Suami adalah pemimpin dan pelindung bagi istrinya, maka
kewajiban suami terhadap istrinya ialah mendidik, mengarahkan serta mengertikan
istri kepada kebenaran. Kemudian memberinya nafqah lahir-bathin, mempergauli
serta menyantuninya dengan baik.
Firman Allah SWT :
اَلرّجَالُ قَوَّامُوْنَ عَلَى النّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ اللهُ
بَعْضَهُمْ عَلى بَعْضٍ وَّ بِمَا اَنْفَقُوْا مِنْ اَمْوَالِهِمْ. النساء:34
Kaum
laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, karena Allah telah melebihkan
sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita) dan karena mereka
(laki-laki) telah menafqahkan sebagian dari harta mereka ....
[QS. An-Nisaa' : 34]
ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْا قُوْآ اَنْفُسَكُمْ وَ اَهْلِيْكُمْ
نَارًا. التحريم:6
Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka.
[QS. At-Tahrim : 6]
وَ أْمُرْ اَهْلَكَ بِالصَّلوةِ وَ اصْطَبِرْ عَلَيْهَا، لاَ نَسْئَلُكَ
رِزْقًا، نَحْنُ نَرْزُقُكَ، وَ اْلعَاقِبَةُ لِلتَّقْوى. طه:132
Dan
perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bershabarlah kamu dalam
mengerjakannya. Kami tidak meminta rezqi kepadamu, Kami lah yang memberi rezqi
kepadamu. Dan akibat (yang baik) adalah bagi orang yang bertaqwa.
[QS. Thaahaa : 132]
وَ عَلَى اْلمَوْلُوْدِ لَه رِزْقُهُنَّ وَ كِسْوَتُهُنَّ
بِاْلمَعْرُوْفِ، لاَ تُكَلَّفُ نَفْسٌ اِلاَّ وُسْعَهَا. البقرة:233
Dan
bagi ayah berkewajiban memberi nafqah dan memberi pakaian kepada ibu (dan
anaknya) dengan cara yang ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut
kesanggupannya.
[QS. Al-Baqarah : 233]
لِيُنْفِقْ ذُوْ سَعَةٍ مّنْ سَعَتِه، وَ مَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُه
فَلْيُنْفِقْ مِمَّا اتيهُ اللهُ، لاَ يُكَلّفُ اللهُ نَفْسًا اِلاَّ مَا اتيهَا،
سَيَجْعَلُ اللهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُّسْرًا. الطلاق:7
Hendaklah
orang yang mampu memberi nafqah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan
rezqinya hendaklah memberi nafqah dari harta yang diberikan Allah kepadanya.
Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah
berikan kepadanya. Allah akan memberikan kelapangan sesudah
kesempitan.
[QS. Ath-Thalaaq : 7]
وَ يَسْئَلُوْنَكَ عَنِ اْلمَحِيْضِ، قُلْ هُوَ اَذًى فَاعْتَزِلُوا
النّسَآءَ فِى اْلمَحِيْضِ، وَ لاَ تَقْرَبُوْهُنَّ حَتّى يَطْهُرْنَ، فَاِذَا
تَطَهَّرْنَ فَأْتُوْهُنَّ مِنْ حَيْثُ اَمَرَكُمُ اللهُ، اِنَّ اللهَ يُحِبُّ
التَّوَّابِيْنَ وَ يُحِبُّ اْلمُتَطَهّرِيْنَ. نِسَآؤُكُمْ حَرْثٌ لَّكُمْ،
فَأْتُوْا حَرْثَكُمْ اَنّى شِئْتُمْ، وَ قَدّمُوْا ِلاَنْفُسِكُمْ، وَ اتَّقُوا
اللهَ وَ اعْلَمُوْآ اَنَّكُمْ مُّلقُوْهُ، وَ بَشّرِ اْلمُؤْمِنِيْنَ. البقرة:222-223
Mereka
bertanya kepadamu tentang haidl. Katakanlah, "Haidl itu adalah kotoran. Oleh
sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita diwaktu haidl, dan
janganlah kamu mendekati mereka sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci,
maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang
yang mensucikan diri". Istri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok
tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok tanammu itu bagaimana saja kamu
kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertaqwalah kepada
Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah khabar
gembira orang-orang yang beriman.
[QS. Al-Baqarah : 222-223]
وَ عَاشِرُوْهُنَّ بِاْلمَعْرُوْفِ، فَاِنْ كَرِهْتُمُوْهُنَّ فَعَسى
اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْئًا وَّ يَجْعَلَ اللهُ فِيْهِ خَيْرًا كَثِيْرًا. النساء:19
Dan
bergaullah dengan mereka secara patut. Dan bila kamu tidak menyukai mereka,
(maka bershabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah
menjadikan padanya kebaikan yang banyak.
[QS. An-Nisaa' : 19]
وَ لَهُنَّ مِثْلُ الَّذِيْ عَلَيْهِنَّ بِاْلمَعْرُوْفِ وَ لِلرّجَالِ
عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ. البقرة:228
Dan
para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang
ma'ruf. Akan tetapi para suami mempunyai satu derajat kelebihan dari pada
istrinya.
[QS. Al-Baqarah : 228]
Dan
sabda Rasulullah SAW :
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَ كُلُّكُمْ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ. َاْلاِمَامُ
رَاعٍ وَ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ. وَ الرَّجُلُ رَاعٍ فِى اَهْلِهِ وَ هُوَ
مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ. وَ اْلمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ فِى بَيْتِ زَوْجِهَا وَ
مَسْئُوْلَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا. وَ اْلخَادِمُ رَاعٍ فِى مَالِ سَيّدِهِ وَ
مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ. وَ كُلُّكُمْ رَاعٍ وَ مَسْئُوْلٌ عَنْ
رَعِيَّتِهِ. البخارى عن ابن عمر 1: 215
Kamu
sekalian adalah pemimpin dan kamu akan ditanya tentang kepemimpinannya. Imam
adalah pemimpin dan akan ditanya tentang kepemimpinannya. Orang laki-laki
(suami) adalah pemimpin dalam keluarganya dan akan ditanya tentang
kepemimpinannya. Istri adalah pemimpin dalam rumah tangga suaminya dan akan
ditanya tentang kepemimpinannya. Pelayan adalah pemimpin dalam menjaga harta
tuannya dan akan ditanya tentang kepemimpinannya. Dan masing-masing dari kamu
sekalian adalah pemimpin dan akan ditanya tentang
kepemimpinannya.
[HR. Bukhari dari Ibnu ‘Umar,
juz 1, hal. 215]
عَنْ حَكِيْمِ بْنِ مُعَاوِيَةَ اْلقُشَيْرِيّ عَنْ اَبِيْهِ قَالَ:
قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَا حَقُّ زَوْجَةِ اَحَدِنَا عَلَيْهِ؟ قَالَ: اَنْ
تُطْعِمَهَا اِذَا طَعِمْتَ وَ تَكْسُوَهَا اِذَا اكْتَسَيْتَ وَ لاَ تَضْرِبِ
اْلوَجْهَ وَ لاَ تُقَبّحْ وَ لاَ تَهْجُرْ اِلاَّ فِى اْلبَيْتِ. ابو داود 2: 244
Dari
Hakim bin Mu'awiyah Al-Qusyairiy, dari bapaknya, ia berkata : Saya bertanya
kepada Rasulullah SAW, "Ya Rasulullah, apa yang menjadi haknya istri atas
suaminya ?". Rasulullah SAW bersabda, "Kamu memberinya makan apabila kamu makan,
kamu memberinya pakaian apabila kamu berpakaian, jangan memukul muka, janganlah
kamu menjelek-jelekkannya dan janganlah kamu meninggalkannya (karena marah)
kecuali di dalam rumah".
[HR. Abu Dawud juz 2, hal. 244]
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ زَمْعَةَ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: لاَ يَجْلِدْ
اَحَدُكُمُ امْرَأَتَهُ جَلْدَ اْلعَبْدِ ثُمَّ يُجَامِعُهَا فِى آخِرِ
اْليَوْمِ. البخارى 6: 153
Dari
'Abdullah bin Zam'ah, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Janganlah seseorang
diantara kamu memukul istrinya sebagaimana memukul budaknya, kemudian
mengumpulinya di malam hari".
[HR. Bukhari juz 6, hal. 153]
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: كَفَى
بِاْلمَرْءِ اِثْمًا اَنْ يُضَيّعَ مَنْ يَقُوْتُ. ابو داود 2: 132
Dari
'Abdullah bin 'Amr, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Cukuplah bagi
seseorang itu berdosa, apabila ia mengabaikan orang yang makan dan minumnya
menjadi tanggungannya".
[HR. Abu Dawud juz 2, hal. 132]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: دِيْنَارٌ
اَنْفَقْتَهُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ، وَ دِيْنَارٌ اَنْفَقْتَهُ فِيْ رَقَبَةٍ، وَ
دِيْنَارٌ تَصَدَّقْتَ بِهِ عَلَى مِسْكِيْنٍ، وَ دِيْنَارٌ اَنْفَقْتَهُ عَلَى
اَهْلِكَ، اَعْظَمُهَا اَجْرًا الَّذِيْ اَنْفَقْتَهُ عَلَى اَهْلِكَ. مسلم 2: 692
Dari
Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Satu dinar kamu infaqkan
fii sabiilillah, satu dinar kamu pergunakan untuk memerdekakan budak, satu dinar
kamu sedeqahkan kepada orang miskin, dan satu dinar yang kamu belanjakan untuk
keluargamu, maka yang paling besar pahalanya ialah yang kamu belanjakan untuk
keluargamu".
[HR. Muslim juz 2, hal. 692]
عَنْ اَبِى مَسْعُوْدٍ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: اِذَا اَنْفَقَ
الرَّجُلُ عَلَى اَهْلِهِ يَحْتَسِبُهَا فَهُوَ لَهُ صَدَقَةٌ. البخارى 1: 20
Dari
Abu Mas'ud, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Apabila seorang laki-laki memberi
belanja kepada keluarganya dengan mengharap pahala dari Allah, maka yang
demikian itu tercatat sebagai sedeqah".
[HR. Bukhari juz 1, hal. 20]
عَنْ حَكِيْمِ بْنِ حِزَامٍ رض عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: اَلْيَدُ
اْلعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ اْليَدِ السُّفْلَى. وَ ابْدَأْ بِمَنْ تَعُوْلُ. وَ خَيْرُ
الصَّدَقَةِ عَنْ ظَهْرِ غِنًى. وَ مَنْ يَسْتَعِفَّ يُعِفَّهُ اللهُ. وَ مَنْ
يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللهُ. البخارى 2: 117
Dari
Hakim bin Hizaam RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Tangan yang di atas itu
lebih baik dari pada tangan yang di bawah. Dahulukanlah dalam pemberianmu kepada
orang yang menjadi tanggunganmu. Sebaik-baik sedeqah ialah yang lebih dari
keperluan. Dan barangsiapa yang berlaku perwira, maka Allah akan memelihara
keperwiraannya dan barangsiapa yang mencukupkan diri, maka Allah akan
mencukupkannya".
[HR. Bukhari juz 2, hal. 117]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ
بِاللهِ وَ اْليَوْمِ اْلآخِرِ فَاِذَا شَهِدَ اَمْرًا فَلْيَتَكَلَّمْ بِخَيْرٍ
اَوْ لِيَسْكُتْ. وَ اسْتَوْصُوْا بِالنّسَاءِ، فَاِنَّ اْلمَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ
ضِلَعٍ، وَ اِنَّ اَعْوَجَ شَيْءٍ فِى الضّلَعِ اَعْلاَهُ، فَاِنْ ذَهَبْتَ
تُقِيْمُهُ كَسَرْتَهُ، وَ اِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ اَعْوَجَ، اِسْتَوْصُوْا
بِالنّسَاءِ خَيْرًا. مسلم 2: 1091
Dari
Abu Hurairah, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Barangsiapa
beriman kepada Allah dan hari akhir, maka apabila menemui sesuatu urusan
hendaklah ia berkata yang baik atau diam. Dan nasehatilah para wanita (para
istri), karena sesungguhnya wanita itu diciptakan dari tulang rusuk. Dan
sesungguhnya sebengkok-bengkok tulang rusuk adalah yang paling atas. Jika kamu
paksa meluruskannya (dengan kekerasan), berarti kamu mematahkannya, dan jika
kamu membiarkannya, maka akan tetap bengkok. Maka nasehatilah para wanita dengan
baik”.
[HR. Muslim juz 2, hal. 1091]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِنَّ
اْلمَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلَعٍ. لَنْ تَسْتَقِيْمَ لَكَ عَلَى طَرِيْقَةٍ.
فَاِنِ اسْتَمْتَعْتَ بِهَا اِسْتَمْتَعْتَ بِهَا وَ بِهَا عِوَجٌ. وَ اِنْ
ذَهَبْتَ تُقِيْمُهَا كَسَرْتَهَا وَ كَسْرُهَا طَلاَقُهَا. مسلم 2: 1091
Dari
Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya wanita itu
diciptakan dari tulang rusuk. Terhadapmu ia tidak bisa berlaku pada jalan yang
lurus. Jika kamu mengambil kesenangan dengannya, niscaya kamu mendapat
kesenangan dengannya dalam keadaan dia bengkok itu, dan jika kamu meluruskannya,
niscaya kamu menyebabkan patahnya. Sedangkan patahnya itu berarti cerainya.
[HR.
Muslim juz 2, hal. 1091]
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ يَبْلُغُ بِهِ النَّبِيَّ ص قَالَ: لَوْ اَنَّ
اَحَدَكُمْ اِذَا اَتَى اَهْلَهُ قَالَ: بِسْمِ اللهِ، اَللّهُمَّ جَنّبْنَا
الشَّيْطَانَ وَ جَنّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا فَقُضِيَ بَيْنَهُمَا وَلَدٌ
لَمْ يَضُرَّهُ. البخارى 1: 45
Dari
Ibnu 'Abbas, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Seandainya seseorang diantara kamu
ketika mendatangi istrinya membaca Bismillaahi, Alloohumma
jannibnasy-syaithoona wa jannibisy-syaithoona maa rozaqtanaa (Dengan nama
Allah, ya Allah, jauhkanlah kami dari syaithan, dan jauhkanlah syaithan dari
rezqi yang Engkau anugerahkan kepada kami), lalu dari hubungan keduanya itu
ditaqdirkan lahirnya anak, maka syaithan tidak akan
membahayakannya".
[HR. Bukhari juz 1, hal. 45]
عَنْ اِيَاسِ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ اَبِى ذُبَابٍ قَالَ: قَالَ
رَسُوْلُ اللهِ ص: لاَ تَضْرِبُوْا اِمَاءَ اللهِ. فَجَاءَ عُمَرُ اِلَى رَسُوْلِ
اللهِ ص فَقَالَ: ذَئِرْنَ النّسَاءُ عَلَى اَزْوَاجِهِنَّ. فَرَخَّصَ فِى
ضَرْبِهِنَّ. فَاَطَافَ بِآلِ رَسُوْلِ اللهِ ص نِسَاءٌ كَثِيْرٌ يَشْكُوْنَ
اَزْوَاجَهُنَّ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَقَدْ طَافَ بِآلِ بَيْتِ مُحَمَّدٍ
نِسَاءٌ كَثِيْرٌ يَشْكُوْنَ اَزْوَاجَهُنَّ لَيْسَ اُولئِكَ
بِخِيَارِكُمْ. ابو داود 2: 245
Dari
Iyas bin 'Abdullah bin Abu
Dzubab
, ia
berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah
kalian memukul kaum wanita ". Kemudian 'Umar datang kepada Rasulullah SAW dan
berkata, "Ya Rasulullah, kini para istri menjadi berani kepada suaminya". Maka
Rasulullah SAW mengizinkan untuk memukul mereka. Tiba-tiba rumah Rasulullah SAW
dikerumuni oleh banyak wanita yang mengadukan kekejaman suami mereka, maka
Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh telah banyak wanita mengelilingi rumah
keluarga Muhammad, mereka mengeluh tentang kekejaman suaminya. Mereka (para
suami yang kejam itu) bukanlah orang-orang yang baik diantara
kalian".
[HR. Abu Dawud juz 2, hal. 245]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لاَ يَفْرَكْ
مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً اِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا آخَرَ اَوْ قَالَ
غَيْرَهُ. مسلم 2: 1091
Dari
Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah seorang mukmin
laki-laki membenci kepada orang mukmin perempuan, jika dia tidak menyukai
sesuatu kelakuannya, pasti ada juga kelakuan lainnya yang
menyenangkan".
[HR. Muslim juz 2, hal. 1091]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَكْمَلُ
اْلمُؤْمِنِيْنَ اِيْمَانًا اَحْسَنُهُمْ خُلُقًا، وَ خِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ
لِنِسَائِهِمْ. الترمذى 2: 315
Dari
Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Orang mukmin yang paling
sempurna imannya adalah yang paling baik diantara mereka akhlaqnya, dan orang
yang paling baik diantara kamu sekalian adalah orang yang paling baik terhadap
istrinya".
[HR. Tirmidzi juz 2, hal. 315]
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ
لاَهْلِهِ وَ اَنَا خَيْرُكُمْ لاَهْلِى. الترمذى 5: 369
Dari
‘Aisyah,
ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik
orang diantara kalian adalah orang yang paling baik terhadap istrinya, dan aku
adalah orang yang paling baik diantara kalian terhadap
istriku”.
[HR. Tirmidzi juz 5, hal. 369]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar