1/23/2013

Nabi SAW dan tentara muslimin kembali ke Madinah

Setelah para syuhada di Uhud selesai dikuburkan, maka Nabi SAW dan segenap tentaranya bersiap untuk kembali ke Madinah. Diriwayatkan, bahwa sebelum Nabi SAW sampai di Madinah, telah tersebar berita bahwa kaum muslimin dalam pertempuran di Uhud terus terdesak dan mendapat kekalahan yang besar, dan banyak diantara tentara Islam yang gugur.
Di tengah perjalanan, Nabi SAW dicari oleh seorang wanita dari Banu Dinar. Wanita tersebut mencari Nabi karena mendengar khabar bahwa beliau telah mati terbunuh. Sedangkan ayah wanita tersebut dan suaminya serta saudaranya laki-laki dan anaknya laki-laki semuanya terbunuh dalam perang Uhud. Maka di tengah jalan dia selalu bertanya kepada tentara muslimin yang sedang berjalan, “Bagaimana keadaan Rasulullah”.
Tentara Muslimin hanya menjawab, “Rasulullah alhamdu lillah dalam keadaan baik dan sehat, seperti yang kamu kehendaki”.
Maka setelah ia ditunjukkan kepada Nabi SAW lalu ketika itu ia berkata :
كُلُّ مُصِيْبَةٍ بَعْدَكَ جَلَلٌ
“Semua bahaya selain terhadap engkau adalah kecil”.
Dengan perkataan ini, berarti semua bahaya yang mengenai diri wanita itu dianggap kecil, asalkan keadaan diri Nabi masih hidup dengan sehat.
Di dalam Tarikh Munawwar Khalil disebutkan bahwa sebelum Nabi SAW beserta tentara muslimin masuk ke Madinah di suatu tempat dekat kota Madinah beliau berhenti, lalu mengatur barisan tentaranya. Tentara muslimin berbaris dimuka, sedangkan para wanita yang ikut waktu itu berbaris di belakang, lalu Nabi berdoa kepada Allah yang antara lain adalah sebagai berikut :
اَللّهُمَّ لَكَ اْلحَمْدُ كُلُّهُ، اَللّهُمَّ لاَ قَابِضَ لِمَا بَسَطْتَ، وَ لاَ بَاسِطَ لِمَا قَبَضْتَ، وَ لاَ هَادِيَ لِمَنْ اَضْلَلْتَ وَ لاَ مُضِلَّ لِمَنْ هَدَيْتَ، وَ لاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَ لاَ مَانِعَ لِمَا اَعْطَيْتَ، وَ لاَ مُقَرّبَ لِمَا اَبْعَدْتَ، وَ لاَ مُبْعِدَ لِمَا قَرَّبْتَ. اَللّهُمَّ ابْسُطْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِكَ وَ رَحْمَتِكَ وَ فَضْلِكَ وَ رِزْقِكَ. اَللّهُمَّ اِنّى اَسْأَلُكَ النَّعِيْمَ اْلمُقِيْمَ الَّذِى لاَ يَحُوْلُ وَ لاَ يَزُوْلُ. اَللّهُمَّ اِنّى عَائِذٌ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا اَعْطَيْتَنَا وَ شَرّ مَا مَنَعْتَنَا. اَللّهُمَّ حَبّبْ اِلَيْنَا اْلاِيْمَانَ وَ زَيّنْهُ فِى قُلُوْبِنَا، وَكَرّهْ اِلَيْنَا اْلكُفْرَ وَ اْلفُسُوْقَ وَ اْلعِصْيَانَا، وَ اجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِيْنَ. اَللّهُمَّ تَوَفَّنَا مُسْلِمِيْنَ، وَ اَحْيِنَا مُسْلِمِيْنَ، وَ اَلْحِقْنَا بِالصَّالِحِيْنَ غَيْرَ خَزَايَا وَ لاَ مَفْتُوْنِيْنَ. اَللّهُمَّ قَاتِلِ اْلكَفَرَةَ الَّذِيْنَ يُكَذِّبُوْنَ رُسُلَكَ وَ يَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِكَ، وَ اجْعَلْ عَلَيْهِمْ رِجْزَكَ وَ عَذَابَكَ، اَللّهُمَّ قَاتِلِ اْلكَفَرَةَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا اْلكِتَابَ، اِلهَ اْلحَقّ.
Ya Allah, segala puji bagi Engkau semuanya. Ya Allah, tidak ada yang bisa menggenggam pada apa yang telah Engkau hamparkan, dan tidak ada yang bisa menghamparkan pada apa yang telah Engkau genggam, dan tidak ada yang bisa memberi petunjuk pada siapa yang telah Engkau sesatkan, dan tidak ada yang bisa menyesatkan pada siapa yang telah Engkau beri petunjuk, dan tidak ada yang bisa memberi pada siapa yang telah Engkau tolak, dan tidak ada yang bisa menolak pada apa yang telah engkau berikan, dan tidak ada yang bisa mendekatkan pada apa yang telah Engkau jauhkan, dan tidak ada yang bisa menjauhkan pada apa yang telah Engkau dekatkan.
Ya Allah, bentangkanlah atas kami dari barakah-barakah-Mu, rahmat- Mu, karunia-Mu dan rezeki-Mu. Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu nikmat yang kekal, yang tidak berubah dan tidak hilang. Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu pertolongan pada hari kesulitan, dan aku mohon ketenteraman pada hari ketakutan. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan dari apa yang telah Engkau berikan kepada kami dan dari kejahatan apa yang telah Engkau cegah dari kami. Ya Allah, cintakanlah iman kepada kami dan jadikanlah indah di hati kami, bencikanlah kami dari kekufuran, kefasikan dan kedurhakaan, dan jadikanlah kami dari orang-orang yang memperoleh pimpinan.
Ya Allah, wafatkanlah kami sebagai orang-orang Islam dan hidupkanlah kami sebagai orang-orang Islam, dan kumpulkanlah kami dengan orang-orang yang shalih-shalih, tidak dalam kehinaan dan bukan pula dalam fitnah. Ya Allah, binasakanlah orang-orang kafir yang mendustakan para utusan Engkau dan yang menghalangi dari jalan-Mu, dan timpakanlah atas mereka siksa dan adzab-Mu. Ya Allah, binasakanlah orang-orang kafir yang telah diberi kitab. Wahai Tuhan yang Maha Benar.
Kemudian Nabi SAW beserta tentara muslimin berjalan bersama-sama dan terus masuk ke Madinah dengan tenang. Ketika sampai di Madinah, beliau dijemput oleh seorang perempuan bernama Hamnah binti Jahsy (saudara Zainab binti Jahsy, isteri Mus’ab bin Umair dan keponakan Hamzah). Oleh beliau lalu dikhabarkan, bahwa Hamzah telah wafat, maka dari itu Hamnah menyahut :
اِنَّا ِللهِ وَ اِنَّا اِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ، غَفَرَ اللهُ لَهُ هَنِيْئًا لَهُ الشَّهَادَةُ
“Sesungguhnya kita milik Allah, dan sesungguhnya kita akan kembali kepada-Nya. Mudah-mudahan Allah mengampuninya, selamat baginya, menemui syahid”.
“Dan siapa lagi yang meninggal ya Rasulullah ?.
Nabi bersabda, “Saudaramu laki-laki Abdullah bin Jahsy juga wafat”.
Hamnah menyahut :
اِنَّا ِللهِ وَ اِنَّا اِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ، غَفَرَ اللهُ لَهُ هَنِيْئًا لَهُ الشَّهَادَةُ
“Sesungguhnya kita milik Allah, dan sesungguhnya kita akan kembali kepada-Nya. Mudah-mudahan Allah mengampuninya, selamat baginya, menemui syahid”.
Lalu berrtanya lagi, “Siapa lagi, ya Rasulullah ?.
Nabi bersabda, “Mush’ab bin Umair, suamimu”. Setelah mendengar begitu, Hamnah berteriak dan menangis dengan sekeras-kerasnya.
Nabi SAW lalu bersabda :
اِنَّ زَوْجَ اْلمَرْأَةِ لَبِمَكَانٍ
“Sesungguhnya suami wanita ini niscaya di tempatnya”.
Dengan perkataan ini, berarti bahwa suami Hamnah (Mush’ab bin Umair) tentu telah bertempat di tempatnya, yaitu di surga.
Dan waktu itu beliau lalu bertanya kepada Hamnah, “Mengapa kamu menangisi suamimu, sedang kepada lainnya tidak ?.
Hamnah menjawab, “Ya Rasulullah, karena saya ingat akan keyatiman anak-anaknya”.
Ketika itu beliau SAW lalu mendoakan untuk anak-anaknya, semoga Allah mengaruniai kebaikan dengan segera dan memberi ganti seseorang yang dapat memelihara anak-anak Mush’ab dengan baik.
Kemudian banyak para wanita dari shahabat-shahabat Anshar yang datang berduyun-duyun kepada Nabi SAW untuk menanyakan tentang suami-suaminya, ayah-ayahnya, anak-anaknya dan saudara-saudaranya yang tidak kelihatan kembali ke Madinah. Setelah masing-masing mendapat keterangan dari Nabi SAW, maka diantara mereka banyak yang meratapi dan menangisi sampai beberapa hari. Semenjak itu beliau lalu melarang kaum muslimin meratapi dan menangisi dengan suara keras terhadap orang-orang yang telah mati.
20. Nama-nama kaum muslimin yang gugur di Uhud :
Nama-nama kaum muslimin yang gugur di perang Uhud adalah sebagai berikut :
  1.  Hamzah bin Abdul Muththalib di bunuh oleh Wahsyi (budaknya Jubair bin Muth’im) - Banu Hasyim.
  2.  Abdullah bin Jahsy - Banu Umayah.
  3.  Mush’ab bin Umair (dibunuh oleh Ibnu Qaimah Al-Laitsiy - Banu ‘Abdud-Daar.
  4.  Syamas bin ‘Utsman - Banu Makhzum, (empat shahabat tersebut  adalah kaum Muhajirin)
  5.  ‘Amr bin Mu’adz - Banu ‘Abdul Asyhal,
  6.  Harits bin Anas - Banu ‘Abdul Asyhal,
  7.  ‘Umarah bin Ziyad - Banu ‘Abdul Asyhal,
  8.  Salamah bin Tsabit - Banu ‘Abdul Asyhal,
  9.  ‘Amr bin Tsabit - Banu ‘Abdul Asyhal,
10.  Tsabit bin Waqsyin - Banu ‘Abdul Asyhal,
11.  Rifa’ah bin Waqsyin - Banu ‘Abdul Asyhal,
12.  Husail bin Jabir - Banu ‘Abdul Asyhal,
13.  Abu Hudzaifah Al-Yaman - Banu ‘Abdul Asyhal, (terbunuh oleh kaum muslimin sendiri, karena disangka musuh),
14.  Shaifiy bin Qaidhiy - Banu ‘Abdul Asyhal,
15.  Habab bin  Qaidhiy - Banu ‘Abdul Asyhal,
16.  ‘Abbad bin Sahl - Banu ‘Abdul Asyhal,
17.  Al-Harits bin Aus - Banu ‘Abdul Asyhal,
18.  Iyas bin Aus - Ratij,
19.  ‘Ubaid bin At-Taihan - Ratij,
20.  Hubaib bin Yazid - Ratij,  
21.  Yazid bin Hathib - Banu Dhafar,
22.  Abu Sufyan bin Al-Harits - Banu Dlubai’ah,
23.  Handhalah bin Abi ‘Amir - Banu Dlubai’ah, dibunuh oleh Syaddad bin Al-Aswad dan dialah shahabat yang dimandikan oleh para malaikat,
24.  Unais bin Qatadah - Banu ‘Ubaid,
25.  Abu Hayyah - Banu Tsa’labah,
26.  Abdullah bin Jubair bin Nu’man - Banu Tsa’labah, (pemimpin regu pemanah),
27.  Khaitsumah Abu Sa’ad bin Khaitsumah Banu Salmi,
28.  ‘Abdullah bin Salamah - Banu ‘Ajlaan,
29.  Subai’ bin Hatib - Banu Mu’awiyah,
30.  ‘Amr bin Qais - Banu Najjar,
31.  Qais bin ‘Amr (anaknya) - Banu Najjar,
32.  Tsabit bin ‘Amr - Banu Najjar,
33.  ‘Amir bin Makhlad - Banu Najjar,
34.  Abu Hubairah bin Al-Harits - Banu Mabdzul,
35.  ‘Amr Mutharrif - Banu Mabdzul,
36.  Aus bin Tsabit - Banu ‘Amr,
37.  Anas bin Nadlar - Banu ‘Adiy,
38.  Qais bin Mukhallad - Banu Mazin,
39.  Kaisan - Banu Mazin,
40.  Sulaim bin Al-Harits - Banu Dinar,
41.  Nu’man bin ‘Abdu ‘Amr - Banu Dinar,
42.  Kharijah bin Zaid - Banu Al-Harits,
43.  Sa’ad bin Ar-Rabi’ - Banu Al-Harits,
44.  Aus bin Al-Arqam - Banu Al-Harits,
45.  Malik bin Sinan - Banu Al-Abjar,
46.  Sa’id bin Suwaid - Banu Al-Abjar,
47.  ‘Utbah bin Rabi’ - Banu Al-Abjar,
48.  Tsa’labah bin Sa’ad - Banu Sa’idah,
49.  Tsaqfun bin Farwah - Banu Sa’idah,
50.  Abdullah bin ‘Amr bin Wahbin - Banu Tharif,
51.  Dlamrah - Banu Tharif,
52.  Naufal bin ‘Abdullah - Banu ‘Auf,
53.  ‘Abbas bin ‘Ubadah - Banu ‘Auf,
54.  Nu’man bin Malik - Banu ‘Auf,
55.  Al-Mujadzdzar bin Dziyad - Banu ‘Auf,
56.  ‘Ubadah bin Al-Hashas - Banu ‘Auf, (Nu’man bin Malik, Mujadzdzar  dan ‘Ubadah dikuburkan dalam satu liang kubur),
57.  Rifa’ah bin ‘Amr - Banu Hubla,
58.  ‘Abdullah bin  ‘Amr bin Hiram - Banu Salimah,
59.  ‘Amr bin Al-Jamuh - Banu Salimah (Amr bin Hiram dan  Amr bin Al-Jamuh dikuburkan dalam satu liang kubur),
60.  Khallad bin ‘Amr bin Al-Jamuh - Banu Salimah,
61.  Abu Aiman - Banu Salimah (bekas budaknya ‘Amr bin Al Jamuh),
62.  Sulaim bin Amr bin Hadidah - Banu Sawad,
63.  ‘Antarah - Banu Sawad (bekas budaknya),
64.  Sahl bin Qais - Banu Sawad.
65.  Dzakwan bin ‘Abdu Qais - Banu Zuraiq,
66.  ‘Ubaid bin Al-Mu’alla - Banu Zuraiq,
67.  Al-Harits bin ‘Adiy - Banu Khatmah,
68.  Iyas - Banu Khazraj,
69.  Iyas bin ‘Adiy - Banu ‘Amr,
70.  ‘Amr bin Iyas - Banu Salim [Tarikh Ibnu Hisyam Juz 4 hal 78-83]. (Empat orang yang terakhir ini Ibnu Ishaq tidak menyebutkan, namun Ibnu Hisyam menyebutkannya).
Perlu diketahui bahwa para syuhada’ sebanyak 70 orang itu sebelum Nabi SAW bersama para angkatan tentaranya kembali ke Madinah, mereka telah dikuburkan di tempat gugur mereka masing-masing. Ada seorang satukubur, ada yang dua orang satu kubur dan ada yang tiga orang satu kubur.
Dan dikala itu ada diantara para shahabat yang menghendaki membawa jenazah korban Uhud ke Madinah dan hendak dikuburkan di sana, tetapi tidak diperkenankan oleh Nabi SAW. Beliau memerintahkan, bahwa mereka itu supaya dikuburkan di tempat mereka gugur.
21. Adapun kaum musyrikin yang tewas di Uhud :
  1.  Thalhah bin Abi Thalhah (Abu Thalhah nama aslinya Abdullah bin Abdul ‘Uzza) - Bani Abdud-Dar,
  2.  Abu Sa’id bin Abu Thalhah - Bani Abdud-Dar,
  3.  Utsman bin Abu Thalhah - Bani Abdud-Dar,
  4.  Musaafi’ bin Thalhah - Bani Abdud-Dar,
  5.  Al-Julas bin Thalhah’ - Bani Abdud-Dar,
  6.  Kilab bin Thalhah - Bani Abdud-Dar,
  7.  Al-Harits bin Thalhah - Bani Abdud-Dar,
  8.  Arthah bin ‘Abdu Syarahbil - Bani Abdud-Dar,
  9.  Abu Zaid bin ‘Umair - Bani Abdud-Dar,
10.  Shuab (budaknya Abu Zaid) - Bani Abdud-Dar,
11.  Al-Qasith bin Syuraih - Bani Abdud-Dar.
12.  Abdullah bin Humaid - Bani Asad.
13.  Abul Hakam bin Al-Akhnas - Bani Zuhrah,
14.  Siba’ bin Abdul ‘Uzza - Bani Zuhrah.
15.  Hisyam bin Abu Umayyah - Bani Makhzum,
16.  Al-Walid bin Al-‘Ash - Bani Makhzum,
17.  Abu Umayyah bin Abi Hudzaifah - Bani Makhzum,
18.  Khalid bin Al-A’lam - Bani Makhzum.
19.  ‘Amr bin Abdullah (Abu ‘Azzah) - Bani Jumah,
20.  Ubay bin Khalaf - Bani Jumah,
21.  Ubaidah bin Jabir - Bani ‘Amir,
22.  Syaibah bin Malik - Bani ‘Amir. (Dalam Tarikh Ibnu Hisyam Juz 4 hal 84-89).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tentang kehidupan Dunia

  TENTANG DUNIA فعَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوْضَةٍ ...