عَنْ عَبْدِ الرَّحْمنِ بْنِ وَعْلَةَ السَّبَإِيّ مِنْ اَهْلِ مِصْرَ
اَنَّهُ سَأَلَ عَبْدَ اللهِ بْنَ عَبَّاسٍ عَمَّا يُعْصَرُ مِنَ الْعِنَبِ.
فَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: اِنَّ رَجُلاً اَهْدَى لِرَسُوْلِ اللهِ ص رَاوِيَةَ
خَمْرٍ، فَقَالَ لَهُ رَسُوْلُ اللهِ ص: هَلْ عَلِمْتَ اَنَّ اللهَ قَدْ
حَرَّمَهَا؟ قَالَ: لاَ فَسَارَّ اِنْسَانًا. فَقَالَ لَهُ رَسُوْلُ اللهِ ص بِمَ
سَارَرْتَهُ؟ فَقَالَ: اَمَرْتُهُ بِبَيْعِهَا، فَقَالَ: اِنَّ الَّذِيْ حَرَّمَ
شُرْبَهَا حَرَّمَ بَيْعَهَا. قَالَ: فَفَتَحَ الْمَزَادَ حَتَّى ذَهَبَ مَا
فِيْهَا. مسلم 3: 1206
Dari
Abdurrahman bin Wa'lah As-Saba`iy dari penduduk Mesir, bahwa dia pernah bertanya
kepada Abdullah bin Abbas tentang perasan anggur. Ibnu Abbas menjawab, "Suatu
ketika seorang laki-laki menghadiahkan satu wadah berisi khamr kepada Rasulullah
SAW, lalu beliau bersabda kepadanya, "Belum tahukah kamu bahwa Allah telah
mengharamkannya ?". Laki-laki itu menjawab, "Belum”. Kemudian dia berbisik
kepada orang yang ada di sampingnya. Maka Rasulullah SAW bersabda kepadanya,
"Apa yang kamu bisikkan kepadanya ?". Dia menjawab, "Saya menyuruhnya supaya
menjualnya”. Beliau bersabda,
"Sesungguhnya Tuhan yang mengharamkan meminumnya juga mengharamkan
menjualnya”. (Ibnu ‘Abbas) berkata, "Kemudian
laki-laki tersebut membuka wadah khamr itu dan membuang
isinya”. [HR. Muslim juz 3, hal.
1206]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ رَجُلاً كَانَ يُهْدِى لِلنَّبِيّ ص
رَاوِيَةَ خَمْرٍ، فَاَهْدَاهَا اِلَيْهِ عَامًا وَ قَدْ حُرّمَتْ، فَقَالَ
النَّبِيُّ ص: اِنَّهَا قَدْ حُرّمَتْ. فَقَالَ الرَّجُلُ: اَفَلاَ اَبِيْعُهَا؟
فَقَالَ: اِنَّ الَّذِى حَرَّمَ شُرْبَهَا حَرَّمَ بَيْعَهَا. قَالَ:اَفَلاَ
اُكَارِمُ بِهَا اْليَهُوْدَ؟ قَالَ: اِنَّ الَّذِى حَرَّمَهَا حَرَّمَ اَنْ
يُكَارَمَ بِهَا اْليَهُوْدُ. قَالَ: فَكَيْفَ اَصْنَعُ بِهَا؟ قَالَ: شِنَّهَا
عَلَى اْلبَطْحَاءِ. الحميدى فى مسنده فى نيل الاوطار 8: 191
Dari
Abu Hurairah, bahwasanya pernah ada seorang laki-laki menghadiahkan kepada
Rasulullah SAW satu wadah berisi khamr, ia menghadiahkannya kepada beliau pada
tahun diharamkannya khamr, lalu Nabi SAW bersabda, "Sesungguhnya khamr telah
diharamkan". Lalu orang itu bertanya, "Bolehkah aku menjualnya ?". Jawab Nabi
SAW, "Sesungguhnya Tuhan yang mengharamkan meminumnya, mengharamkan pula
menjualnya". Orang itu bertanya (lagi), "Apakah tidak boleh aku pergunakan untuk
mengungguli kedermawanan orang Yahudi ?". Nabi SAW menjawab, "Sesungguhnya Tuhan
yang mengharamkannya, mengharamkan pula untuk dipergunakan mengungguli
kedermawanan orang Yahudi". Orang itu bertanya (lagi), "Lalu aku gunakan untuk
apa ?". Nabi SAW bersabda, "Buang saja di Bathhaa' ". [HR. Al-Humaidi di dalam
musnadnya - dalam Nailul Authar juz 8, hal 191]
عَنْ اَبِى سَعِيْدِ اْلخُدْرِيّ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص
يَخْطُبُ بِاْلمَدِيْنَةِ قَالَ: ياَ اَيُّهَا النَّاسُ، اِنَّ اللهَ تَعَالَى
يُعَرّضُ بِاْلخَمْرِ، وَ لَعَلَّ اللهَ سَيُنْزِلُ فِيْهَا اَمْرًا، فَمَنْ كَانَ
عِنْدَهُ مِنْهَا شَيْءٌ فَلْيَبِعْهُ وَ لْيَنْتَفِعْ بِهِ، قَالَ: فَمَا
لَبِثْنَا اِلاَّ يَسِيْرًا حَتَّى قَالَ النَّبِيُّ ص: اِنَّ اللهَ تَعَالَى
حَرَّمَ اْلخَمْرَ، فَمَنْ اَدْرَكَتْهُ هذِهِ اْلآيَةُ وَ عِنْدَهُ مِنْهَا شَيْءٌ
فَلاَ يَشْرَبُ وَ لاَ يَبِعْ، قَالَ: فَاسْتَقْبَلَ النَّاسُ بِمَا كَانَ عِنْدَهُ
مِنْهَا فِى طَرِيْقِ اْلمَدِيْنَةِ فَسَفَكُوْهَا. مسلم 3: 1205
Dari
Abu Sa'id Al-Khudriy, ia berkata : Aku mendengar Rasulullah SAW ketika
berkhutbah di Madinah, beliau bersabda, "Hai para manusia, sesungguhnya Allah
Ta’aalaa
menyindir tentang khamr, dan mudah-mudahan Allah akan menurunkan suatu ketentuan
padanya. Oleh karena itu barangsiapa masih mempunyai sedikit dari padanya, maka
hendaklah ia menjualnya dan memanfaatkannya". (Abu Sa'id) berkata : Maka tidak
lama kemudian Nabi SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah Ta’aalaa
telah mengharamkan khamr, maka barangsiapa sampai kepadanya ayat ini [QS.
Al-Maidah : 90], padahal ia masih mempunyai sedikit dari padanya, maka ia tidak
boleh meminumnya, dan jangan menjualnya". (Abu Sa'id) berkata, "Lalu orang-orang
sama menuju ke jalan-jalan di Madinah sambil membawa sisa khamr yang ada
padanya, lalu mereka menuangkannya".
[HR. Muslim juz 3, hal. 1205]
عَنْ اَنَسٍ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: لَعَنَ رَسُوْلُ اللهِ ص فِى اْلخَمْرِ
عَشَرَةً: عَاصِرَهَا وَ مُعْتَصِرَهَا وَ شَارِبَهَا وَ حَامِلَهَا وَ
اْلمَحْمُوْلَةَ اِلَيْهِ وَ سَاقِيَهَا وَ بَائِعَهَا وَ آكِلَ ثَمَنِهَا وَ
اْلمُشْتَرِيَ لَهَا وَ اْلمُشْتَرَاةَ لَهُ. الترمذى 2: 380، رقم: 1313
Dari
Anas bin Malik, ia berkata, "Rasulullah SAW mela’nat tentang khamr sepuluh
golongan : 1. yang memerasnya, 2. Yang minta diperaskannya, 3. yang meminumnya,
4. yang mengantarkannya, 5. yang minta diantarinya, 6. yang menuangkannya, 7.
yang menjualnya, 8. yang makan harganya, 9. yang membelinya, dan 10. yang minta
dibelikannya". [HR. Tirmidzi juz 2, hal.
380, no. 1313]
عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لُعِنَتِ اْلخَمْرُ
عَلَى عَشَرَةِ اَوْجُهٍ: بِعَيْنِهَا وَ عَاصِرِهَا وَ مُعْتَصِرِهَا وَ
بَائِعِهَا وَ مُبْتَاعِهَا وَ حَامِلِهَا وَ اْلمَحْمُوْلَةِ اِلَيْهِ وَ آكِلِ
ثَمَنِهَا وَ شَارِبِهَا وَ سَاقِيْهَا. ابن ماجه 2: 1121، رقم: 3380
Dari
Ibnu 'Umar ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Telah dila’nat khamr atas sepuluh hal :
1. khamr itu sendiri, 2. pemerasnya, 3. yang minta diperaskannya, 4. penjualnya,
5. pembelinya, 6. pengantarnya, 7. pemesannya, 8. yang memakan harganya, 9.
peminumnya, dan 10. yang menuangkannya". [HR. Ibnu Majah juz 2, hal.
1121, no. 3380]
7. Nabi SAW pernah melarang wadah yang biasa
digunakan untuk membuat/ menyimpan khamr, kemudian
membolehkannya.
عَنْ ثُمَامَةَ بْنِ حَزْنٍ الْقُشَيْرِيّ قَالَ: لَقِيتُ عَائِشَةَ
فَسَأَلْتُهَا عَنْ النَّبِيذِ، فَحَدَّثَتْنِي اَنَّ وَفْدَ عَبْدِ الْقَيْسِ
قَدِمُوْا عَلَى النَّبِيّ ص فَسَأَلُوا النَّبِيَّ ص عَنْ النَّبِيْذِ،
فَنَهَاهُمْ اَنْ يَنْتَبِذُوْا فِى الدُّبَّاءِ وَ النَّقِيْرِ وَ اْلمُزَفَّتِ وَ
اْلحَنْتَمِ. مسلم 3: 1579
Dari
Tsumah bin Hazn Al-Qusyairi, ia berkata : Aku bertemu 'Aisyah, lalu aku bertanya
kepadanya tentang membuat minuman, maka beliau menceritakan kepadaku tentang
utusan Abdul Qais yang datang menghadap Nabi SAW, lalu mereka bertanya kepada
beliau tentang (membuat) minuman. Lalu Nabi SAW melarang mereka membuat minuman
di tempat (wadah) dari dubba', naqiir, muzaffat dan hantam. [HR. Muslim juz 3, hal.
1579].
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: نَهَى رَسُوْلُ اللهِ ص عَنْ الدُّبَّاءِ
وَاْلحَنْتَمِ وَ اْلمُزَفَّتِ وَ النَّقِيْرِ. مسلم 3: 1579
Dari
Ibnu Abbas, ia berkata : Rasulullah SAW melarang (minum) minuman yang dibuat
pada dubba', hantam, muzaffat dan naqiir". [HR. Muslim juz 3, hal.
1579]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيّ ص: اَنَّهُ نَهَى عَنِ
الْمُزَفَّتِ وَ الْحَنْتَمِ وَ النَّقِيْرِ، قَالَ: قِيْلَ ِلاَبِى هُرَيْرَةَ:
مَا الْحَنْتَمُ ؟ قَالَ: اَلْجِرَارُ الْخُضْرُ. مسلم 3: 1577
Dari
Abu Hurairah, dari Nabi SAW, bahwasanya beliau melarang (membuat minuman pada)
muzaffat, pada hantam dan pada naqiir. (Perawi) berkata : Abu Hurairah ditanya,
"Apa Hantam itu ?". Ia menjawab, "Guci yang hijau". [HR. Muslim juz 3, hal.
1577].
عَنْ اَبِى سَعِيْدِ اْلخُدْرِيّ اَنَّ وَفْدَ عَبْدِ الْقَيْسِ لَمَّا
اَتَوْا نَبِيَّ اللهِ ص قَالُوْا: يَا نَبِيَّ اللهِ، جَعَلَنَا اللهُ فِدَاءَكَ
مَاذَا يَصْلُحُ لَنَا مِنَ اْلاَشْرِبَةِ ؟ فَقَالَ: لاَ تَشْرَبُوْا فِى
النَّقِيْرِ، قَالُوْا: يَا نَبِيَّ اللهِ، جَعَلَنَا اللهُ فِدَاءَكَ، اَوَ
تَدْرِى مَا النَّقِيْرُ؟ قَالَ: نَعَمْ، اَلْجِذْعُ يُنْقَرُ وَسَطُهُ، وَ لاَ فِى
الدُّبَّاءِ، وَ لاَ فِى الْحَنْتَمَةِ، وَ عَلَيْكُمْ بِالْمُوْكَى. مسلم 1: 50
Dari
Abu Sa'id Al-Khudriy, bahwasanya tamu utusan Abdul Qais ketika datang kepada
Nabiyyallah SAW, mereka bertanya, "Ya Nabiyyallah, semoga Allah menjadikan kami
tebusanmu, apa yang boleh bagi kami dari berbagai minuman ? Nabi SAW menjawab,
"Janganlah kalian minum di wadah naqiir". Lalu mereka bertanya, "Ya Nabiyyallah,
semoga Allah menjadikan kami tebusanmu. Apakah engkau tahu apa naqiir itu ?"
Nabi menjawab, "Ya, batang kurma yang dilubangi pada tengah-tengahnya. Jangan
kalian (minum) pada dubba', jangan (pula) pada guci, dan hendaklah kalian
(minum) dari wadah yang diikat (tertutup)". [HR. Muslim juz 1, hal.
50]
عَنْ زَاذَانَ قَالَ: قُلْتُ ِلابْنِ عُمَرَ: حَدّثْنِى بِمَا نَهَى
عَنْهُ النَّبِيُّ ص مِنَ اْلاَشْرِبَةِ بِلُغَتِكَ وَ فَسّرْهُ لِى بِلُغَتِنَا.
فَاِنَّ لَكُمْ لُغَةً سِوَى لُغَتِنَا. فَقَالَ: نَهَى رَسُوْلُ اللهِ ص عَنِ
اْلحَنْتَمِ، وَ هِيَ اْلجَرَّةُ، وَ عَنِ الدُّبَّاءِ وَ هِيَ اْلقَرْعَةُ، وَ
عَنِ اْلمُزَفَّتِ وَ هُوَ اْلمُقَيَّرُ وَ عَنِ النَّقِيْرِ، وَ هِيَ النَّخْلَةُ
تُنْسَحُ نَسْحًا، وَ تُنْقَرُ نَقْرًا وَ اَمَرَ اَنْ يُنْتَبَذَ فِى
اْلاَسْقِيَةِ. مسلم 3: 1583
Dari
Zadzan, ia berkata : Aku berkata kepada Ibnu Umar, “Ceritakanlah kepadaku dari
minuman yang dilarang oleh Nabi SAW dengan bahasamu dan terangkanlah kepadaku
dengan bahasa kami, karena kalian mempunyai bahasa yang berbeda dengan dengan
bahasa kami. Lalu (Ibnu ‘Umar) berkata, "Rasulullah
SAW melarang (minuman pada) hantam, yaitu guci, dan beliau melarang dari dubba'
yaitu labu (waloh yang dihilangkan isinya), melarang minum pada muzaffat, yaitu
wadah yang diberi teer, melarang (minuman pada) naqiir, yaitu batang kurma yang
dilubangi dan dikerat, dan (Nabi SAW) menyuruh membuat minuman pada
tempat-tempat minuman yang biasa. [HR. Muslim juz 3, hal.
1583].
عَنِ ابْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ اَبِيْهِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص
كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنِ اْلاَشْرِبَةِ فِى ظُرُوْفِ اْلاَدَمِ، فَاشْرَبُوْا فِى
كُلّ وِعَاءٍ غَيْرَ اَنْ لاَ تَشْرَبُوْا مُسْكِرًا. مسلم 3: 1585
Dari
Ibnu Buraidah, dari ayahnya, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Dahulu aku
pernah melarang kalian dari minuman melainkan yang di wadah-wadah kulit yang
disamak. Sekarang minumlah (minuman) di semua wadah minuman, tapi jangan kalian
minum (minuman yang) memabukkan". [HR. Muslim juz 3, hal.
1585]
عَنِ ابْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ اَبِيْهِ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ:
نَهَيْتُكُمْ عَنِ الظُّرُوْفِ وَ اِنَّ الظُرُوْفَ اَوْ ظَرْفًا لاَ يُحِلُّ
شَيْئًا وَ لاَ يُحَرّمُهُ، وَ كُلُّ مُسْكِرٍ حَرَامٌ. مسلم 3: 1585
Dari
Ibnu Buraidah, dari ayahnya, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Aku pernah
melarang kalian dari wadah-wadah (minuman), namun (ketahuilah) sesungguhnya
wadah (itu sendiri) tidak bisa menghalalkan sesuatu dan mengharamkannya, dan
setiap minuman yang memabukkan itulah yang haram". [HR. Muslim juz 3, hal.
1585].
عَنِ ابْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ اَبِيْهِ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: كُنْتُ
نَهَيْتُكُمْ عَنِ اْلاَوْعِيَةِ فَانْتَبِذُوْا فِيْهِ وَ اجْتَنِبُوْا كُلَّ
مُسْكِرٍ. ابن ماجه 2: 1127، رقم: 3405
Dari
Ibnu Buraidah, dari ayahnya, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Dahulu aku melarang kalian
dari beberapa wadhah minuman, maka sekarang buatlah minuman padanya, tetapi
jauhilah setiap minuman yang memabukkan". [HR. Ibnu Majah juz 2, hal.
1127, no. 3405].
Keterangan :
Dubba'
ialah labu (waloh) yang dihilangkan isinya. Hantam atau jarrah ialah guci
(hijau). Naqiir ialah batang (glugu) kurma dilubangi tengahnya, dan muzaffat
atau muqayyar ialah wadah yang diberi teer atau yang diberi cat.
Wadah-wadah tersebut pada
waktu itu biasa digunakan membuat/menyimpan minuman keras. Oleh karena itu
beliau melarangnya menggunakan wadah-wadah tersebut.
Tetapi
setelah orang-orang mengetahui dengan jelas tentang haramnya khamr, maka beliau
membolehkan minum pada wadah apa saja, asalkan bukan minum minuman yang
memabukkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar