اَلسَّلاَمُ
عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَاتُهُ
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ اَرْسَلَ
رَسُوْلَهُ بِاْلهُدَى وَ دِيْنِ اْلحَقّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدّيْنِ كُلّهِ، وَ
لَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَ اَشْهَدُ
اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ، لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ، صَلَوَاتُ اللهِ
عَلَيْهِ وَ عَلَى آلِهِ وَ اَصْحَابِهِ
اَجْمَعِيْنَ. اَمَّا بَعْدُ:
فَيَا عِبَادَ اللهِ، اِتَّقُوا اللهَ
حَقَّ تُقَاتِهِ وَ لاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَ اَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
Kaum muslimin dan
muslimat jama'ah shalat Iedul Adlha
rahimakumullah,
puji syukur kita haturkan ke hadlirat Allah SWT yang telah banyak memberikan
kemudahan kepada kita semua untuk dapat merayakan Iedul Adlha 1428 H dengan
takbir, tahlil, tahmid, shalat Ied berjama'ah dan sebentar lagi dengan
menyembelih hewan qurban.
اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ، لاَ
اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ وَِللهِ اْلحَمْدُ
قَالَ
اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ اْلكَرِيْمِ. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ
الرَّجِيْمِ : وَمَنْ اَحْسَنُ دِيْنًا مِمَّنْ اَسْلَمَ وَجْهَه ِللهِ وَ هُوَ
مُحْسِنٌ وَ اتَّبَعَ مِلَّةَ اِبْرهِيْمَ حَنِيْفًا وَ اتَّخَذَ اللهُ
اِبْرهِيْمَ خَلِيْلاً. النساء: 125
Dan
siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlash menyerahkan
dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti
agama Ibrahim yang lurus ? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya.
[QS An-Nisaa’
: 125].
Kaum muslimin dan
muslimat yang dirahmati Allah, dengan nada bertanya Allah menyampaikan
wahyu-Nya. Bukan untuk dijawab dengan lisan, tetapi untuk dibenarkan dengan
keyakinan dan perbuatan. Islam agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW ini
hakekatnya merupakan kelanjutan dari agama Ibrahim yang lurus. Ibrahim AS
sebagai Bapak Monotheisme telah mewariskan tauhid yang murni. Rasulullah Muhammad
SAW telah mengembalikan Islam kepada kemurniannya setelah sekian lama dikotori
oleh penuhanan ‘Uzair
oleh orang-orang Yahudi dan dikotori oleh penuhanan Isa al Masih oleh
orang-orang Nashrani.
وَ قَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ
اللهِ وَ قَالَتِ النَّصَارَى اْلمَسِيْحُ ابْنُ اللهِ ذلِكَ قَوْلُهُمْ
بِاَفْوَاهِهِمْ يُضَاهِئُوْنَ قَوْلَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ قَبْلُ
قَاتَلَهُمُ اللهُ اَنَّى يُؤْفَكُوْنَ. التوبة:
30
Orang-orang
Yahudi berkata, " ‘Uzair itu putera
Allah" dan orang Nashrani berkata, "Al Masih itu putera Allah".
Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan
orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah-lah mereka; bagaimana mereka
sampai berpaling? (QS 9: 30)
Disebabkan karena
perbuatannya yang tidak sesuai dengan kebenaran orang-orang Yahudi dimasukkan
ke dalam kelompok
Al-Maghdluub
(orang-orang yang dimurkai). Dan karena kesesatannya orang-orang Nasrani
dimasukkan ke dalam kelompok Adl-Dlaalliin (orang-orang yang tersesat).
Kita tidak ingin menjadi orang yang dimurkai Allah dan kita juga tidak ingin
menjadi orang yang tersesat.
Dalam beberapa
bulan terakhir ini kita menyaksikan sendiri semangat masyarakat luas yang
membara untuk mempelajari agama dengan kemunculan Radio Dakwah MTA FM. Dengan
tekun mereka mendengarkan radio dan berangsur-angsur mereka meninggalkan
tradisi yang menyimpang dari jalan yang lurus dan beramal seperti apa yang
dituntunkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Banyak diantara mereka yang tidak puas
hanya dengan mendengarkan radio dan berinteraksi dengan menggunakan pesawat
telepon, lalu mendatangi Pengajian Ahad Pagi sendiri-sendiri maupun
berombongan. Lebih dari itu, banyak diantara mereka yang kemudian membentuk
kelompok-kelompok kajian baru untuk mempelajari agama dengan benar, langsung
dari sumbernya yakni Al-Qur'an dan As-Sunnah. Namun di tengah antusiasme masyarakat
yang sedang menemukan kebenaran tersebut kita dikejutkan oleh munculnya aliran
sesat, Al-Qiyadah Al-Islamiyah. Aliran sesat yang didirikan oleh Ahmad
Mushaddeq ini mengajarkan sinkretisme, yakni penggabungan antara ajaran
Islam dan Kristen, mau mengamalkan ajaran kitab-kitab suci terdahulu, dan tampil dengan toleransi
tinggi, sehingga cepat mendapat simpati orang-orang awam. Hanya dalam beberapa
tahun saja pengikutnya di seluruh Indonesia sudah mencapai 41 ribu
orang. Hal ini mengingatkan kita kepada Ahli Kitab yang telah sesat dan
menyesatkan banyak orang, seperti firman Allah SWT :
قُلْ
ياَهْلَ الْكِتبِ لاَ تَغْلُوْا فِيْ دِيْنِكُمْ غَيْرَ اْلحَقّ وَ لاَ
تَتَّبِعُوْآ اَهْوَآءَ قَوْمٍ قَدْ ضَلُّوْا مِنْ قَبْلُ وَ اَضَلُّوْا كَثِيْرًا
وَ ضَلُّوْا عَنْ سَوَآءِ السَّبِيْلِ. المائدة:
77
Katakanlah:
"Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas)
dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu
orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah
menyesatkan kebanyakan (manusia), dan
mereka tersesat dari jalan yang lurus". [QS
Al-Maaidah : 77]
Yang lebih
menggemparkan lagi Ahmad Mushaddeq yang mengangkat dirinya sebagai Nabi dan
Rasul itu mengaku telah menerima wahyu dalam bahasa Indonesia setelah bertapa
selama 40 hari 40 malam di pertapaan Gunung Bunder, Bogor. Dengan lancang dia
telah merubah syahadat dan merombak syari'at Islam. Shalat lima waktu, puasa Ramadlan, dan ibadah Haji
tidak lagi menjadi kewajiban bagi para pengikutnya. Nabi palsu yang memilih
gelarnya sendiri sebagai Al-Masih Al-Mau'ud itu hanya mensyari'atkan
shalat malam saja. Shalla yushalli yang bermakna bersembahyang, shalat
atau berdo'a itu dia kacaukan dengan washala yashilu yang berarti
menyambung, dalam arti menyambung silaturahim. Bagi pengikutnya bersilaturahim,
berkunjung ke rumah tetangga dalam rangka menyebarkan ajarannya itu sudah
termasuk shalat. Na'udzubillah. Maka pantas para pengikutnya begitu
gigih mengunjungi sanak kerabat dan tetangga dalam rangka berdakwah. Betapa
lemahnya pemahaman umat ini akan bahasa Arab dan agama mereka, sehingga mudah
tertipu oleh nabi palsu. Menjadi tantangan bagi kita semua terutama para alim
ulama, ustadz, kyai dan da'i untuk meningkatkan kesungguhan dalam memahamkan
umat Islam terhadap agama mereka sendiri.
Kaum muslimin dan
muslimat jama'ah shalat Iedul Adha yang berbahagia Allah swt telah menegaskan
di dalam Al Qur'an, bahwa Rasulullah Muhammad saw adalah nabi yang terakhir.
Beliau adalah penutup dari serangkaian para nabi yang pernah diutus-Nya ke
dunia.
مَا
كَانَ مُحَمَّدٌ اَبَا اَحَدٍ مّنْ رّجَالِكُمْ وَ لكِنْ رَّسُوْلَ اللهِ وَ
خَاتَمَ النَّبِيّيْنَ وَ كَانَ اللهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمًا. الاحزاب:
40
Muhammad
itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi
dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu. [QS Al-Ahzaab : 40]
Sebenarnya hanya
dengan membaca terjemah ayat tersebut dalam bahasa Indonesia mudah difahami
bahwa Allah tidak akan mengutus lagi seorang nabi setelah nabi Muhammad saw.
Akan tetapi karena kepandaiannya bersilat lidah para pengikut Ahmad Mushaddeq
yang sebagian besar awam dalam bidang agama itu banyak yang tertipu. Dia telah
memanipulasi arti khatamannabiyyiina menjadi cincin para nabi, bukan
penutup para nabi. Dengan memaknainya sebagai cincin para nabi dia merasa
mendapatkan azaz legalitas untuk mengangkat diri sebagai nabi baru.
Membuka pintu nubuwwah palsu dan kedatangan nabi-nabi baru yang
membahayakan aqidah umat Islam.
Kehadiran para
pembohong yang mendabik diri sebagai nabi itu jauh hari telah diramalkan oleh
Rasulullah saw. Sehingga para ulama yang faham akan agama tidak akan terkejut
menghadapi nabi-nabi palsu yang akan datang silih berganti. Dalam satu hadist yang
dikeluarkan oleh Ibnu Hibban Rasulullah saw bersabda :
اِنَّماَ اَخاَفُ عَلَى اُمَّتِى
اْلاَئِمَّةَ اْلمُضِلّيْنَ وَ اِذَا وُضِعَ السَّيْفُ فِي اُمَّتِى لَمْ يُرْفَعْ
عَنْهَا اِلَى يَوْمِ اْلقِيَامَةِ، وَلاَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى يَلْحَقَ
قَبَائِلُ مِنْ اُمَّتِى بِالْمُشْرِكِيْنَ وَ حَتَّى تُعْبَدَ اْلاَوْثاَنُ وَ
اِنَّهُ سَيَكُوْنُ فِى اُمَّتِى ثَلاَثُوْنَ كَذَّابُوْنَ كُلُّهُمْ يَزْعُمُ
اَنَّهُ نَبِيٌّ وَاِنّى خَاتَمُ النَّبِيّيْنَ لاَ نَبِيَّ بَعْدِي وَ لَنْ
تَزَالَ طَائِفَةٌ مِنْ اُمَّتِى عَلَى الحَقّ ظَاهِرِيْنَ لاَ يَضُرُّهُمْ مَنْ
يَحْذُلُهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ اَمْرُ اللهِ. ابن حبان
16: 221
Yang
aku takutkan atas umatku hanyalah pemimpin-pemimpin yang sesat. Dan apabila
pedang diletakkan pada umatku, maka tidak akan mengangkatnya sampai hari
qiyamat. Padahal hari qiyamat itu tidak akan terjadi sehingga qabilah-qabilah
dari ummatku mengikuti orang-orang musyrik, dan sehingga mereka
menyembah berhala. Dan sungguh akan ada di tengah-tengah ummatku 30 orang
pembohong dan mereka semuanya akan mendabik diri sebagai nabi, padahal aku
adalah penutup para nabi dan tidak ada nabi lagi sesudahku.
Dan selalu ada segolongan ummatku yang menegakkan kebenaran, orang-orang yang
menentangnya tidak akan mendatangkan madlarat kepada mereka hingga datang
keputusan Allah”.
(HR Ibnu Hibban Juz 16 hal 221)
Dari hadist di atas
kita dapat mengambil beberapa pelajaran terkait dengan kedatangan nabi palsu.
Yang pertama akan datang banyak pembohong di tengah-tengah ummat Islam,
sehingga umat Islam perlu senantiasa meningkatkan kewaspadaan mereka. Kalau
tidak waspada ummat akan mudah ditipu dan disesatkan. Yang ke dua para
pembohong itu akan mengaku sebagai nabi, sehingga berpotensi merusak aqidah
umat Islam. Untuk itu ummat perlu dibekali dengan ilmu yang luas dan iman yang
kuat agar tidak mudah dibohongi. Yang ke tiga, hadist di atas menegaskan bahwa
nabi Muhammad SAW adalah nabi yang terakhir dan tidak akan ada nabi lagi
sesudah nabi Muhammad SAW. Kata kunci laa nabiya ba'diy yang
berarti tidak ada nabi sesudahku menjadi dalil paripurna untuk menafsirkan khataman
nabiyyiina sebagai penutup para nabi dan tidak bisa lagi dibelokkan
menjadi cincin para nabi. Betapapun hebatnya para pembohong itu, tidak mungkin
mereka mengalahkan Allah.
وَ مَكَرُوْا وَ مَكَرَ اللهُ وَ اللهُ
خَيْرُ اْلمَاكِرِيْنَ. ال عمران: 54
Orang-orang
kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah
sebaik-baik pembalas tipu daya. [QS Ali ‘Imraan
: 54]
Apalagi di dalam
hadist yang dikeluarkan oleh Imam Bukhari dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW
menyatakan bahwa perumpamaan kedatangan beliau sebagai nabi dan para nabi lain
itu bagaikan seorang yang membangun sebuah bangunan dengan menggunakan batu
bata dan nabi Muhammad SAW adalah batu bata yang terakhir dari bangunan
tersebut.
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ
رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اِنَّ مَثَلِى وَ مَثَلَ اْلاَنْبِيَاءِ مِنْ قَبْلِى
كَمَثَلِ رَجُلٍ بَنَى بَيْتًا فَاَحْسَنَهُ وَ اَجْمَلَهُ اِلاَّ مَوْضِعَ
لَبِنَةٍ مِنْ زَاوِيَةٍ فَجَعَلَ النَّاسُ يَطُوْفُوْنَ بِهِ وَ يَعْجَبُوْنَ لَهُ
وَ يَقُوْلُوْنَ هَلاَّ وُضِعَتْ هذِهِ اللَّبِنَةُ. قَالَ: فَاَنَا اللَّبِنَةُ
وَ اَنَا خَاتِمُ النَّبِيّيْنَ. البخارى 4: 162
Dari
Abu Hurairah RA, dia berkata : Bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,
"Sesungguhnya perumpamaanku dan perumpamaan para nabi sebelum aku adalah
seperti seorang laki-laki yang membangun sebuah rumah. Ia membaguskan dan
memperindah rumahnya, kecuali tempat sebuah bata di sebuah sudut. Lalu
orang-orang mengelilingi dan mengagumi rumah itu, dan mereka berkata,
"Alangkah baiknya sebuah bata itu diletakkan". Beliau bersabda :
Akulah bata itu dan akulah penutup nabi-nabi".
[HR. Bukhari juz 4, hal. 162]
Berdasarkan
dalil-dalil yang telah dipaparkan di atas, dapat kita simpulkan bahwa pintu
kenabian telah ditutup Allah rapat-rapat. Tidak akan ada lagi nabi sesudah nabi
Muhammad SAW sampai hari kiamat. Maka bila ada orang yang mendabik diri sebagai
nabi dengan penampilan, kepandaian, dan argumentasi sehebat apapun dapat kita
pastikan bahwa dia termasuk PEMBOHONG. Sehingga gelar yang tepat bukanlah Al-Masiihil-Mau'ud,
tetapi Al-Masiihid-Dajjal.
اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ، لاَ
اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ وَِللهِ اْلحَمْدُ
Majlis Tafsir
Al-Qur'an (MTA) mengucapkan selamat kepada Majlis Ulama Indonesia (MUI),
Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat (PAKEM), aparat Kejaksaan, dan
Kepolisian yang telah bekerjasama secara sinergis dan bergerak dengan cepat
mencegah meluasnya aliran sesat tersebut. Semoga di masa mendatang kerja-sama
diantara lembaga-lembaga tersebut dapat dipertahankan, bahkan lebih
ditingkatkan lagi. Lebih jauh MUI telah mengeluarkan 10 Kriteria Aliran
Sesat yang merupakan indikator bahwa sebuah aliran dapat dikatakan sesat.
Kesepuluh kriteria yang dapat memudahkan umat Islam untuk menentukan aliran
sesat itu kami kutipkan dari harian REPUBLIKA, 7 November 2007,
seperti apa adanya di bawah ini:
10 Kriteria Aliran Sesat
1. Mengingkari salah satu rukun iman yang 6.
2. Meyakini
atau mengikuti aqidah yang tidak sesuai dengan Alquran dan sunnah.
3. Meyakini
turunnya wahyu setelah Al-Qur’an.
4. Mengingkari
otentisitas atau kebenaran isi Al-Qur’an.
5. Melakukan
penafsiran Al-Qur’an
yang tidak berdasarkan kaidah-kaidah tafsir.
6. Mengingkari
kedudukan hadist nabi sebagai sumber ajaran Islam.
7. Menghina,
melecehkan, dan atau merendahkan para nabi dan rasul.
8. Mengingkari
nabi Muhammad sebagai nabi dan rasul terakhir.
9. Mengubah,
menambah dan atau mengurangi pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan oleh
syariah, seperti hajji tidak ke baitullah, shalat wajib tidak 5 waktu.
10. Mengkafirkan sesama muslim tanpa dalil syar'i
seperti mengkafirkan muslim hanya karena bukan kelompoknya.
Kaum muslimin dan
muslimat rahimakumullah
dari ke sepuluh kriteria di atas 8 di antaranya menyoroti masalah aqidah (nomor
1-8), satu manipulasi masalah ibadah (nomor 9) dan satu lagi manipulasi masalah
mu'amalah (10). Dari pengelompokkan tersebut nampak semakin jelas bahwa jebakan
yang menjerat dan menyesatkan umat dalam hal aqidah sangat banyak, sehingga
perlu mendapatkan perhatian yang serius. Kita ambil sebagai contoh butir nomor
4 masalah otentisitas dan kebenaran Al-Qur'an. Otentisitas dan kebenaran
Al-Qur'an masih banyak diperdebatkan di dunia maya, dunia internet. Terutama
oleh golongan non-muslim yang berusaha untuk menggoyahkan keimanan umat Islam
terhadap kitab Allah tersebut. Padahal Allah SWT berfirman :
اِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذّكْرَ وَ
اِنَّا لَه لَحَافِظُوْنَ. الحجر: 9
Sesungguhnya
Kami-lah yang menurunkan Al-Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar
memeliharanya. [QS Al-Hijr : 9]
Allah juga
menjamin bahwa kebathilan tidak akan menyentuh Al-Qur'an baik dari depan maupun
dari belakangnya.
لاَ يَأْتِيْهِ اْلبَاطِلُ مِنْ بَيْنِ
يَدَيْهِ وَ لاَ مِنْ خَلْفِه تَنْزِيْلٌ مّنْ حَكِيْمٍ حَمِيْدٍ
Yang
tidak datang kepadanya (Al-Qur'an) kebathilan baik dari depan maupun dari
belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.
[QS Al-Fushshilat : 42]
Tidak layak sama
sekali Al-Qur'an sebagai wahyu Allah untuk diragukan kebenarannya. Rasulullah
SAW dan para sahabat telah membuktikan kebenaran itu dalam kehidupan yang
nyata.
ذلِكَ الْكِتبُ لاَ رَيْبَ فِيهِ هُدًى
للْمُتَّقِيْنَ. البقرة: 2
Kitab
(Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.
[QS Al-Baqarah : 2]
Bahkan bagi orang
yang meragukan bahwa Al-Qur'an itu berasal dari Allah, maka Allah memberikan
tips untuk mengujinya yakni kalau Al-Qur'an bukan dari Allah pasti di dalamnya
terdapat pertentangan yang banyak.
اَ فَلاَ يَتَدَبَّرُوْنَ اْلقُرْانَ وَ
لَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللهِ لَوَجَدُوْا فِيْهِ اخْتِلاَفًا كَثِيْرًا. الساء:
82
Maka
apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur'an ? Kalau kiranya Al-Qur'an itu bukan
dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.
[QS An-Nisaa’
: 82]
Lebih spektakuler
lagi Allah SWT menantang orang-orang yang meragukannya untuk berhimpun dan
saling bantu membantu membuat satu surat
saja yang dapat menandingi Al-Qur'an, pasti tidak akan mampu.
وَ اِنْ كُنْتُمْ فِيْ رَيْبٍ مّمَّا
نَزَّلْنَا عَلى عَبْدِنَا فَأْتُوْا بِسُوْرَةٍ مّنْ مّثْلِه وَ ادْعُوْا
شُهَدَآءَكُمْ مّنْ دُوْنِ اللهِ اِنْ كُنْتُمْ صَادِقِيْنَ(23) فَاِنْ لَّمْ
تَفْعَلُوْا وَ لَنْ تَفْعَلُوْا فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِيْ وَقُوْدُهَا النَّاسُ
وَ اْلحِجَارَةُ اُعِدَّتْ لِلْكَافِرِيْنَ(24). البقرة:
23-24
Dan
jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al-Qur'an yang Kami wahyukan kepada
hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat
(saja) yang semisal Al-Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah,
jika kamu orang-orang yang benar. Maka jika kamu tidak dapat membuat (nya) dan
pasti kamu tidak akan dapat membuat (nya), peliharalah dirimu dari neraka yang
bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.
(QS Al-Baqarah : 23-24)
Subhanallah,
tantangan tersebut sudah berjalan selama sekitar 14 abad tetapi tidak ada satu
kelompok manusiapun yang berani mendabik diri dapat membuat satu surat yang sebanding
dengan Al-Qur'an. Karena fakta yang terjadi di lapangan demikian, maka tidak
layak bagi umat Islam untuk meragukan apalagi mengingkari kebenaran Al-Qur'an.
Pengingkaran terhadap nabi Muhammad SAW sebagai nabi yang terakhir berarti
pengingkaran terhadap Al-Qur'an. Sedang pengingkaran terhadap Al-Qur'an berarti
pengingkaran terhadap rukun iman. Orang yang telah terlanjur berbuat demikian
wajib atasnya untuk bertaubat dengan taubatan nasuha. Termasuk para
mantan pengikut Al-Qiyadah Al-Islamiyah, mereka harus bertaubat,
memperbaharui syahadat, dan kembali menegakkan syari'at yang telah ditetapkan
oleh Allah dan Rasul-Nya bagi seluruh umat Islam dimanapun mereka berada
sepanjang masa.
Kita sangat
berharap di masa mendatang umat Islam menjadi lebih pandai dalam menilai aliran
sesat. Sehingga tidak lagi terjadi satu kelompok yang teguh mengajak umat Islam
kembali kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah dituduh sebagai aliran sesat. Kelompok
yang konsisten dalam menjaga keaslian dan kemurnian ajaran Islam dituduh
sebagai agama baru. Sedangkan mereka yang banyak berbuat bid'ah dengan menambah
dan mengurangi pokok-pokok ibadah dikatakan ahlussunnah.
Barisan umat Islam
perlu dirapatkan untuk menghadapi aliran sesat. Tali silaturrahim di antara
para pemimpin mereka perlu ditingkatkan untuk mengendorkan tensi dan mengurangi
friksi yang terjadi di lapangan.
Dialog dari hati
ke hati perlu diintensifkan untuk menghindari kekakuan kebijakan dan langkah
yang kontra produktif. Dengan kembali kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah kita
berharap Allah akan mengembalikan kewibawaan umat. Dengan menjaga kemurnian
aqidah, menegakkan syari'ah dalam kehidupan sehari-hari kita berharap Allah
akan mengembalikan kejayaan Islam. Dengan mempertebal keimanan dan meningkatkan
ketaqwaan kita berharap semoga Allah menunjuki kita ke jalan yang diridlai-Nya.
رَبَّنَا
ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَ اِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَ تَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ
مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّ فِى اْلآخِرَةِ
حَسَنَةً وَّ قِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ
وَ بَرَكَاتُهُ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar