون: 71
Andaikata
kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini
dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka
kebanggaan (Al-Qur’an), tetapi mereka berpaling dari Al-Qur’an
itu. [QS.
Al-Mu’minuun : 71]
Oleh karena itu
bagi orang yang beriman, kebenaran itu muthlaq dari Allah, maka apa yang
ditetapkan oleh Allah tidak akan ada pilihan lain. Perhatikan firman Allah SWT
:
وَ مَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَّ لاَ مُؤْمِنَةٍ اِذَا قَضَى اللهُ وَ
رَسُوْلُه اَمْرًا اَنْ يَّكُوْنَ لَهُمُ اْلخِيَرَةُ مِنْ اَمْرِهِمْ، وَ مَنْ
يَّعْصِ اللهَ وَ رَسُوْلَه فَقَدْ ضَلَّ ضَللاً مُّبِيْنًا. الاحزاب: 36
Dan tidaklah
patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu’min,
apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan akan ada bagi
mereka pilihan (yang ain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai
Allah dan Rasul-Nya, maka dia telah sesat, sesat yang nyata. [QS. Al-Ahzaab
: 36]
Mendurhakai
Allah dan Rasul-Nya, maksudnya tidak menyetujui atau menentang ketetapan Allah,
mengharamkan yang dihalalkan oleh Allah, termasuk poligami. Yang demikian itu
dinyatakan oleh Allah, bahwa dia adalah memilih jalan yang
sesat.
اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ، لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَ اللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ وَ ِللهِ اْلحَمْدُ
Kaum muslimin
dan muslimat rahimakumullah, selanjutnya kita perhatikan tentang pornoaksi dan
pornografi.
Pornografi dan
pornoaksi jelas-jelas dilarang dalam agama Islam dan sangat berbahaya akibatnya
bagi keselamatan bangsa. Sebelum Islam, nilai wanita sangat rendah di mata
manusia, sehingga orang yang melahirkan anak wanita, merasa malu, dan diqubur
hidup-hidup anak tersebut. Wanita hanya sebagai pemuas nafsu seksual. Tidak ada
lagi rasa hormat seorang anak terhadap ibunya. Islam sangat menjunjung tinggi
derajat wanita, sampai Rasulullah mengatakan, “Surga itu di bawah telapak kaki
para ibu”. Artinya, tidak akan bisa masuk surga seseorang bila tidak menghormati
ibunya. Islam sangat menjaga kehormatan wanita, sehingga pakaian bagi mereka,
Allah yang menentukan. Perhatikan firman Allah dalam
surat Al-Ahzaab : 59,
yang artinya : Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anakmu yang
perempuan dan istri-istri orang mu’min, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya
ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal,
karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
Pakaian seorang
mu’minat dijadikan untuk menjaga keselamatan dirinya agar tidak diganggu atau
menimbulkan gangguan, karena bisa menimbukan fitnah yang besar dan sangat
membahayakan.
Perhatikan sabda
Rasulullah SAW :
مَا تَرَكْتُ بَعْدِى فِتْنَةً هِيَ اَضَرُّ عَلَى الرّجَالِ مِنَ
النّسَاءِ. البخارى و مسلم
Tidak ada fitnah
yang paling membahayakan kaum lelaki sesudah zamanku, kecuali fitnah
wanita. [HR. Bukhari
dan Muslim]
Allah
memerintahkan para wanita menutup aurat agar tidak menimbulkan gangguan, tetapi
mereka sengaja menentang, malah menyelenggarakan “kontes ratu kecantikan”,
ketika tampil di atas panggung disaksikan ribuan mata, bahkan mungkin jutaan
mata. Mereka telanjang dengan menampakkan terang-terangan auratnya, hanya
beberapa senti meter persegi saja kain yang disisakan melekat di
tubuhnya.
Sifat jahil
terhadap agama yang merupakan tanda-tanda datangnya kehancuran suatu bangsa
mendapat dukungan, bahkan difasilitasi. Wanita seolah menjadi barang dagangan
yang dipromosikan dari segi kecantikan wajahnya, kemerduan suaranya, kemolekan
tubuhnya, goyang badan dan pinggulnya/genitnya, sampai pada mempertontonkan
auratnya.
Bagi yang
mendapat juara dalam kontes tadi mendapat sambutan dan penghargaan yang tinggi,
disanjung-sanjung, dikatakan membawa nama harum negara. Padahal Rasulullah SAW
bersabda :
… وَ نِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيْلاَتٌ
مَائِلاَتٌ رُؤُوْسُهُنَّ كَاَسْنِمَةِ اْلبُخْتِ اْلمَائِلَةِ، لاَ يَدْخُلْنَ
اْلجَنَّةَ وَ لاَ يَجِدْنَ رِيْحَهَا وَ اِنَّ رِيْحَهَا لَيُوْجَدُ مِنْ
مَسِيْرَةِ كَذَا وَ كَذَا. مسلم 3: 1680
….dan
wanita-wanita yang berpakaian tetapi seperti telanjang (auratnya tampak jelas),
yang genit dan menggenitkan kepala mereka seperti punuk unta yang melenggang.
Mereka tidak bisa masuk surga, bahkan mencium baunyapun tidak. Padahal harumnya
surga bisa tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian (selama 500
tahun). [HR. Muslim
dan Ahmad]
Perbuatan porno
yang sangat keras dikutuk oleh Allah, sehingga harumnya surgapun tidak bisa
mendapatkan, malah dipuji, disanjung dan diberi penghargaan. Na’uudzu billaahi
min dzaalik.
اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ، لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَ اللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ وَ ِللهِ اْلحَمْدُ
Kaum muslimin
dan muslimat rahimakumullah, keadaanyang demikian sangat besar pengaruhnya
terhadap kerusakan moral generasi muda bangsa. Apalagi didukung dengan pergaulan
bebas tanpa mengenal mahram dan bukan mahram, halal maupun haram. Maka banyak
generasi muda, bahkan anak-anak dibawah umur (ABG) terseret ke lembah
kebinatangan (hina), yakni hubungan sex di luar nikah (perzinaan), yang sangat
berbahaya akibatnya. Tidak saja generasi muda, bapak-bapak yang sudah punya
istri pun tidak sedikit mempunyai simpanan wanita idaman lain (WIL) yang tanpa
nikah. Maka tidak aneh jika orang yang mempunyai kedudukan terhormat di negeri
ini bisa tergoda dengan goyang dan genitnya penyanyi
ndang-ndut.
Menurut Eva
Kusuma Sundari, salah seorang anggota DPR
RI, mengakui
adanya skandal sex di DPR, bahkan dia mensinyalir ada germo yang beroperasi
memasok penyanyi ndang-ndut untuk para politikus (Suara Merdeka, 06 Des.
2006).
Menurut Permadi,
juga salah seorang anggota DPR
RI mengatakan
bahwa skandal sex anggota DPR dengan perempuan-perempuan cantik bukan hanya
dilakukan oleh seorang, tetapi banyak yang melakukan, tetapi mereka pintar
menyembunyikan. Praktek main perempuan tidak hanya di gedung DPR, di gedung
pemerintahan atau lainnya juga sama (kata Permadi. Suara Merdeka 06 Des. 2006).
Kata Permadi juga, bahwa praktek skandal sex di DPR, bisa saja para anggota
affair dengan sekretarisnya, penjaja barang dan jasa atau wanita lain. Skandal
sex sepertinya di DPR bukan masalah, maka tidak pernah dibahas secara serius.
Bahkan dia mengatakan, “Sekarang jaman edan, kalau nggak ikut edan ya… tidak
kebagian”. (Suara Merdeka, 06 Des. 2006).
Kaum muslimin
dan muslimat rahimakumullah, apa yang dikatakan oleh kedua anggota
DPR
RI tersebut tentu
tidak semua anggota DPR dan para pemegang pemerintahan seperti itu. Saya yaqin,
yang baik-baik, yang masih mempunyai iman masih banyak juga. Dengan iman, mereka
tidak akan melakukan seperti itu, mereka yaqin bahwa jabatan/kedudukan yang
dimiliki adalah suatu amanat yang mesti akan dipertanggungjawabkan kepada Allah
SWT kelak. Mereka yaqin juga bahwa apa yang dilakukan tidak akan bisa
bersembunyi dari pengawasan Allah SWT, walaupun bisa tidak diketahi oleh
manusia. Mereka meyaqini sepenuhnya firman Allah dalam QS. Al-Mujadalah : 7,
yang artinya : Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui
apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi ? Tiada pembicaraan rahasia
antara tiga orang melainkan Dia lah yang keempatnya, dan (pembicaraan rahasia)
antara lima orang melainkan
Dia lah yang keenamnya. Dan tidak (pula) pembicaraan antara (jumlah) yang kurang
dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia ada bersama mereka di manapun mereka
berada. Kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari qiyamat apa
yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu.
Kalau kita
rasakan keadaan bangsa kita ini memang sangat memprihatinkan, ada
pemimpin-pemimpin bangsa dan wakil-wakil rakyat yang moralnya sebobrok itu.
Apalagi mendengar yang dikatakan oleh penyair terkenal Taufiq Ismail, beliau
mengatakan bahwa aborsi di Indonesia mencapai 2,2 juta setahun, maknanya setiap
15 detik seorang calon bayi meninggal di suatu tempat di negeri Indonesia ini.
(Republika, 22 Des. 2006).
Kondisi yang
demikian, akibat perzinaan (hubungan gelap tanpa nikah). Maka apakah perbuatan
porno yang sangat dikutuk oleh Allah karena berakibat kerusakan moral yang
sangat fatal itu akan kita biarkan, bahkan kita lindungi ? Sedangkan poligami
yang diridlai oleh Allah dan halal akan dipersulit, bahkan dilarang
?
Perlu
direnungkan dan dicermati sedalam-dalamnya, jangan salah langkah yang akibatnya
akan membahayakan.
Kami berharap,
sekalipun sekarang dikatakan Zaman Edan kalau tidak ikut edan tidak kebagian,
namun tuan-tuan wakil rakyat yang terhormat dan pemimpin-pemimpin yang diserahi
amanat memegang pemerintahan negeri ini jangan ikut-ikutan Edan. Bagaimana nasib
rakyat yang 200 juta lebih ini nanti, kalau diurus oleh orang-orang Edan
?
Kami berharap
yang sudah telanjur edan segeralah bertaubat, menyesali perbuatan-perbuatan yang
membawa dosa dan hina, masih ada kesempatan. Sebesar-besar murka Allah masih
besar kasih sayang-Nya, maka segeralah mengharap kasih sayang Allah. Perhatikan
firman Allah (yang artinya) : Katakanlah, “Hai hamba-hamba-Ku yang
mengerjakan sesuatu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah
kamu berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa
semuanya. Sesungguhnya Dia lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan
kembalilah kamu kepada Tuhan mu dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang
adzab kepadamu, kemudian kamu tidak dapat ditolong lagi. Dan ikutilah
sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhan mu sebelum datang
adzab kepadamu dengan tiba-tiba, sedang kamu tidak menyadarinya. [QS.
Az-Zumar : 53-55]
Bagi yang belum
edan hendaklah lebih hati-hati, karena bujuk rayu syaithan sangat menarik dan
menggiurkan, sedangkan akibatnya sangat menyengsarakan.
Kepada kaum
muslimin khususnya dan kepada seluruh rakyat Indonesia pada umumnya, dengan
kejadian-kejadian dan keadaan yang menyedihkan ini hendaklah bisa mengambil
pelajaran, makin mendewasakan kita dalam memilih wakil-wakil dan menyerahkan
amanat untuk mengatur negara yang besar ini dan jumlah penduduk yang besar pula.
Pilihlah wakil-wakil rakyat yang benar-benar thaat menjalankan agamanya, tidak
hanya formalitas, dan hendaknya hanya kepada Allah saja mereka takut melanggar
larangan-larangan-Nya. Jangan mau lagi dijadikan kuda troya oleh manusia-manusia
yang angkara murka untuk mencapai tujuan mereka ! Jangan mau lagi ditipu dengan
rayuan-rayuan gombal, banyak ngobral janji, tetapi hanya isapan jempol belaka.
Untuk menentukan pilihan, kalau saudara tidak mengerti, tanyakan kepada orang
yang mengerti, yang netral, dan saudara percaya terhadap kejujuran orang
tersebut, bukan kepada calo-calo dari orang-orang yang angkara murka
tadi.
Sebagai penutup
untuk menambah kehati-hatian dalam memilih wakil dan calon-calon pemimpin
rakyat, saya kutipkan sebuah maqalah sebagai berikut :
سَيَأْتِى عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ هِمَّتُهُمْ بُطُوْنُهُمْ وَ
شَرَفُهُمْ مَتَاعُهُمْ وَ قِبْلَتُهُمْ نِسَائُهُمْ وَ دِيْنُهُمْ دَرَاهِمُهُمْ
وَ دَنَانِيْرُهُمْ اُولئِكَ شَرُّ اْلخَلْقِ لاَ خَلاَقَ لَهُمْ عِنْدَ
اللهِ.
Akan datang
suatu masa pada manusia, bahwa cita-cita mereka untuk perut mereka, kemuliaan
mereka adalah kekayaan mereka, kiblat mereka adalah wanita, agama mereka dalah
dirham dan dinar (uang) mereka. Mereka itulah seburuk-buruk makhluq, mereka
tidak mendapat (kebaikan) apapun di sisi Allah.
Dengan demikian
jangan memilih orang yang seburuk-buruk makhluq menurut pandangan
Allah.
اِنَّ شَرَّ الدَّوَآبّ عِنْدَ اللهِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا فَهُمْ لاَ
يُؤْمِنُوْنَ. الانفال: 55
Sesungguhnya
binatang (makhluq) yang paling buruk menurut pandangan Allah ialah orang-orang
kafir. Mereka itu tidak beriman. [QS. Al-Anfaal
: 55]
Semoga
bermanfaat pada diri saya dan pada kita semua, Aamiin ya Robbal
‘aalamiin.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَ اِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَ
تَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا
حَسَنَةً وَّ فِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَّ قِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَ اْلحَمْدُ
ِللهِ رَبّ اْلعَالَمِيْنَ، اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَ
بَرَكَاتُهُ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar