Firman
Allah SWT :
وَ اِنْ خِفْتُمْ اَلاَّ تُقْسِطُوْا فِى اْليَتمى فَانْكِحُوْا مَا طَابَ
لَكُمْ مّنَ النّسآءِ مَثْنى وَ ثُلثَ وَ رُبعَ، فَاِنْ
خِفْتُمْ اَلاَّ تَعْدِلُوْا فَوَاحِدَةً اَوْ مَا مَلَكَتْ اَيْمنُكُمْ،
ذلِكَ اَدْنى اَلاَّ
تَعُوْلُوْا. النساء:3
Dan
jika kamu takut tidak dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu
senangi, dua, tiga atau empat.
Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.
[QS. An-Nisaa' : 3]
Hadits-hadits
Nabi SAW
:
عَنِ ابْنِ عُمَرَ اَنَّ غَيْلاَنَ بْنَ
سَلَمَةَ الثَّقَفِيَّ اَسْلَمَ وَ تَحْتَهُ عَشْرُ نِسْوَةٍ فَقَالَ لَهُ
النَّبِيُّ ص: اِخْتَرْ مِنْهُنَّ. وَ فِى لَفْظٍ:
اَمْسِكْ اَرْبَعًا. وَ فَارِقْ سَائِرَهُنَّ. الشافعى و ابن ابى شيبة و احمد و الترمذى و ابن ماجه و الدارقطنى و البيهقى
Dari
Ibnu 'Umar bahwasanya Ghailan bin Salamah Ats-Tsaqafiy masuk Islam dan ia mempunyai 10 istri. Maka Nabi SAW bersabda kepadanya, "Pilihlah diantara mereka". Dalam lafadh lain, "Pakailah 4 orang, dan cerailah yang lainnya
!".
[HR. Syafi'i, Ibnu Abi Syaibah, Ahmad, Tirmidzi Ibnu Majah, Daruquthni dan Baihaqi]
عَنْ قَيسِ بْنِ اْلحَارِثِ قَالَ: اَسْلَمْتُ وَ عِنْدِى ثَمَانُ
نِسْوَةٍ، فَاَتَيْتُ النَّبِيَّ ص فَذَكَرْتُ ذلِكَ
لَهُ، فَقَالَ: اِخْتَرْ مِنْهُنَّ اَرْبَعًا.
ابو داود و ابن ماجه
Dari
Qais bin Harits, ia berkata : Aku masuk Islam sedang aku memiliki delapan istri, lalu aku menghadap Nabi SAW, kemudian aku terangkan kepadanya hal itu, lalu beliau bersabda, "Pilihlah empat diantara mereka".
[HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah].
Khususiyah
bagi Nabi SAW boleh beristri lebih dari empat
ياَيُّهَا النَّبِيُّ اِنَّا اَحْلَلْنَا لَكَ اَزْوَاجَكَ اللّتِيْ اتَيْتَ اُجُوْرَهُنَّ وَمَا مَلَكَتْ يَمِيْنُكَ مِمَّا اَفَآءَ اللهُ عَلَيْكَ وَ بَنَاتِ عَمّكَ وَ بَنَاتِ
عَمَّاتِكَ وَ بَنَاتِ خَالِكَ وَ بَنَاتِ خَالتِكَ اللّتِيْ هَاجَرْنَ مَعَكَ وَ امْرَأَةً مُّؤْمِنَةً اِنْ وَّ هَبَتْ نَفْسَهَا لِلنَّبِيّ اِنْ اَرَادَ النَّبِيُّ اَنْ يَّسْتَنْكِحَهَا خَالِصَةً لَّكَ مِنْ دُوْنِ
اْلمُؤْمِنِيْنَ، قَدْ عَلِمْنَا مَا فَرَضْنَا عَلَيْهِمْ فِيْ اَزْوَاجِهِمْ وَ مَا مَلَكَتْ اَيْمَانُهُمْ لِكَيْلاَ يَكُوْنَ عَلَيْكَ حَرَجٌ، وَ كَانَ
اللهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا. الاحزاب:50
Hai
Nabi, sesungguhnya Kami telah menghalalkan bagimu istri-istrimu yang telah kamu berikan mas kawinnya dan hamba sahaya yang kamu miliki yang termasuk apa yang kamu peroleh dalam peperangan yang dikaruniakan Allah
untukmu, dan (demikian pula) anak-anak perempuan dari saudara laki-laki bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara perempuan bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara laki-laki ibumu dan anak-anak perempuan dari saudara perempuan ibumu yang turut hijrah bersama kamu dan perempuan mu'min yang menyerahkan dirinya kepada Nabi kalau Nabi mau mengawininya, sebagai pengkhususan bagimu, bukan untuk semua orang mu'min. Sesungguhnya Kami telah mengetahui apa yang Kami wajibkan kepada mereka tentang istri-istri mereka dan hamba sahaya yang mereka miliki supaya tidak menjadi kesempitan bagimu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[QS. Al-Ahzaab : 50]
Kewajiban
adil terhadap para istri
عَنْ عَائِشَةَ رض قَالَتْ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص مَا مِنْ يَوْمٍ
اِلاَّ وَ هُوَ يَطُوْفُ عَلَيْنَا جَمِيْعًا امْرَأَةً
امْرَأَةً فَيَدْنُوْ وَ يَلْمَسُ مِنْ غَيْرِ مَسِيْسٍ حَتَّى يُفْضِيَ اِلَى
الَّتِى هُوَ يَوْمُهَا فَيَبِيْتُ عِنْدَهَا.
احمد و ابو داود بنحوه
Dari
'Aisyah RA ia berkata, "Adalah Rasulullah SAW tidak pernah ada satu hari kecuali beliau mesti mengelilingi kami seluruhnya, seorang demi seorang, kemudian beliau mendekat dan memegang-megang tanpa bercampur sehingga masuklah beliau kepada (istri) yang hari itu menjadi gilirannya, lalu beliau bermalam di situ".
[HR. Ahmad dan Abu Dawud
juga meriwayatkan seperti itu]
و فى لفظ كَانَ انْصَرَفَ مِنْ صَلاَةِ
اْلعَصْرِ دَخَلَ عَلَى نِسَائِهِ فَيَدْنُوْ مِنْ اِحْدَاهُنَّ. احمد و البخارى و مسلم
Dan
dalam lafadh lain (dikatakan), "Adalah Nabi SAW apabila selesai shalat 'Ashar, beliau masuk ke rumah istri-istrinya lalu mendekat kepada salah seorang diantara mereka".
[HR. Ahmad, Bukhari dan
Muslim]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: مَنْ كَانَتْ لَهُ امْرَاَتَانِ يَمِيْلُ ِلاِحْدَاهُمَا عَلَى اْلاُخْرَى
جَاءَ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ يَجُرُّ اَحَدَ شِقَّيْهِ
سَاقِطًا اَوْ مَائِلاً. الخمسة
Dari
Abu Hurairah RA, bahwa sesungguhnya Nabi SAW bersabda, "Barangsiapa mempunyai dua istri lalu ia condong kepada salah satu diantara mereka, maka ia akan datang pada hari qiyamat nanti sambil menyeret sebelah pundaknya dalam keadaan jatuh atau condong".
[HR. Khamsah].
عَنْ عَائِشَةَ رض قَالَتْ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص يَقْسِمُ فَيَعْدِلُ
وَ يَقُوْلُ: اَللّهُمَّ هذَا قَسْمِى فِيْمَا اَمْلِكُ
فَلاَ تَلُمْنِى فِيْمَا تَمْلِكُ وَ لاَ
اَمْلِكُ. الخمسة الا احمد
Dari
'Aisyah RA ia berkata :
Adalah Rasulullah SAW selalu menggilir (istri-istrinya), maka beliau pun berlaku adil, lalu beliau berdoa, "Ya Allah, beginilah yang bisa aku lakukan menggilir menurut kemampuanku, maka semoga Engkau tidak mencelaku dalam hal yang Engkau menguasainya sedang aku tidak menguasai".
[HR. Khamsah kecuali
Ahmad]
عَنْ عَائِشَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص كَانَ
يَسْأَلُ فِى مَرَضِهِ الَّذِى مَاتَ فِيْهِ: اَيْنَ اَنَا غَدًا ؟ اَيْنَ اَنَا غَدًا ؟ يُرِيْدُ يَوْمَ عَائِشَةَ، فَاَذِنَ لَهُ اَزْوَاجُهُ يَكُوْنُ
حَيْثُ شَاءَ فَكَانَ فِى بَيْتِ عَائِشَةَ حَتَّى مَاتَ
عِنْدَهَا. احمد و البخارى و مسلم
Dari
'Aisyah RA, bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW pernah bertanya pada waktu sakit yang beliau wafat dalam sakitnya itu, "Dimana aku besok ?
Di mana aku besok ?", yang beliau inginkan yaitu harinya 'Aisyah, lalu istri-istri beliau mengidzinkannya berada dimana saja beliau suka, kemudian beliau berada di rumah 'Aisyah sehingga wafat di sisinya.
[HR. Ahmad, Bukhari dan
Muslim].
عَنْ عَائِشَةَ رض اَنَّ النَّبِيَّ ص كَانَ
اِذَا اَرَادَ اَنْ يَخْرُجَ سَفَرًا اَقْرَعَ بَيْنَ اَزْوَاجِهِ فَاَيَّتُهُنَّ خَرَجَ
سَهْمُهَا خَرَجَ بِهَا مَعَهُ. البخارى و مسلم
Dari
'Aisyah RA bahwa sesungguhnya Nabi SAW apabila hendak bepergian beliau mengundi diantara istri-istrinya, siapa diantara mereka yang keluar baginya maka dialah yang ikut pergi bersama beliau.
[HR. Bukhari dan Muslim].
Boleh
memberikan hari gilirannya kepada madunya.
عَنْ عَائِشَةَ رض اَنَّ سَوْدَةَ بِنْتَ زَمْعَةَ وَهَبَتْ
يَوْمَهَا لِعَائِشَةَ فَكَانَ النَّبِيُّ ص يَقْسِمُ لِعَائِشَةَ يَوْمَهَا وَ
يَوْمَ سَوْدَةَ. احمد و البخارى و مسلم
Dari
'Aisyah, bahwa sesungguhnya Saudah binti Zam'ah memberikan hari (gilirannya) kepada 'Aisyah, maka Nabi SAW menggilir 'Aisyah pada harinya (sendiri) dan harinya Saudah.
[HR. Ahmad, Bukhari dan
Muslim].
عَنْ عَائِشَةَ فِى قَوْلِهِ تَعَالَى وَ
اِنِ امْرَأَةٌ خَافَتْ مِنْ بَعْلِهَا نُشُوْزًا اَوْ اِعْرَاضًا، قَالَتْ: هِيَ
اْلمَرْأَةُ تَكُوْنُ عِنْدَ الرَّجُلِ لاَ يَسْتَكْثِرُ مِنْهَا فَيُرِيْدُ
طَلاَقَهَا وَ يَتَزَوَّجُ غَيْرَهَا تَقُوْلُ لَهُ: اَمْسِكْنِى وَ لاَ تُطَلّقْنِى،
ثُمَّ تَزَوَّجْ غَيْرِى، وَ اَنْتَ فِى حِلّ مِنَ النَّفَقَةِ
عَلَيَّ وَ اْلقَسْمِ لِى فَذلِكَ قَوْلُهُ. فَلاَ
جُنَاحَ عَلَيْهِمَا اَنْ يُّصْلِحَا بَيْنَهُمَا
صُلْحًا، وَّ الصُّلْحُ خَيْرٌ. احمد و البخارى و مسلم
Dari
'Aisyah tentang firman Allah Ta'ala "Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz (meninggalkan kewajiban bersuami istri) atau sikap tidak acuh dari suaminya".
(QS. An-Nisaa' : 128), 'Aisyah berkata, "Dia adalah wanita yang berada di bawah laki-laki yang tidak banyak permintaannya kepada istrinya, kemudian ia bermaksud menthalaqnya dan mengawini wanita lain. Berkatalah wanita itu kepada suaminya, "Pertahankanlah diriku, jangan engkau menthalaqku dan kawinlah lagi dengan wanita lain, sedang engkau bebas dalam memberi nafqah dan giliran kepadaku". Maka itulah (yang dimaksud oleh) firman Allah "Maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya,
dan perda-maian itu lebih baik bagi mereka". (QS. An-Nisaa' : 128).
[HR. Ahmad, Bukhari dan
Muslim]
و فى رواية قالت: هُوَ الرَّجُلُ يَرَى مِنِ
امْرَأَتِهِ مَا لاَ يُعْجِبُهُ كِبَرًا اَوْ غَيْرَهُ
فَيُرِيْدُ فِرَاقَهَا فَتَقُوْلُ: اَمْسِكْنِى وَ
اقْسِمْ لِى شِئْتَ قَالَتْ: فَلاَ بَأْسَ اِذَا تَرَاضَيَا. احمد و البخارى و مسلم
Dan
dalam satu riwayat (dikatakan), "Dia itu adalah laki-laki yang melihat istrinya tidak menyenangkannya lagi karena tua atau lainnya, lalu ia bermaksud menthalaqnya.
Maka berkatalah istrinya kepadanya, "Pertahankanlah diriku dan gilirlah aku sesukamu". 'Aisyah berkata, "Yang demikian itu tidak mengapa apabila mereka sama-sama ridla".
[HR. Ahmad, Bukhari dan
Muslim]
Larangan
membicarakan persetubuhan
antara suami istri
عَنْ اَبِى سَعِيْدٍ رض اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: اِنَّ
مِنْ شَرِّ النَّاسِ عِنْدَ اللهِ مَنْزِلَةً يَوْمَ اْلقِيَامَةِ الرَّجُلَ
يُفْضِيْ اِلَى اْلمَرْأَةِ وَ تُفْضِيْ اِلَيْهِ، ثُمَّ يَنْشُرُ سِرَّهَا. احمد و مسلم
Dari
Abu Sa’id RA, bahwasanya
Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya seburuk-buruk manusia dalam pandangan Allah pada hari qiyamat nanti adalah laki-laki yang bersetubuh dengan istrinya dan perempuan yang bersetubuh dengan suaminya kemudian menyiarkan rahasianya”.
[HR. Ahmad dan Muslim]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص صَلَّى، فَلَمَّا سَلَّمَ اَقْبَلَ
عَلَيْهِمْ بِوَجْهِهِ فَقَالَ: مَجَالِسَكُمْ هَلْ مِنْكُمُ الرَّجُلُ اِذَا اَتَى اَهْلَهُ اَغْلَقَ بَابَهُ وَ اَرْخَى سِتْرَهُ، ثُمَّ يَخْرُجُ فَيُحَدِّثُ فَيَقُوْلُ:
فَعَلْتُ بِاَهْلِى كَذَا، وَ فَعَلْتُ بِاَهْلِى كَذَا ! فَسَكَتُوْا. فَاَقْبَلَ عَلَى النِّسَاءِ
فَقَالَ: هَلْ مِنْكُنَّ مَنْ تُحَدِّثُ؟ فَجَثَتْ فَتَاةٌ كَعَابٌ عَلَى اِحْدَى رُكْبَتَيْهَا وَ تَطَاوَلَتْ لِيَرَاهَا رَسُوْلُ
اللهِ ص وَ يَسْمَعَ كَلاَمَهَا، فَقَالَتْ: إِيْ وَ اللهِ اِنَّهُمْ
يَتَحَدَّثُوْنَ وَ اِنَّهُنَّ لَيَتَحَدَّثْنَ،
فَقَالَ: هَلْ تَدْرُوْنَ مَا مَثَلُ مَنْ فَعَلَ ذلِكَ؟ اِنَّ مَثَلَ مَنْ فَعَلَ ذلِكَ مَثَلُ شَيْطَانٍ وَ شَيْطَانَةٍ لَقِيَ اَحَدُهُمَا
صَاحِبَهُ بِالسِّكَّةِ فَقَضَى حَاجَتَهُ مِنْهَا وَ النَّاسُ يَنْظُرُوْنَ اِلَيْهِ . احمد و ابو داود
Dari
Abu Hurairah RA bahwasanya
Rasulullah SAW shalat, kemudian setelah salam maka ia menghadapkan wajahnya kepada jamaah, lalu bersabda, “Tetaplah di tempat duduk kalian ! Apakah diantara kalian, ada orang yang apabila bersetubuh dengan istrinya, ia menutup pintu dan tabirnya. Kemudian keluar lalu bercerita, “Aku telah melakukan dengan istriku demikian dan aku telah melakukan dengan istriku demikian
?”. Maka mereka terdiam. Lalu Nabi SAW menghadap kepada kaum wanita dan bertanya, “Apakah diantara kalian ada yang membicarakan begitu ?”. Kemudian ada seorang pemudi yang membungkuk-bungkuk
sambil bertekan satu lututnya dan mendongak agar dilihat oleh Rasulullah SAW dan didengar perkataannya, lalu pemudi itu berkata, “Demi Allah, sesungguhnya mereka (laki-laki) sama membicarakan (hal itu) dan mereka (wanita-wanita) juga sama membicarakannya”.
Kemudian Rasulullah SAW
bersabda, “Tahukah kalian
seperti apakah orang yang berbuat demikian itu ? Sesungguhnya
orang yang berbuat demikian itu adalah seperti syaithan laki-laki dan syaithan perempuan yang bertemu di jalan, kemudian syaithan laki-laki itu melampiaskan hajatnya kepada yang perempuan, sedang orang banyak sama melihatnya”.
[HR. Ahmad dan Abu Dawud]
Doa
akan bercampur suami-istri
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَوْ اَنَّ اَحَدَهُمْ اِذَا اَرَادَ اَنْ يَأْتِيَ اَهْلَهُ قَالَ:
بِسْمِ اللهِ، اَللّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَ جَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا
رَزَقْتَنَا. فَاِنَّهُ اِنْ يُقَدَّرْ بَيْنَهُمَا
وَلَدٌ فِى ذلِكَ لَمْ يَضُرَّهُ شَيْطَانٌ اَبَدًا. مسلم
Dari
Ibnu ‘Abbas, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Apabila salah seorang diantara mereka akan menggauli istrinya membaca “Bismillaah, Alloohumma jannibnasy syaithoona wa jannibisy syaithoona maa rozaqtanaa” (Dengan nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari syaithan dan jauhkanlah syaithan dari apa yang Engkau rezqikan kepada kami). Maka jika ditaqdirkan dari hubungan itu lahir seorang anak, syaithan tidak akan membahayakannya selamanya.
[HR. Muslim]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar